Find Us On Social Media :

Pelan-Pelan Dijerat Agar Mau Akui Israel, Tak Disangka Inilah Tawaran Menggiurkan yang Disodorkan AS Pada Arab Saudi Supaya Mau Berdamai Dengan Israel

By Afif Khoirul M, Senin, 30 November 2020 | 16:12 WIB

(Ilustrasi) Amerika - Israel

Intisari-online.com - Seorang Pejabat AS mengatakan pada Reuters, pada Minggu (29/11), bahwa mereka telah mengatur normalisasi hubungan Israel dengan Arab.

Dalam hal ini pejabat Amerika Jared Kushner mengatur pakta normalisasi untuk bertemu dengan Pangeran Arab Mohammed bin Salman.

Hal itu dilakukan sebelum Presiden terpilih Joe Biden dilantik sebagai presiden AS.

Selain itu hal ini menyusul keberhasilan normalisasi hubungan Israel dengan negara Arab seperti UEA, Bahrain dan Sudan.

Baca Juga: Misi Rahasia Indonesia Sering Sukses Di Tangannya Termasuk Misi Ke Israel Inilah Sosok Jenderal Kopassus yang Dijuluki Raja Intelijen Indonesia

Kemudian, AS berharap bahwa Arab Saudi mau bergabung dengan negara-negara arab lainnya untuk normalisasi hubungan dengan Israel.

Sebuah langkah yang dipandang semakin jauh setelah terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS.

Namun, petinggi Arab Saudi terus mengindikasikan bahwa perdamaian Israel-Palestina harus didahulukan terlebih dahulu.

Menurut Times Of Israel, Arab Saudi dilaporkan menarik diri dari kesepakatan normalisasi karena menunggu kemenangan Joe Biden.

Baca Juga: Ancang-ancang dari Serangan Negeri Kim Jong-un, Begini Kelanjutan Proses Pembuatan Kapal Aegis Jepang Penangkal rudal Korea Utara

Reuters melaporkan pada hari Jumat bahwa alasan lain kesepakatan dengan Riyadh tetap sulit dipahami.

Raja Salman dan penentangannya yang dilaporkan menolak normalisasi dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina, sebuah analisis juga dibuat Kamis oleh sumber senior Israel yang dikutip oleh TV Israel.

Menurut laporan itu, Raja Salman terus keluar dari kesepakatan tentang perjalanan Netanyahu ke kerajaan Arab untuk melakukan pembicaraan dengan putra mahkota.

Pada Jumat malam, Channel 13 Israel melaporkan bahwa Saudi telah mengajukan tiga syarat utama untuk sebuah perjanjian dengan Israel.

Pertama implementasi kesepakatan senjata tingkat lanjut dengan AS, pembersihan nama mereka atas pembunuhan Khashoggi, dan komitmen Israel yang sejati.

Pembunuhan Khashoggi terus membayangi kedudukan internasional Bin Salman, yang rekan-rekannya telah diberi sanksi oleh AS dan Inggris atas dugaan keterlibatan mereka dalam pembunuhan brutal itu.

Putra mahkota membantah memerintahkan pembunuhan itu dan kerajaan telah mengadili setidaknya 11 orang atas pembunuhan itu, beberapa dikatakan dekat dengan pangeran.

Baca Juga: Terjang Perbedaan Usia yang Hampir Capai 43 Tahun Demi Kekayaan 'Dadakan' Kakek Tua Ini, Bukan Kekayaan yang Didapat Malah Pahit yang Diembat, Ini Sebabnya

Kerajaan Arab juga telah memancing untuk kesepakatan senjata baru dengan AS.

Tahun lalu perjanjian 8,1 miliar dollar AS melalui Kongres dan membangkitkan kemarahan anggota parlemen dari kedua belah pihak.

Awal bulan ini, pemerintahan Trump secara resmi memberi tahu Kongres bahwa mereka bermaksud untuk menjual 50 jet tempur siluman F-35 dan senjata lainnya ke Uni Emirat Arab sebagai bagian dari kesepakatan senjata yang lebih luas senilai lebih dari 23 miliar dollar AS.

Mike Pompeo mengatakan dia telah mengizinkan penjualan itu sesuai dengan upaya perdamaian Timur Tengah pemerintah, dan secara langsung mengikat penjualan senjata dengan keputusan UEA untuk menormalkan hubungan dengan Israel.

Kesepakatan senjata itu kontroversial di Israel dan para pejabat sebelumnya telah menyatakan beberapa kekhawatiran tentang penjualan F-35.

Karena hal itu dapat mempengaruhi keseimbangan kekuatan militer di wilayah tersebut dan Netanyahu telah membantah bahwa dia memberikan persetujuan untuk penjualan tersebut sebagai bagian dari perjanjian dengan UEA.

Ini telah dipertanyakan secara terbuka oleh Gantz dan langsung dibantah oleh anggota partai oposisi.

Baca Juga: PBB Sampai Angkat Tangan, Usai Merdeka dari Indonesia Banyak Rakyat Timor Leste Main Bunuh-Bunuhan Gara-Gara 'Ilmu Sihir', Banyak Rakyat Timor Leste Dituduh Gunakan Santet Untuk Hal Ini

Tetapi Israel yakin Arab Saudi dan Qatar tertarik pada kesepakatan senjata serupa dengan AS.

Presiden Donald Trump telah berulang kali meramalkan bahwa Arab Saudi dan hingga sembilan negara lainnya bersiap untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, menyusul UEA, Bahrain dan Sudan.

Bahrain yang menormalisasi hubungan menunjukkan setidaknya persetujuan Saudi terhadap gagasan itu, karena kerajaan pulau itu bergantung pada Riyadh.

Arab Saudi juga telah menyetujui penerbangan antara Israel dan negara-negara Teluk yang baru melewati wilayahnya.

Israel telah lama memiliki hubungan klandestin dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab yang telah menguat dalam beberapa tahun terakhir, karena mereka telah menghadapi ancaman bersama di Iran.