Bisa Musnahkan Kota-kota di Amerika Jika Perang Nuklir Pecah, Intip Senjata Dahsyat Baru Milik Rusia, Putin Langsung Jumawa, 'Benar-benar Tak Tertandingi' di Dunia'

Mentari DP

Penulis

Rudal baru Rusia dilaporkan bisa digunakan untuk menghancurkan di kota-kota Amerika Serikat (AS) jika terjadi perang nuklir.

Intisari-Online.com - Rusia benar-benar memegang ucapannya untuk menjadi negara dengan militer terkuat di dunia.

Dilaporkan, Rusia telah berhasil menguji rudal baru yang mampu menghancurkan satelit Barat.

Bahkan rudal itu dilaporkan bisa digunakan untuk menghancurkandi kota-kota Amerika Serikat (AS) jika terjadi perang nuklir.

AS memperingatkan bahwa rudal pertama yang diuji akan mampu menghancurkan satelit Barat di orbit bumi yang rendah.

Baca Juga: Ditangkap KPK dan Jadi Tersangka,Ternyata Kekayaan Edhy Prabowo Ditaksir Capai Rp7,4 Miliar

Sementara itu, Rusia hari ini mengklaim peluncuran uji coba rudal Zirkon hipersonik 6.000 mph yang berhasil.

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Jumat (27/11/2020), senjata dahsyat itu telah diidentifikasi oleh TV yang dikendalikan pemerintah Moskow sebagai senjata pilihan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tujuan Putin jelas. Yaitu untuk memusnahkan kota-kota Amerika jika terjadi perang nuklir.

Dia menyebut Mach 8 Zircon - atau Tsirkon - 'benar-benar tak tertandingi di dunia'.

Baca Juga: Dikira Menyerah dari China Karena Tinggalkan Perbatasan, Tiba-tiba Militer India Siap Gelar Uji Coba dengan Kapal Baru Rusia, Lokasi Ini yang Mereka Incar

Dari tes pertama, video baru telah dirilis dari perusak satelit potensial oleh Kementerian Pertahanan Rusia yang menunjukkan rudal pertama yang 'dirancang untuk melindungi dari serangan udara dan luar angkasa'.

Peluncuran dilakukan di lapangan pengujian Sary-Shagan di Kazakhstan.

"Rudal baru telah dengan andal mengkonfirmasi karakteristiknya dalam serangkaian tes," kata Andrey Dyomin, komandan pasukan pertahanan udara dan rudal pertama pasukan kedirgantaraan Rusia.

Namun, tidak ada detail yang diberikan tentang kinerja tepat rudal dalam pengujian tersebut, atau targetnya, dan senjata itu tetap dirahasiakan.

Komandan Komando Luar Angkasa Amerika Serikat John Raymond mengatakan pada bulan April bahwa rudal pencegat luar angkasa Rusia tersebut menimbulkan tantangan bagi kepentingan AS di dekat ruang angkasa.

Raymond mengklaim bahwa sistem Rusia ini mampu menghancurkan satelit di orbit Bumi yang rendah.

"Ancaman terhadap sistem luar angkasa AS dan sekutu mereka adalah nyata, serius dan meningkat," dia memperingatkan.

Rusia diketahui sedang mengembangkan rudal pencegat ekstraterestrial jarak jauh bergerak bernama 14Ts033 Nudol.

14Ts033 dua tahap dapat digunakan pada sistem pertahanan rudal A-235 baru, yang sedang dikembangkan untuk melindungi wilayah udara Moskow.

A-234 dapat mencapai kecepatan Mach 12, dengan jangkauan 620 mil, kata para ahli.

Rudal tersebut dimaksudkan untuk menghancurkan hulu ledak rudal balistik antarbenua dan pesawat ruang angkasa di orbit Bumi yang rendah.

Baca Juga: Tragis, Hanya 20 Menit Telat Dijemput Ibunya, Anak Usia 7 Tahun Ini Ditemukan Tak Bernyawa di Dalam Kantong Plastik, 'Ada Bekas-bekas Penyiksaan'

"Amerika Serikat siap dan berkomitmen untuk mencegah agresi dan membela bangsa, sekutu kita, dan kepentingan AS dari tindakan bermusuhan di luar angkasa," ucapJenderal Raymond.

Sementara itu, rudal Zirkon diluncurkan dari Laut Putih dan 'berhasil' mencapai target di Laut Barents setelah penerbangan sejauh 279 mil, kata kementerian pertahanan Rusia.

Rekaman menunjukkan bagaimana Zirkon ditembakkan dari fregat Admiral Gorshkov dalam kegelapan.

Peluncuran uji coba rudal sebelumnya dilakukan pada awal Oktober 2020 dan dipandang sebagai hadiah ulang tahun ke-68 untuk Putin.

Kebocoran radiasi selama kecelakaan militer yang menewaskan dua orang dan melukai enam lainnya tahun lalu dianggap melibatkan uji coba rudal tersebut.

Tingkat radiasi sementara melonjak 20 kali lipat di atas tingkat normal di Severodvinsk, sebuah kota yang terletak sekitar 18 mil dari lokasi pengujian senjata di Nyonoksa (Nenoksa), menurut Greenpeace mengutip Kementerian Darurat Rusia.

Putin hari ini mengunjungi pabrik di kota tertutup Sarov tempat para korban berasal.

Rudal jelajah hipersonik dirancang untuk digunakan melawan kapal atau target darat, dan mulai diproduksi pada tahun 2021.

Lalu akan mulai beroperasi pada tahun berikutnya.

Baca Juga: Miss V Anda Terasa Gatal-gatal? Jangan Digaruk, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Artikel Terkait