Penelitian itu menilai tingkat "kepatuhan oleh anggota G20" dengan menghitung 19 komitmen prioritas yang dipilih dengan cermat dari total 128 komitmen yang dibuat pada pertemuan di Osaka.
Melihat periode antara 30 Juni 2019 dan 10 Oktober 2020, tim peneliti menemukan tingkat kepatuhan tertinggi, yaitu Uni Eropa berada pada komitmen 100 persen, diikuti oleh Jerman (94 persen), Kanada (89 persen) Australia dan Inggris (keduanya 87 persen).
Indonesia berada di peringkat terbawah
Indonesia berada di peringkat terakhir dengan tingkat komitmen 66 persen, sedangkan Arika Selatan kedua terbawah dengan nilai 68 persen.
Arab Saudi yang saat ini menjabat kursi kepresidenan G20, mencapai nilai 71 persen.
Di antara komitmen yang paling sering dilaksanakan selama setahun terakhir adalah peningkatan kesiapsiagaan kesehatan masyarakat, peluang kerja bagi kaum muda, pembiayaan pembangunan berkelanjutan dan upaya penanggulangan perubahan iklim.
Selain itu, yang juga menjadi prioritas utama adalah investasi dalam sumber daya manusia, investasi infrastruktur dan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia WTO.
Penelitian G20 Research Group dari Universitas Toronto juga menemukan bahwa komitmen perdagangan di pasar terbuka, serta komitmen untuk menghindari dan mengurangi sampah plastik dan mikroplastik di laut, berada pada posisi terakhir di antara prioritas negara-negara G20.
Baca Juga: Tempat Pembuangan Sampah di Timor Leste, Dulu Jadi Alasan Merdeka, Kini Jadi Lokasi Tur