Dulu Dipuji Tanpa Lockdown Bisa Tahan Penyebaran Virus Corona, Kini Jepang Catatkan Lebih dari 2.000 Kasus Baru, Ratusan Pasien Banyak Alami Gejala Serius Ini

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Pandemi virus corona (Covid-19) menyerang seluruh negara tanpa terkecuali.

Termasuk Jepang.

Walau tidak menerapkan kebijakan lockdown, pemerintah Jepang dinilai baik dalam menangani penyebaran virus corona.

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memuji kurangnya kasus di sana dan tingginya angka tes swab.

Baca Juga: Viral Foto Mobil Pejabat Parkir di Bahu Jalan dan Kasih Atap:Jangan Seenaknya, Ingat Pemilik Mobil Wajib Punya Garasi, Ini Aturannya

Hanya saja, Jepang dilaporkan mengalami gelombang kedua pandemi. Dan jumlah kasus positifnya melonjak tajam.

Jepang melaporkan lebih dari 2.000 kasus virus corona pada Rabu (18/11/2020) untuk pertama kalinya sejak wabah melanda negara itu.

Dikutip dari Japan Times, Rabu (18/11/2020), para ahli mengatakan bahwa catatan tersebut bisa menjadi gelombang ketiga pandemi di "Negeri Sakura".

Sebelum Rabu, rekor kasus harian virus corona di Jepang dilaporkan mencapai 1.737 selama tiga hari berturut-turut hingga Sabtu (14/11/2020).

Baca Juga: Bikin 1 Dunia Panik, Dewan Nuklir PBB Laporkan Iran MulaiMasukkan Gas Uranium ke Pabrik Bawah Tanahnya Secara Tiba-tiba, Mau Mulai Perang Nuklir?

Kemudian, terjadi penambahan kasus dan angkanya melonjak pada Rabu dengan 2.195 kasus.

Meningkatkan level kewaspadaan

Tokyo mencatat 493 kasus baru Covid-19, di mana pemerintah setempat berencana untuk meningkatkan kewaspadaan ke tingkat tertinggi di tengah kebangkitan virus.

Adapun jumlah itu melebihi rekor tertinggi sebelumnya yang tercatat pada 1 Agustus dengan 472 kasus baru di Tokyo.

Berdasarkan kelompok usia, kasus terbanyak adalah orang berusia 20-an sebanyak 123 kasus, diikuti 92 kasus di usia 30-an, dan 89 kasus di usia 40-an.

Jumlah itu merupakan hasil dari 1.292 tes yang dilakukan pada 15 November.

Berdasarkan analisis situasi oleh panel ahli, Jepang diperkirakan akan mengumumkan peningkatan peringatan darurat pada Kamis (19/11/2020).

Sebelumnya pemerintah Tokyo telah menurunkan peringatan dari level tertinggi ke level saat ini pada 10 September lalu.

Hingga kini, Tokyo telah menyaksikan lebih dari 35.000 kasus infeksi virus corona.

Dalam sepekan hingga Selasa (17/11/2020), jumlah rata-rata harian infeksi baru mencapai 309,9, mendekati level yang terlihat pada awal Agustus ketika Tokyo dilanda puncak kasus harian sebanyak 472.

Baca Juga: Kerja Senyap CIA-Mossad di Balik Pelacakan dan Pembunuhan Orang Nomor 2 Al-Qaeda, AS Makin Leluasa Serang Fasilitas Nuklir Iran?

Gejala serius

Menurut data dari pemerintah daerah, di antara mereka telah dirawat di rumah sakit, sementara 39 mengalami gejala serius.

Sementara itu, Hokkaido yang melaporkan 233 kasus telah meminta warga Sapporo untuk tinggal di rumah setelah Covid-19 menginfeksi wilayah itu selama berhari-hari.

Prefektur lain yang melaporkan angka infeksi yang tinggi antara lain Osaka dengan 273, Kanagawa dengan 226, Aichi dengan 141, Saitama dengan 126, Hyogo dengan 103, Shizuoka dengan 87, Chiba dengan 66, Okinawa dengan 41, dan Ibaraki dengan 39.

Hingga saat ini, total infeksi virus corona di Jepang mencapai 120.815 kasus, 1.913 dinyatakan meninggal, dan 105.697 telah sembuh.

(Dandy Bayu Bramasta)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Saat Jepang Catatkan Lebih dari 2.000 Kasus Baru Covid-19 untuk Pertama Kalinya...")

Baca Juga: AsyikHancurkan Pangkalan Militer Iran, Israel Malah Temukan 'Situs Militer' Rahasia Sang Musuh, Lokasinya Benar-benar Tak Terlacak, 'Ada Berbagai Bahan Peledak di Sekitarnya'

Artikel Terkait