Tak Mau Rugi Bandar Puluhan Tahun Kembangkan Senjata Nuklir Tanpa Digunakan, China Ancam Akan Gunakan Senjata Nuklirnya Jika Ada Negara yang Lakukan Hal Ini Padanya

Afif Khoirul M

Penulis

China pertimbangkan akan gunakan senjata nuklirnya, jika ada negara yang berani menyerangnya duluan.

Intisari-online.com - Jangan macam-macam dengan China! mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan hal ini.

China dikabarkan akan pertimbangkan gunakan senjata nuklirnya untuk pertahanan dan serangan.

Menurut 24h.com.vn, pada Rabu (18/11/20), Selama 20 tahun terakhir, China terus memperluas jaringan pertahanannya.

Termasuk menciptakan jaringan senjata nuklir, di laut, darat, dan udara.

Baca Juga: China Rilis 'Panduan' Perang bagi Militernya: 'Adakah Negara Barat yang Berpikir Mampu Menekan China Agar Menyerah? Tidak Sama Sekali'

Oleh sebab itu, China berencana akan menggunakan senjata nuklirnya untuk melakukan serangan.

China pertimbangkan akan gunakan senjata nuklirnya, jika ada negara yang berani menyerangnya duluan.

Hal itu diungkapkan oleh seorang mantan kolonel tentara China.

Manurut SCMP, orang tersebut adalah Wang Xingsui, mantan kolonel yang kini menjadi profesor di Universitas Beihang di Beijing.

Baca Juga: Tampang Pas-Pasan Kaya Pun Tidak, Gadis Belia Usia 13 Tahun Ini Mau Saja Dinikahi Pria 48 Tahun, Rupanya Sang Suami Berjanji Tak Akan Setubuhi Istri Mudanya Karena Alasan Ini

Dia mengatakan, bahwa jaringan pertahanan, termasuk sistem terowongan padat untuk pengangkutan dan penyimpanan rudal, tidak dapat berhenti.

Bahkan China terus melakukan moderninasi dan meningkatkannya.

Wang berkata bahwa China selalu waspada bahkan dengan skenario terburuk.

"Serangan nuklir pertama terhadap China selalu menjadi pilihan militer di AS," kata Wang.

"Tapi opsi ini menjadi semakin jauh karena kemajuan China dalam 20 tahun terakhir," imbuhnya.

"Amerika berpikir bahwa paling banyak hanya satu rudal nuklir China yang akan bertahan dari serangan pendahuluan mereka dan hanya satu yang dapat mencapai daratan Amerika," kata Wang.

"Itu adalah pemikiran yang salah," imbuhnya.

China telah mengambil langkah-langkah yang tepat selama bertahun-tahun, kata Wang, untuk memastikan kemampuan menanggapi serangan nuklir.

Baca Juga: Masuk Papan Atas Militer Paling Kaya di Dunia, Kekuatan Militer Negara Ini Justru Kalah dari Indonesia, Anggaran Pertahanan Indonesia Hanya 'Seujung Jari' Miliknya

Selain jaringan terowongan rudal balistik yang padat, China juga telah mengembangkan rudal presisi tinggi, memperluas "benteng bawah air" untuk menjadi platform bagi kapal selam nuklir yang dilengkapi dengan rudal balistik.

"Persiapan semacam itu telah membatasi dalam konflik AS-China bahwa salah satu pihak tidak akan dapat melakukan serangan destruktif di pihak lain," kata Wang.

Selain AS dan Rusia yang menerapkan doktrin militer ofensif pencegahan, China masih mempertahankan strategi "tidak ada serangan nuklir dulu".

Tetapi Chian tak segan akan melancarkan serangan, jika ada yang menyerangnya terlebih dahulu.

China saat ini memiliki sekitar 200-300 hulu ledak, sedangkan AS dan Rusia memiliki 4.000 hulu ledak.

Pada 2018, media pemerintah China menyebut "Tembok Besar Bawah Tanah" sepanjang 5,00 km yang membentang di seluruh negeri.

Berfungsi untuk melindungi, menyembunyikan, dan berfungsi sebagai tempat serangan pasukan rudal strategis.

Dalam video tersebut, rudal balistik antarbenua (ICBM) dipasang di kendaraan peluncur oleh tentara China dan bergerak melalui terowongan.

Baca Juga: Pantas Saja Baru Disenggol Dikit Langsung Mencak-Mencak, Ternyata Selama Ini China Sudah Keruk Kekayaan Laut di Laut China Selatan, Meski Jelas-Jelas Tindakannya Ilegal

Kekuatan kapal selam nuklir China masih terbatas, tetapi pada dasarnya mampu melakukan serangan dan pencegahan jarak jauh.

Sejak 2015, kapal selam nuklir yang dilengkapi dengan rudal balistik China telah membawa rudal JL-2 dalam misi patroli.

JL-2 memiliki jangkauan 7.400 km dan generasi rudal JL-3 yang sedang dikembangkan oleh China memiliki jangkauan yang diperpanjang hingga 12.000 km.

Kapal selam China hanya perlu mempertahankan keberadaannya di wilayah pesisir untuk menampilkan benua Amerika.

Artikel Terkait