Penulis
Intisari-Online.com - Bagi pemeluk tiga agama yakni Islam, Nasrani dan Yahudi, Nabi Sulaiman punya tempat tersendiri.
Kitab suci ketiga agama tersebut sama-sama meyakini keberadaan Sulaiman di masa lalu sebagai Nabi dan raja yang konon disegani oleh semua makhluk hidup.
Tak hanya manusia bahkan binatang, tumbuhan, dan angin pun tunduk kepadanya. Semua ini, tercantum dalam kitab suci.
Selain itu meski sudah beratus tahun lamanya nama tersebut mungkin masih menyisakan tanda tanya besar.
Di mana sebagian orang meyakini harta Sulaiman masih ada dan disembunyikan di suatu tempat seperti harta karun.
Bahkan ini tercatat dalam sebuah kitab suci bernama Tawarikh II, yang di dalamnya tertulis:
"Sekarang berat emas yang datang ke Salomon dalam satu tahun adalah enam ratus tiga puluh dan enam talenta emas, / Selain itu ia memiliki pedagang, dan dari pedagang perdagangan rempah-rempah, dan dari semua raja-raja Arab, dan dari para gubernur negara."
Selain itu tercatat pula bahwa :
"Raja Salomo membuat dua ratus sasaran emas yang dipatahkan: enam ratus syikal emas pergi ke satu sasaran. \/ Dan dia membuat tiga ratus tameng dari emas yang dipukuli; tiga pound emas pergi ke satu perisai: dan raja menempatkan mereka di rumah hutan Lebanon. / Selain itu, raja membuat takhta besar dari gading, dan melapisinya dengan emas terbaik.… / Dan semua bejana minuman raja Salomo adalah emas, dan semua bejana rumah hutan Libanon adalah dari emas murni; tidak ada yang perak: itu tidak ada yang dicatat pada zaman Salomo…. / Jadi Raja Salomo melebihi semua raja di bumi untuk kekayaan dan kebijaksanaan."
Kekayaan Nabi Sulaiman telah membuat banyak orang percaya bahwa ada harta karun besar yang disembunyikan di suatu tempat, dan menunggu untuk ditemukan.
Namun, apakah isi dari 'harta' ini agak tidak pasti, dan dapat berkisar antara benda-benda emas dan perak hingga Ark yang lama didambakan Perjanjian.
Dalam sebuah teks Ibrani yang disebut 'Risalah Vessel', yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sekitar beberapa tahun yang lalu, 'harta' Salomon meliputi Tabut Perjanjian, Tabernakel, alat musik emas, dan jubah imam besar.
Objek lain yang mungkin dari 'Harta Karun Sulaiman' dapat ditemukan dalam banyak legenda yang menyelimuti kisah dari raja ini.
Salah satu legenda seperti itu berbicara tentang Sulaiman yang memiliki cincin meterai di mana nama Allah diukir.
Dengan cincin ajaib ini, Sulaiman mampu memerintahkan iblis untuk menjalankan perintahnya.
Lalu banyak dugaan dimana beberapa peninggalan dan jejak Sulaiman ada di Yerusalem hal ini dilihat dari dinding yang dibangunnya di sekitar Yerusalem.
Baca Juga: Kominfo Telah Siapkan Tiga Langkah Strategis Demi Tingkatkan Pemanfaatan Teknologi AI
Dekorasi batu dalam bentuk dua Bintang Daud yang saling bertautan yang dikenal oleh umat Muslim dan orang Yahudi sebagai Khatam Suleiman.
Selain itu diyakini dinding tersebut berfungsi untuk melindungi kota dari roh jahat.
Simbol ini telah dikaitkan dengan kekuatan supranatural dan perlindungan sejak zaman kuno.
Lalu benda yang paling dicari selain hartanya adalah peninggalannya seperti kuil suci yang menurut rumor kini tengah diincar oleh bangsa Israel dan daiyakini tersembunyi dibawah masjid Al Aqsha yang hingga kini kebenarannya tidak dapat dipastikan.
Dalam literatur kuno Temple of Solomon atau Kuil Sulaiman yang dikenal dengan Haikal Sulaiman juga masih menjadi misteri meski umat Yahudi meyakini keberadannya di bawah masjid Al-Aqsha.
Selumnya pendapat tersebut sudah mendapat banyak bantahan salah satunya dari Israel Finkelstein arkeolog dari universitas Tel Aviv yang tak meyakini keberadaannya disana.
Keberadaan Asli Masjid Al Aqsa Itu Sendiri
Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam, tidak terletak di Temple Mount di Yerusalem, demikian klaim pengacara dan jurnalis Saudi Osama Yamani.
Dalam sebuah artikel di outlet berita Saudi Okaz , Yamani mengklaim bahwa masjid tersebut sebenarnya terletak di Al Ju'ranah, dekat Mekah di Arab Saudi.
Yamani menulis bahwa kebingungan antara kedua situs tersebut berasal dari fakta bahwa banyak buku sejarah menyatakan bahwa Al-Aqsa terletak di Yerusalem.
"Yerusalem bukanlah Al-Aqsa, yang tidak disebutkan dalam misi yang diberikan Allah kepada Muhammad dan para khalifah."
"Demikian pula, Yerusalem adalah kota, dan Al-Aqsa adalah masjid ," katanya.
Yamani menambahkan bahwa semula umat Islam tidak menghadap ke arah Al-Aqsa saat salat.
Yamani mendukung argumennya dengan fakta sejarah, seperti khalifah kelima dari dinasti Umayyah, Abd al-Malik, membangun Kubah Batu pada tahun 691 M.
Al-Malak membangun kubah tersebut sembilan tahun setelah Abd Allah Ibn al-Zubayr memberontak dan menghalangi warga sekitar untuk menunaikan kewajiban haji ke Mekkah.
"Pada tahap itu, dia mengubah arah salat menuju Yerusalem," kata Yamani, mengacu pada al-Malik.
Yamani menjelaskan bahwa "Ada cerita yang dipengaruhi oleh pertimbangan politik yang melayani tujuan waktu itu, dan terkadang klaim dibuat bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan keyakinan atau mengikuti perintah agama."
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari