Find Us On Social Media :

Makin Canggih Saja, Korea Utara Klaim Telah Jalankan Sistem Data Maritim Berbasis Satelit, Kim Jong Un Mengeksplor Kemampuan Antariksa!

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 13 November 2020 | 10:03 WIB

(ilustrasi) Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Keraguan memang kerap mendatangi klaim keberhasilan yang dllakukan Korea Utara, mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh negara tertutup tersebut.

Bahkan, upaya pengembangan antariksa yang dicanangkan Kim Jong Un sejak lama ini dianggap sebagai kedok untuk menguji rudal balistik antarbenua.

'Mampu Menyerang Amerika Serikat,' Kim Jong-un Diperkirakan Punya 60 Hulu Ledak Nuklir, Posisi Korsel-Jepang-China Terancam

Menurut perkiraan lembaga penelitian yang berafiliasi dengan Universitas Pertahanan Nasional AS baru-baru ini, Korea Utara diyakini memiliki sekitar 60 hulu ledak nuklir yang dapat mengancam stabilitas regional.

Melansir Yonhap, Institute for National Strategic Studies mengatakan dalam laporan Kajian Strategis 2020 bahwa Korut diasumsikan memiliki sekitar 15 hingga 60 hulu ledak nuklir dan sekitar 650 rudal balistik yang mampu mengancam kota-kota di Korea Selatan, Jepang dan China timur.

"Melalui pengembangan senjata pemusnah massal, penggunaan senjata kimia, dan sikap agresif pasukan konvensionalnya, DPRK (Korut) mengancam stabilitas regional dan norma-norma global," demikian bunyi laporan itu.

"Korut juga telah menguji rudal balistik antarbenua yang mampu menyerang Amerika Serikat," tambahnya seperti yang dilansir Yonhap.

Baca Juga: Waduh Gawat, Hubungan Korut-AS Diprediksi Memburuk Pasca Joe Biden Menang, Korea Utara Bisa Lakukan Uji Nuklir Menjelang Pelantikan, Ini Sinyalnya

Laporan tersebut menunjukkan sekitar 1,2 juta tentara Korut dikerahkan ke baris terdepan Zona Demiliterisasi dalam posisi ofensif dan terus menimbulkan ancaman konvensional bagi Korea Selatan dan Jepang.

Menurut laporan itu, Pyongyang telah terlibat dalam penjualan dan transfer teknologi militer dengan Iran, sehingga membantu memajukan program rudal balistiknya.

"Pemalsuan mata uang dan perdagangan narkotika telah membantu rezim menghasilkan dana dan mengimbangi dampak sanksi," katanya.

Diperkirakan Pyongyang sudah mengedarkan mata uang palsu AS dengan nilai tahunan sebesar US$ 1,25 juta hingga US$ 250 juta.

Baca Juga: 8 Helikopter dan Puluhan Kendaraan serta Peralatan Didatangkan Bersamaan dengan 400 Tentara ke Armenia, Ada Apa?