Find Us On Social Media :

Orang Palestina yang 'Sekarat' Dipenjara oleh Israel Lebih dari 100 Hari, Banyak Tahanan yang Ungkap Kekerasaan dan Penyiksaan dalam Penjara

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 7 November 2020 | 16:36 WIB

Maher al-Akhras

Maher dipindahkan kembali ke bagian medis dekat penjara Ramla tetapi mahkamah agung Israel memerintahkan dia untuk dikembalikan ke Kaplan.

Maher telah ditangkap beberapa kali oleh Israel di masa lalu.

Pengacara Maher telah mengajukan banding beberapa kali agar dia dibebaskan lebih awal atau dipindahkan ke rumah sakit Palestina tetapi tidak berhasil.

"Israel sedang melakukan, dan akan terus melakukan, semua yang bisa dilakukan untuk memastikan kesehatan al-Akhras," kata kementerian luar negeri Israel pada hari Jumat.

Baca Juga: Menteri Israel Memperingatkan Perang Jika Joe Biden Menang Pemilu, Sementara Menteri Israel Lainnya Berkata Bahwa Biden 'Teman Sejati Israel,' Apa Maksudnya?

"Namun, perlu dicatat bahwa mogok makan digunakan sebagai alat politik oleh teroris dan organisasi teroris."

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh telah menuntut pembebasannya segera, sementara warga Palestina dan warga Palestina di Israel telah mengadakan demonstrasi untuk mendukungnya.

Kebijakan penahanan administratif Israel, yang diwarisi dari mandat Inggris di Palestina, memungkinkan penahanan tahanan tanpa biaya untuk periode yang dapat diperpanjang hingga enam bulan setiap kali.

Israel mengatakan prosedur itu memungkinkan pihak berwenang menahan tersangka dan mencegah serangan sambil terus mengumpulkan bukti, tetapi para kritikus dan kelompok hak asasi mengatakan sistem itu disalahgunakan.

Baca Juga: 'Tuhan Tolong Kami,' Ucap Perdana Menteri Palestina, Jika Trump Menang Pemilu, Bencana Akan Melanda Dunia?