Presiden Duterte telah mengeraskan pendiriannya terhadap China, bergerak lebih dekat ke AS.
Amerika juga meningkatkan kritiknya terhadap tindakan China di perairan yang disengketakan.
AS telah mengirim kapal perang melalui perairan sengketa yang telah berulang kali dikutuk Beijing.
China telah mengklaim sebagian besar Laut China Selatan sebagai miliknya yang telah memicu perselisihan selama bertahun-tahun.
Bulan lalu, sebuah kapal induk Angkatan Laut AS melakukan latihan di perairan meski ketegangan meningkat.
Kapal tersebut melakukan perjalanan melalui Selat Malaka sebelum memasuki Laut China Selatan untuk melakukan pelatihan.
Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Laut AS mengatakan kelompok penyerang melakukan latihan serangan maritim dan pelatihan taktis terkoordinasi.
Angkatan Laut AS mengatakan bahwa latihan diselesaikan untuk "membangun dan memelihara kesiapan berperang yang bertanggung jawab, fleksibel, dan menghormati komitmen jangka panjang untuk perjanjian pertahanan bersama dengan sekutu dan mitra regional".