Find Us On Social Media :

Negaranya 'Membara', Kini dengan Tali dan Senjata Kayu, Ratusan Diaspora Pulang ke Armenia Berlatih Perang: Bersiap untuk Sesuatu yang Penting

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 1 November 2020 | 12:51 WIB

Armenia dan Azerbaijan kerahkan artileri berat di pertempuran terbaru

Azerbaijan menolak langkah apa pun untuk membiarkan orang-orang Armenia memegang kendali di Nagorno-Karabakh.

Sementara, Armenia menganggap wilayah itu sebagai bagian dari tanah air bersejarahnya dan mengatakan penduduk di sana membutuhkan perlindungannya.

Asatryan pindah ke Jerman 7 tahun lalu sebagai pelajar, menghindari wajib militer.

Dia tidak pernah bertugas di ketentaraan atau tidak memegang senjata sebelumnya dan mengatakan dia tidak bisa memberitahu atasannya bahwa dia akan pulang untuk berperang "Bos saya di Jerman tidak akan memahami orang yang ingin berperang," katanya.

Baca Juga: Tak Disangka, Gadis Cantik dan Pendiam Ini Ternyata Gemar Menculik Pria, Lalu Membius dan Memperkosanya, Tapi Salah Satu Korban Malah Katakan Hal Mengejutkan Ini

“Namun, saya tahu bahwa kami, orang-orang Armenia, tidak akan bertahan selama berabad-abad tanpa memahami bahwa setiap orang harus berjuang untuk tanah airnya,” ujarnya.

Asatryan adalah salah satu dari ratusan relawan dari Argentina dan Amerika Serikat yang telah bergabung dengan VOMA Survival School dalam beberapa pekan terakhir.

Pendirinya, Vova Vartanov, yang bertempur dalam perang 1991-1994 di Nagorno-Karabakh, di mana sekitar 30.000 orang tewas.

Dia telah kembali ke garis depan sebagai pemimpin batalion sukarelawan saat perang meledak lagi di tanah airnya pada 27 September.

Baca Juga: Cukup Berkumur dengan Air Garam Tiap Hari, 7 Hal Ajaib Ini Akan Langsung Terjadi dalam Tubuh, Tak Ada Salahnya Dicoba!