Find Us On Social Media :

Lewat 'Diplomasi Vaksin', China Pastikan Menang Telak di Asia Tenggara, Apalagi Bantuan AS Hanya Seperti Setetes Air di Lautan

By Tatik Ariyani, Sabtu, 31 Oktober 2020 | 15:47 WIB

Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping di sela acara KTT G20 pada Jumat (28/6/2019) malam.

Di sisi lain, AS tampak seperti mitra kesehatan masyarakat yang kurang dapat diandalkan.

Amerika sekarang menghadapi gelombang kedua infeksi, dengan kasus baru mencapai rekor harian 88.521 pada hari Kamis.

Perjuangan keras Amerika untuk memberlakukan lockdown yang efektif dan mengamati langkah-langkah dasar jarak sosial telah menyebabkan reputasinya rusak.

Para pemimpin Asia Tenggara, termasuk Rodrigo Duterte dari Filipina dan Joko Widodo dari Indonesia, sama-sama mengandalkan kedatangan awal vaksin China untuk meringankan krisis kesehatan dan ekonomi negara.

Dalam banyak kesempatan, presiden Filipina mengutip China (bersama dengan Rusia) sebagai kemungkinan sumber utama vaksin negaranya, dengan pengiriman diperkirakan akan tiba sebelum akhir tahun.

Pada saat yang sama, dia mengkritik negara-negara Barat karena dianggap kurang bertindak dan kurang dapat diandalkan.

“Kami akan memberikan preferensi kepada Rusia dan China dengan syarat bahwa vaksin mereka sebaik vaksin lainnya di pasar,” katanya dalam pidato nasional baru-baru ini sambil menekankan komitmen negaranya untuk memperoleh vaksin sedini mungkin.

Dia memuji China karena persyaratannya yang mudah, termasuk penangguhan pembayaran di muka dan "biaya reservasi" vaksin.

Baca Juga: Megumi Yokota Tahu Rahasia Keluarga Kim Jong-un, Mantan Agen Rahasia Korea Utara Beberkan Alasan Negaranya Tak Mau Kembalikan Gadis Jepang Itu setelah Menculiknya