Find Us On Social Media :

Rahasia Gelap di Balik Krisis Rudal Kuba: Momen Paling Berbahaya Umat Manusia, Nyaris Punah Namun Berhasil Selamat Berkat Sosok Ini

By Tatik Ariyani, Kamis, 29 Oktober 2020 | 19:34 WIB

John F Kennedy, presiden ke 35 Amerika Serikat

Kapten kapal selam, Vitali Savitsky, tidak dapat menghubungi Moskow selama beberapa hari.

Perintahnya jelas. Jika perang pecah, dia diberi wewenang untuk meluncurkan torpedo nuklir sepuluh kiloton B-59.

Savitsky memerintahkan krunya untuk menyiapkan solusi penembakan di USS Randolph, kapal induk kelas Essex yang memimpin gugus tugas.

Amerika sama sekali tidak menyadari bahwa Soviet memiliki senjata semacam itu.

Baru pada tahun 2002, pensiunan komandan angkatan laut Soviet, Vadim Pavlovich Orlov, mengadakan konferensi pers yang mengungkapkan bahwa kapal selam tersebut telah dipersenjatai dengan torpedo nuklir dan bahwa Arkhipov telah berhasil membujuk Savitsky untuk tidak menggunakannya.

Tidak ada keraguan bahwa jika Savitsky memberikan perintah untuk menembak, itu akan memicu pertukaran nuklir yang akan membuat sebagian besar Amerika dan Uni Soviet tidak dapat dihuni selama berabad-abad. Eropa Barat akan menjadi gurun radioaktif. Jutaan, mungkin puluhan juta, akan mati.

Tapi Savitsky membutuhkan persetujuan dari ketiga perwira senior di atas kapal.

Orang kedua di komandonya, Vasili Alexandrovich Arkhipov, memblokir perintah untuk menembak dan dengan melakukan hal itu tidak diragukan lagi menyelamatkan sebagian besar umat manusia.

B-59 muncul dan diizinkan berlayar kembali ke Rusia

Max Tegmark, presiden Future of Life Institute yang berbasis di Boston, kemudian menyebut Arkhipov sebagai “orang yang paling penting dalam sejarah modern”

Robert McNamara, Menteri Pertahanan AS selama periode tersebut, mengatakan pada tahun 2002: "Kami hampir" mencapai kehancuran total nuklir, "lebih dekat dari yang kami ketahui saat itu.”

Arthur M. Schlesinger Jr., penasihat kunci Kennedy yang kemudian menjadi sejarawan, menambahkan: "Ini bukan hanya momen paling berbahaya dalam Perang Dingin. Itu adalah momen paling berbahaya dalam sejarah manusia. "

Keesokan harinya, 28 Oktober 1962, Khrushchev setuju untuk menarik misil. Krisis sudah berakhir. 

Baca Juga: Buka Peti Mati Berisi Mayat Putranya yang Disimpan di Kamar Mayat, Orang Tua Langsung Syok Ketakutan Setengah Mati Melihat Kondisi Mayatnya yang Mengerikan