Buka Peti Mati Berisi Mayat Putranya yang Disimpan di Kamar Mayat, Orang Tua Langsung Syok Ketakutan Setengah Mati Melihat Kondisi Mayatnya yang Mengerikan

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com -Baru-baru ini, seorangpria di Afrika Selatan meninggal karena sakit.

Jenazahnya pun disimpan di kamar mayat rumah sakit.

Namun, saat keluarganya menerima jenazahnya untuk dimakamkan, kejadian yang sangat mengerikan terjadi.

Pria itu bernama Oupa Ngobeni yang meninggal karena sakit.

Baca Juga: Berbagai Jenis Artileri Digunakan, Satu Brigade Tentara Pembebasan Rakyat China Lakukan Latihan Tembak di Tibet, Siapkan Skenario Perang Dengan India?

Jenazahnya kemudian dibawa ke kamar mayat rumah duka Love Beauty, di ibu kota Pretoria, Afrika Selatan untuk diawetkan sebelum dimakamkan.

Melansir Eva.vn, Selasa (27/10/2020), jenazah Oupa telah dibaringkan di kamar mayat selama empat hari, kemudian dikembalikan ke keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dimakamkan, keluarga Oupa meminta petugas rumah duka membuka tutup peti mati untuk memastikan kerabat.

Mereka pun ingin melihat wajahnya untuk yang terakhir kali.

Baca Juga: Rencana China Untuk Menggempur Taiwan Dipastikan Hanya Gertakan Saja, Pasalnya Jika Senggol Taiwan Sedikit Saja, Balasan Lebih Kejam Ini Akan Diterima China, Daerah Ini Bisa Jadi Sasaran Empuk Taiwan

Namun, staf rumah duka tidak mengabulkan permintaan keluarga yang sebenarnya sangat normal ini.

Hal itu membuat keluarga Oupa mulai curiga dan marah.

Setelah berkali-kali memohon, staf rumah duka akhirnya setuju untuk membuka tutup peti mati tersebut.

Saat itu, keluarga Oupa sangat terkejut saat mengetahui kondisi jenazah di dalam peti mati tersebut.

Mereka syok karena jenazah Oupa telah diselimuti belatung, yang merayap di tubuh, terutama di bagian wajah.

Kejadian ini membuat semua orang bergidik merinding dan ketakutan sekaligus marah.

Keluarga Oupa pun menuduh Solly Khoza, yang menjalankan rumah duka Love Beauty, karena menyalahgunakan tubuh tersebut.

Mereka mengatakan bahwa Solly tidak memberi tahu keluarga tentang jenazah Oupa sebelum dipindahkan dari kamar mayat ke rumahnya untuk pemakaman.

Baca Juga: Mengerikannya Elang Darah: Metode Eksekusi Terhadap Musuh-musuh Bangsa Viking yang Dilakukan Sangat Brutal, Membiarkan Korbannya Hidup Sembari Diiris Punggungnya

Lebogang Manamela, salah satu kerabat Oupa, berjanji untuk menggugat rumah duka tersebut dan berjuang sampai akhir.

Sampai mereka mendapatkan penjelasan yang memuaskan tentang apa yang terjadi pada orang yang mereka cintai.

Sementara itu, Solly mengaku bahwa jasad Oupa tidak dianiaya.

Solly mengatakan dia diserang dan dihina oleh keluarga Oupa, yang membuat tuduhan palsu.

Solly pun pergi kantor polisi setempat, meminta bantuan polisi agar pemakamannya lancar.

Setelah Oupa dimakamkan, Solly tetap berkeras bahwa dia tidak bertanggung jawab membiarkan tubuh pemuda itu dihinggapi belatung.

Solly mengatakan hal itu bisa terjadi karena kondisi penyakit Oupa yang menyebabkan belatung muncul di kakinya.

Baca Juga: Sebut Dirinya 'Naga Putih Berwarna Biru', Wanita Ini Habiskan Rp1 Miliar untuk Miliki 600 Tato di Seluruh Tubuhnya, Termasuk Tato Bola Mata dan Belah Lidah, 'Aku Bahagia'

"Saya berbicara dengan orang-orang yang tahu tentang penyakit almarhum," kata Solly. "Mereka bilang mereka mencuci kakinya karena masalah pertumbuhan belatung."

Solly mengatakan bahwa tubuh Oupa disimpan di lemari es kamar mayat seperti biasa.

Sejauh yang Solly ketahui, Oupa menderita diabetes dan kondisinya telah berkembang ke tahap di mana diperlukan amputasi kaki.

Sementara itu, Mary Phiri, istri Oupa, mengatakan, jenazah suaminya tidak terinfeksi belatung saat dibawa keluar rumah dan dibawa ke rumah duka beberapa hari lalu.

Solly menambahkan: "Saya tidak mengerti mengapa saya dituduh bertanggung jawab atas jenazah orang yang meninggal itu sementara istrinya jelas-jelas menyadari penyakitnya."

Namun, Solly juga mengatakan bahwa saat insiden mereda, dia setuju untuk memberikan kompensasi sebagian dari kerusakan untuk keluarga Oupa.

Baca Juga: Mentang-mentang Embargonya Sudah Diangkat, Iran Terang-terangan Membangun Fasilitas Nuklir Baru di Wilayah Natanz, Ini Ujar PBB

Artikel Terkait