Sementara Menteri Pertahanan Mark Esper juga masuk dalam radar berkaitan dengan demonstrasi kematian George Floyd, dilaporkan Daily Mirror Senin (26/10/2020).
Saat itu, Esper menolak untuk mengerahkan militer demi membubarkan demonstran, meski Trump berulang kali mendorong "penegakan ketertiban".
Esper, yang merupakan mantan perwira militer, juga terkesan menjaga jarak ketika presiden memerintahkan agar demonstran ditembak gas air mata.
Keputusan itu dilakukan supaya presiden dari Partai Republik tersebut bisa berfoto di depan Gereja Espikopal St John, yang kemudian menjadi kontroversi.
Juru bicara Esper Jonathan Hoffman menyatakan, suksesor James Mattis itu berkomitmen untuk memberi yang terbaik bagi militer dan negara.