Find Us On Social Media :

Jangkauan Maksimum Capai 2.500 Kilometer, Siap Invansi Taiwan, China Kerahkan Rudal Hipersonik Tercanggih ke Pesisir Tenggara

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 19 Oktober 2020 | 13:50 WIB

Dongfeng-41

Intisari-Online.com - China tengah meningkatkan kehadiran militernya di pantai tenggara, saat bersiap untuk kemungkinan menginvasi Taiwan.

Militer China, terlihat terus meningkatkan kehadiran pangkalan misilnya di wilayah tersebut..

Salah satu satu sumber militer yang berbasis di Beijing mengatakan, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, telah mengerahkan rudal hipersonik DF-17 yang paling canggih ke daerah tersebut, di pesisir yang berhadapan dengan Taiwan.

"Rudal hipersonik DF-17 secara bertahap akan menggantikan DF-11 dan DF-15 lama yang dikerahkan di wilayah tenggara selama beberapa dekade," kata sumber militer yang namanya dirahasiakan, seperti dikutip dari South Morning Post, Senin (19/10).

Baca Juga: Kabar Baik! Subsidi Gaji Gelombang Kedua, Menaker: Mudah-mudahan Sebelum November Kita Bisa Transfer...

Rudal baru ini memiliki jangkauan yang lebih jauh dan mampu mencapai target lebih akurat.

DF-17 memiliki jangkauan maksimum 2.500 kilometer atau 1.550 mil.

Gambar satelit menunjukkan bahwa pangkalan Korps Marinir dan Pasukan Roket di provinsi Fujian dan Guangdong telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, menurut Pemimpin Redaksi Kanwa Defence Review, Andrei Chang, yang berbasis di Kanada.

Baca Juga: Persekutuan Ganjil Tiga Negara yang Jarang Diketahui, Tapi Membantu Posisi di Konflik Berbagai Willayah, Karabakh dan Kashmir Dipastikan Dimenangkan Mereka, Siapa Saja?

"Setiap brigade kekuatan roket di Fujian dan Guangdong sekarang dilengkapi dengan peralatan lengkap," katanya.

"Ukuran beberapa pangkalan rudal di komando teater Timur dan Selatan bahkan berlipat ganda dalam beberapa tahun terakhir."

Itu menunjukkan PLA sedang meningkatkan persiapan untuk perang yang menargetkan Taiwan," ujarnya.

Chang mengatakan, satu pangkalan di Puning, sebuah kota di Guangdong, telah ditingkatkan dan sekarang menampung rudal balistik jenis baru, tetapi menolak untuk mengatakan jenis apa karena sensitivitas topiknya.

Baca Juga: Tak Segan Tikam Palestina dari Belakang, Memangnya Apa yang Didapat Bahrain Lakukan Normalisasi Hubungan dengan Israel?

“Pangkalan rudal di Puning bertanggung jawab untuk menyerang Taiwan selatan."

"Tetapi DF-11 dan DF-15 tidak memiliki jarak yang cukup jauh untuk terbang di atas Pegunungan Tengah untuk menghantam pangkalan udara pulau itu di Taitung dan Hualien (keduanya di Taiwan timur)," dia berkata.

PLA juga telah mengerahkan sistem pertahanan udara S-400 Triumf buatan Rusia yang dapat mendeteksi dan menembak jatuh rudal, drone, dan jet dari jarak hingga 600 km untuk bertahan dari serangan apa pun oleh angkatan udara Taiwan.

"Sistem radar S-400 sangat canggih dan mampu mencakup seluruh Taiwan," kata Chang.

Baca Juga: Agresif Memodernisasi Militernya, China Segera Miliki Kapal Induk Ketiga yang Bobotnya Capai 80.000 Ton, Jauh Lebih Canggih dan Besar!

Ia mampu menembak pesawat militer Taiwan begitu mereka lepas landas.

Pertahanan pesisir PLA juga mencakup 20 brigade angkatan udara.

Beberapa di antaranya dipersenjatai dengan pesawat tempur siluman pertama negara itu, J-20.

Sementara itu, Korps Marinir, satu-satunya sayap angkatan bersenjata yang terus tumbuh selama perombakan ekstensif militer Presiden Xi Jinping, telah dialokasikan untuk memainkan peran kunci dalam setiap invasi dan 10 dari 13 brigade sekarang berbasis di sepanjang perbatasan pantai tenggara.

Baca Juga: Penampilannya Bikin Kim Jong-un Terpukau, Begini Cerita Pengalaman Girl Band Korsel Red Velvet Bertemu Pemimpin Korut, Ini yang Diucapkan Kim Jong-un

Markas Korps Marinir telah berbasis di Chaozhou di Guangdong sejak 2017 dan akan memainkan peran kunci dalam setiap serangan terhadap pangkalan angkatan laut Taiwan di Kaohsiung, kata sumber yang berbasis di Beijing.

Beijing telah berusaha untuk menjaga tekanan terhadap Taiwan dengan serangkaian latihan di sekitar pulau itu, termasuk latihan invasi skala besar akhir pekan lalu dan serangan udara ganda yang melihat hampir 40 pesawat tempur melintasi garis median di Selat Taiwan dalam satu hari bulan lalu.

Pada hari Senin, pensiunan mayor jenderal Wang Zaixi, yang pernah memimpin organisasi semi-pemerintah daratan untuk mengelola hubungan dengan Taiwan, menggambarkan latihan baru-baru ini sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Berakhir Tahun 2021 Besok, Bagaimana Kelanjutan Otonomi Khusus Papua? Warga Cendrawasih Terbagi Menjadi Dua Kubu

“Hingga hari ini, kemungkinan reunifikasi damai sangat kecil,” katanya kepada situs berita China Guancha.cn.

"Latihan militer tembakan langsung menunjukkan bahwa hanya selangkah lagi menuju pertempuran yang sebenarnya," ucapnya.

Artikel ini pernah tayang di Kontan.do.id dengan judul "Siap invansi Taiwan, China kerahkan rudal hipersonik tercanggih ke pesisir tenggara"