Advertorial

Mendadak Xi Jinping Umumnya pada Tentaranya Untuk Siap Perang, Ternyata Saat Ini China Dalam Ancaman Serius dari Negara Musuh Ini Habis Boyong Senjata Canggih dari AS

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Awalnya tujuan kedatangan Xi Jinping untuk memperingati 40 tahun berdirinya KEK Shenzen, tetapi peringatan Xi ini lebih menonjol dari hal itu.
Awalnya tujuan kedatangan Xi Jinping untuk memperingati 40 tahun berdirinya KEK Shenzen, tetapi peringatan Xi ini lebih menonjol dari hal itu.

Intisari-online.com - Pada 13 Oktober 2020, Presiden China Xi Jinping mengunjungi pangkalan marinir China.

Dalam kunjungan itu, Xi Jinping memberikan pidato, salah satunya meminta marinir negara itu untuk siap berperang.

Meskipun memang benar, bahwa pemimpin negara selalu meminta pasukannya untuk tetap waspada terhadap segala ancaman.

Pernyataan Xi Jinping ini dianggap mengganggu, dalam konteks tekanana diplomatik tinggi di Beijing.

Baca Juga: Baru Seumur Jagung Merdeka, Timor Leste Menang Telak dari Indonesia Dalam Hal Ini, Warga Indonesia yang Tinggal di Perbatasan Timor Leste Sampai Dibikin Malu Sendiri

Melansir 24h.com.vn, Jumat (16/10/20), Xi memberi tahu kepada pasukannya, dalam situasi saat ini.

Mereka diminta untuk selalu waspada, dan kesetiaan mutlak diandalkan dalam hal ini.

Awalnya tujuan kedatangan Xi Jinping untuk memperingati 40 tahun berdirinya KEK Shenzen, tetapi peringatan Xi ini lebihdisorot dari hal itu.

"Prajurit perlu memfokuskan kemauan dan energi mereka untuk siap berperang, selalu dalam siaga tinggi," kata Xi Jinping.

Baca Juga: China Makin Ganas, Luncurkan Drone 'Bunuh Diri' yang Mampu Ledakkan Tank dan Kendaraan Lapis Baja, Musuh-musuh China Patut Waspada

"Marinir akan menghadapi banyak misi dalam situasi ini. Tentara perlu meningkatkan pelatihan mereka, bersiap untuk bertempur, dan terus meningkatkan kekuatan tempur mereka," jelas Xi.

Menurut para ahli, pidato presiden China tidak hanya ditujukan kepada tentara. Lebih penting lagi, Tuan Xi menargetkan Taiwan.

Kunjungan ke Marinir dilakukan di tengah meningkatnya ketidaksepakatan antara China dan Taiwan.

Menurut informasi terbaru dari Reuters, Gedung Putih berencana menjual lima sistem senjata ke Taiwan, termasuk sistem rudal dan drone canggih.

The Hoan Cau Times melaporkan bahwa marinir China adalah pasukan elit, yang berspesialisasi dalam misi penyerangan amfibi.

Tuan Xi berkata bahwa Marinir harus mempercepat dan meningkatkan kualitas pertempuran untuk menjadi tentara yang kuat, pertempuran yang baik, respon yang cepat untuk semua situasi.

Baca Juga: Klaim Indonesia Sebagai Negara dengan Ekonomi Terbesar di Asia Tenggara, Jepang Ingin Bersekutu dengan Indonesia untuk Hadapi China, 'Kami Bisa Menghasilkan Pondasi yang Kuat di ASEAN'

Analis militer China mengatakan bahwa Xi telah mengirim pesan yang jelas ke Taiwan bahwa bersiap untuk konflik apa pun di Selat Taiwan, bahkan menarik diri dengan paksa.

Menurut Global Times, tekanan asing terhadap militer Tiongkok semakin meningkat.

"Marinir adalah inti dari misi menyerang dan menduduki pulau itu. Meningkatkan kapasitas tempur pasukan ini memainkan peran besar dalam menyelesaikan masalah Taiwan di masa depan,"kata Song Zhongping, seorang analis militer China.

Xi Jinping memberikan perhatian khusus untuk itu," imbuhnya.

Pakar militer lain Li Jie, juga mengungkapkan hal yang sama,"Salah satu tugas utama PLAN adalah melakukan serangan amfibi untuk menyelesaikan masalah Taiwan bila diperlukan."

"Namun dalam konteks kepentingan China yang semakin meluas di luar wilayah, Marinir juga memiliki banyak misi baru, seperti anti pembajakan, bantuan kemanusiaan," ujar Li Jie, pakar militer.

Baca Juga: Kaya Raya dan Dikenal Punya Banyak Selir, Ternyata Inilah Satu-satunya Wanita Kesayangan Raja Thailand Vajiralongkorn, Sempat Jadi Simpanan Sebelum Jadi Permaisuri

"Pemeriksaan dan dorongan Xi menunjukkan bahwa Marinir bukan lagi cabang militer China yang normal. Kekuatan ini sekarang memiliki peran yang sangat diperlukan dalam masalah kepentingan di laut serta dalam masalah Taiwan," tambah Li.

Menurut ahli China, peningkatan penjualan senjata AS ke Taiwan mengkhawatirkan dan hampir pasti akan memprovokasi Beijing.

Namun, senjata di atas "tidak cukup untuk mengubah keunggulan daratan atas Taiwan".

"Sebagai drone pengintai bersenjata, MQ-9 bisa dibilang adalah pesawat paling canggih di AS yang akan dijual ke Taiwan," kata Fu Qianshao pakar militer penerbangan China..

"Namun, pesawat ini tidak mampu siluman, terbang di ketinggian rendah, cukup lambat. Tentara China dapat dengan mudah menembak jatuh MQ-9 dengan sistem pertahanan udara," imbuhnya.

Artikel Terkait