Penulis
Intisari-Online.com - Kim Jong-un merupakan putra pemimpin tertinggi Korea Utara terdahulu, Kim Jong-il, dari istri ketiganya, Ko Young-hui.
Ko Young-hui sendiri disebut sebagai istri kesayangan Kim Jong-il.
Pasangan Ko Young-hui dan Kim Jong-il diyakini memiliki 3 anak, yaitu Kim Jong-chul, Kim Jong-un, dan Kim Yo-jong.
Sebagai putra bungsu Kim Jong-il, Kim Jong-un sejak awal bukanlah kandidat terkuat pengganti sang ayah.
Justru kakak laki-laki tirinya, Kim Jong-nam yang konon digadang-gadang menjadi pemimpin Korea Utara.
Namun, sosok tersebut kemudian tidak disukai, seperti halnya kakak kandung Kim Jong-un, yaitu Kim Jong-chul.
Dua kakaknya tersingkir karena kekurangan masing-masing, di sisi lain Kim Jong-un mampu memenangkan hati sang ayah, hingga dialah yang kemudian diperkenalkan sebagai pengganti Kim Jong-il.
Bukan merupakan kandidat terkuat sejak awal, namun sejak kecil Kim Jong-un rupanya telah menjadi kesayangan ibunya, bahkan memiliki panggilan khusus.
Mengutip Kompas.com, Ibu Kim Jong-un memanggil putra bungsunya dengan sebutan "Morning Star King" atau " Raja Bintang Pagi".
Sementara itu, melansir Bustle.com, pada 2016, Ko Yong-suk, saudara ibu Kim Jong-un yang merupakan pembelot Korut, memberi tahu The Washington Post tentang hubungan ibu dan anak tersebut.
Menurut Ko, Kim Jong-un bukanlah pembuat onar namun memiliki cara tersendiri saat menghadapi ibunya yang mencoba memarahinya.
Kim Jong-un memang tidak akan membangkang atau melawan kata-kata ibunya, namun ia akan melawannya dengan mogok makan.
"Dia bukan pembuat onar, tapi dia pemarah dan kurang toleransi," katanya kepada The Washington Post.
"Ketika ibunya mencoba memarahinya karena terlalu banyak bermain dengan benda-benda ini dan tidak cukup belajar," kata Ko kepada publikasi.
"Dia tidak akan menjawab, tetapi dia akan memprotes dengan cara lain, seperti melakukan mogok makan," ungkapnya.
Berbicara tentang ibu Kim Jong-un, ia merupakan seorang penari dan aktris di grup Mansudae, dan mulai berkencan dengan ayah Kim, Kim Jong Il, pada tahun 1970-an, menurut laporan NK News.
Selain itu, pada Mei 2018, The New York Times melaporkan buku mantan diplomat senior Korea Utara Thae Yong-ho tentang keluarga Kim.
Thae menulis tentang perasaan Kim terhadap ibunya, dan bagaimana kakeknya dan mantan pemimpin Korea Utara, Kim Il Sung, tidak menerima Ko, yang setengah Jepangnya dilaporkan tidak disukai.
Dalam artikel tersebut, surat kabar tersebut mencatat bahwa rincian tentang ibu pemimpin Korea Utara adalah "rahasia yang dijaga ketat di negara ini."
NK News juga melaporkan bahwa Ko yang setengah berdarah Jepang membuatnya tidak disukai, menurut "cita-cita revolusioner yang dianut oleh negara."
Menurut Thae, Kim mengkritik pamannya, Jang Song Thaek, karena dianggap merusak hubungan antara kakek dan ibunya.
Jang sendiri dieksekusi karena "pengkhianatan" pada tahun 2016, menurut New York Times .
Jadi kesayangan, minat Kim Jong un kabarnya banyak mendapat pengaruh dari ibunya.
Melansir Vox.com yang mewawancarai Anna Fifield, penulis buku berjudul 'The Great Successor: The Divinely Perfect Destiny of Brilliant Comrade Kim Jong Un', terungkap beberapa hal tentang ibu Kim Jong-un.
Ana Fifield, merupakan reporter pemenang hadiah yang bisa dibilang telah meliput Korea Utara lebih baik daripada kebanyakan jurnalis lain.
Diungkapkan Fifield, salah satu hal yang sangat menarik yang ditemukannya selama penelitian buku tersebut adalah bahwa sebagian besar hidup Kim Jong-un tampaknya menjadi bagian dari rancangan ibunya.
Ko Yong-hui adalah karakter yang sangat 'perhitungan', yang ingin kedua putranya pergi ke Akademi Militer Kim Il Sung, yang pada dasarnya adalah West Point Korea Utara.
Itu untuk memastikan mereka memiliki mandat yang diperlukan untuk memimpin suatu hari nanti dan untuk mengklaim hak suksesi di Korea Utara.
Baca Juga: Tempat Pembuangan Sampah di Timor Leste, Dulu Jadi Alasan Merdeka, Kini Jadi Lokasi Tur
Selain itu, disebut jika ketertarikan Kim Jong-un pada militer dan bola basket juga berasal dari sang ibu.
Hal itu menunjukkan betapa penting sang ibu bagi Kim Jong-un.
Pengaruhnya terlihat di mana-mana, termasuk cara putranya dipromosikan dan naik pangkat.
"Mungkin banyak ibu yang memutuskan siapa penerusnya, daripada anak laki-laki itu sendiri," kaya Fifield.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari