Find Us On Social Media :

Niatnya Gempur Rumah yang Sudah Bobrok Malah Dapat Rejeki Nomplok, di Balik Dindingnya Rumah Ini Tersembunyi Harta Karun Harganya Tembus Rp900 Juta

By Afif Khoirul M, Minggu, 11 Oktober 2020 | 14:35 WIB

Rumah bobrok ini dibongkar ternyata ada harta di balik dindingnya.

Intisari-online.com - Seorang pria sungguh mujur nasibnya, ketika membongkar rumah bobrok malah tak sengaja temukan harta karun senilai satu rumah.

Hal itu dialami oleh Stephen Malton pada tahun 2015, seorang pemilik perusahaan Pro Dem, yang menerima kontrak untuk menghancurkan sebuah rumah.

Dia mebongkar rumah besar monumental di Southbourne, Bournemouth, Dorset Country.

Tidak ada yang menyangka dalam pembongkaran rumah tersebut, Malton justru menemukan harta tak karun bernilai tinggi.

 Baca Juga: Covid Hari Ini 11 Oktober 2020: Peta Sebaran Kasus Baru Covid-19 di Indonesia, Berikut Data Rinci di 34 Provinsi

Rumah yang Stephen terima untuk dibongkar adalah milik Arthur Bell, seorang seniman lanskap terkenal pada tahun 1890.

Arthur tinggal di sana bersama istri dan tiga anaknya sampai kematiannya pada tahun 1916.

Kemudian, Rumah itu diakuisisi oleh Caleb Developments, sebuah perusahaan pengembang real estate.

Mereka berencana membongkar rumah tersebut untuk membangun 8 apartemen lainnya di atas tanah tersebut.

Baca Juga: Banyak Dihuni Negara Maju, Nyatanya Eropa Kewalahan dan Dianggap Tak Bisa Hadapi Gelombang 2 Pandemi Covid-19, 'Mereka Kekurangan Ruang dan Tempat Tidur di Rumah Sakit'

Selama proses pembongkaran, ketika mesin-mesin mendobrak tembok, Stephen menggunakan matanya yang tajam dan menemukan sesuatu yang sangat istimewa.

Dia menemukan lapisan marmer aneh di balik dinding palsu yang baru saja dihancurkan.

Stephen buru-buru mendesak semua pekerjanya untuk berhenti dan terkejut mengetahui kebenaran di baliknya.

Ada 256 batu bata porselen dari zaman Victoria, batu bata ini diproduksi oleh Delft, ini adalah salah satu dari 3 produsen porselen terbaik di dunia dan setiap produk memiliki nilai besar di pelelangan.

Beberapa dari batu bata ini bisa bernilai hingga 1.000 pound (lebih dari Rp19 juta dengan harga saat ini), kata Stephen.

Secara total, Stephen telah mendapatkan 50.000 pound hampir (Rp900 juta).

Baca Juga: Berhasil Merdeka Tapi Gagal Sejahterakan Rakyatnya, Beginilah Nelangsanya Pemuda Timor Leste Hidup Menganggur Karena Tidak Ada Lapangan Pekerjaan di Negaranya, Pemerintah Hanya Sanggup Lakukan Hal Ini

Sudah lama dikabarkan bahwa rumah yang dulunya ditempati oleh Arthur pada akhir tahun 1800-an berisi ubin biru dan putih Belanda yang bernilai tinggi, tetapi belum ada yang menemukannya.

Oleh karena itu, ini adalah kejutan yang sangat besar bagi Stephen.

Apalagi di bawah kontrak pembongkaran, apa pun yang ditemukan Stephen akan menjadi miliknya, sehingga ia telah mengumpulkan semua hasil lelang batu bata di atas.

Stephen berkata, "Ada desas-desus lama bahwa rumah tua Arthur Bell, berisi batu bata yang berharga tetapi belum ada yang menemukannya."

"Perapian telah dipindahkan dari rumah dan di belakangnya ada tembok. Ketika kami merobohkan tembok itu, kami melihat sesuatu dan segera berhenti," katanya.

"Lubang di dinding, saya melihat batu bata dan tidak bisa mempercayai apa yang saya lihat," imbuhnya.

Setelah menerima sejumlah besar uang, Stephen memutuskan untuk mengambil sebagian batu temuannya itu senilai  5.000 pound (Rp96 juta) diserahkan ke museum lokal.

Baca Juga: 'Rusia Tidak Bisa Mundur', Rusia Turun Tangan Terkait Perang Armenia-Azerbaijan Makin Buruk hingga Ancam Keamanan Perbatasan

Sebelumnya pada 2008, Stephen dan rekan-rekannya juga menemukan "harta karun" serupa.

Dia menerima kontrak untuk menghancurkan rumah tua penulis terkenal JRR Tolkein (yang menulis novel "The Lord of the Rings") di kota Poole, County Dorset.

Stephen menemukan kartu pos dengan tulisan tangan terselip di balik perapian. Dia melelang kartu pos itu seharga 800 pound (Rp15 juta) dan perapian seharga  50.000 poun (Rp900 juta).

Beberapa barang lain di rumah telah menghasilkan total 75.000 pound (Rp1,4 miliar).

Sempat beruntung sekali, Stephen tidak pernah mengira akan mendapat rejeki nomplok lagi.

"Setelah sukses di 2008, kami selalu bercanda bahwa kemujuran sebenarnya sudah dua kali melanda," ujarnya