"Saya benar-benar membutuhkan perlengkapan menyusui tetapi barang yang tersedia sangat terbatas.
"Untuk seorang ibu yang melahirkan selama musim pandemi ini, barter membantu saya menemukan penawaran yang bagus untuk bayi saya," ungkap Ladagay.
Ladagay telah menukarkan gantungan baju dengan lima kilogram beras, dan pembunuh nyamuk elektrik dengan dua liter minyak goreng.
Semua kegiatan barter ini dia lakukan karena keterbatasan uang yang dimiliki.
Ia tergabung dalam grup barter yang ada di Facebook bersama ratusan ribu warga Filipina lain yang aktif dalam beberapa bulan terakhir.
Sejauh ini, Reuters menemukan lebih dari 100 grup barter, beberapa di antaranya memiliki anggota hingga 250.000 orang.
Kebanyakan muncul di Luzon yang merupakan pulau utama Filipina.
Kondisi ini umumnya dikenal sebagai deflasi atau menurunnya jumlah uang yang beredar di masyarakat.