Find Us On Social Media :

Sadar Diri Akui Negaranya Lebih Lemah daripada Amerika, China Sesumbar Pernah Kalahkah AS Dalam Perang Hingga Membuatnya Gemetar dan Tak Berani Senggol China, Ini Kisahnya

By Afif Khoirul M, Minggu, 4 Oktober 2020 | 09:23 WIB

Militer China.

Intisari-online.com - Seperti kita ketahui China kerap terlibat provokasi militer di Laut China Selatan dengan Amerika.

Meski mendapat tekanan dari negeri Paman Sam, China tetap ngotot mempertahankan klaim di laut China Selatan.

Padahal diketahui Amerika adalah negara terkuat saat ini, baik secara finansial maupun militer.

Tetapi China tak gentar meski lawannya adalah Amerika sekalipun meskipun diakui bahwa China lebih lemah daripada AS.

 Baca Juga: Sudah Dinyatakan Sembuh dari Covid-19, Masih Bisakah Mereka Menularkan Virus Corona? Jangan Sampai Salah, Begini Penjelasan Dokter

Menurut 24h.com.vn, pada Sabtu (3/10/20), China mengakui bahwa negaranya lebih lemah daripada AS.

Namun meski lebih lemah mereka mengaku sanggup menumbangkan Amerika andaikan perang terjadi.

Hal itu diungkapkan oleh Jenderal Senior Angkatan Darat China(PLA) baru-baru ini dalam sebuah pernyataan di artikelnya.

China dianggap mampu melawan Amerika jika perang bersenjata benar-benar terjadi, ungkapnya melalui SCMP.

 Baca Juga: Covid Hari Ini 4 Oktober 2020: Kasus di Tanah Air Hampir Tembus 300.000, Presiden Jokowi Ungkap Tak Perlu Sok-sokan Me-lockdown Provinsi, Kota, atau Kabupaten

"Militer China memiliki kemauan yang kuat untuk berperang dan percaya diri. Ini adalah prasyarat untuk kemenangan atas Amerika di semua perang," kata He Lei, Letnan Jenderal Angkatan Darat China dalam sebuah artikel.

Artikel He Lei adalah komentar terbaru tentang kemungkinan perang Tiongkok-AS dalam konteks hubungan antara dua kekuatan nuklir yang dikatakan "mencapai titik terendah".

Dalam artikel tersebut, He Lei mengatakan bahwa selama Perang Korea, China menang dan menyebabkan militer AS "gemetar".

"Meski banyak korban jiwa dan material, namun Korea Utara masih menunjukkan secara jelas kemampuannya untuk menang melawan militer AS," analisisnya.

"70 tahun lalu, China membantu Korea memenangkan perang melawan invasi AS dan bantuan ke Korea," katanya

"Sejarah menunjukkan bahwa setelah kemenangan itu, AS tidak berani lagi melakukan invasi ke China," tulisnya, merujuk pada fakta bahwa tentara AS dan 7 negara lainnya menyerang Korea Utara. 

Baca Juga: Sudah 24 Jam Terinfeksi Covid-19, Kondisi Trump Disebut 'Sangat Mengkhawatirkan', Kesulitan Bernapas hingga Terima Bantuan Oksigen

Bulan lalu, China membuka kembali monumen nasional untuk tentara yang tewas dalam Perang Korea.

Menurut para pengamat, sebelum ketegangan Tiongkok-AS meningkat, kegiatan untuk mengenang tentara Tiongkok yang tewas dalam Perang Korea-Korea jarang dilakukan.

"Asap dan api perang Korea sudah lama hilang, tapi akar perang masih ada," ujarnya.

Menurut Letnan Jenderal He, situasi keamanan militer saat ini di China "serius dan rumit" di dunia yang penuh perpecahan dan konflik karena Covid-19 dan banyak masalah lainnya.

"Perang Korea menunjukkan keajaiban, bahwa yang lemah masih bisa memukul yang kuat," kata He.

"Pasukan dengan perlengkapan lebih sedikit masih bisa mengalahkan musuh dengan senjata canggih," komentar He.

Baca Juga: Di Rumahnya Tercium Bau Daging Goreng dan Darah Berceceran, Pasangan Kejam Ini Tertangkap Basah Telah Pukuli Anjing yang Diadopsi hingga Mati, Bahkan Memasak dan Memakan Dagingnya

Letnan Jenderal Dia adalah salah satu jenderal militer dengan sikap keras terhadap AS dan Taiwan.

Tahun lalu, He mengatakan bahwa pendukung separatis Taiwan harus diklasifikasikan sebagai "penjahat perang".

"Saat ini, kita harus sangat berhati-hati dengan pernyataan dalam konteks hubungan AS-China yang rendah, tetapi ketegangannya tinggi," kata Shen Zhihua, profesor sejarah di Universitas Pendidikan China Timur.