Find Us On Social Media :

Meski Ekonominya Saat Ini Amburadul, Indonesia Pernah Diprediksi Jadi China Berikutnya Jadi Negara Ekonomi Terkuat Keempat Dunia, Karena Miliki Modal Ini

By Afif Khoirul M, Sabtu, 3 Oktober 2020 | 14:45 WIB

Peta Indonesia

Intisari-online.com - Semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, ekonomi Indonesia dipastikan alami penurunan secara signifikan.

Bahkan menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, Indonesia memasuki masa resesi pada akhir bulan September 2020.

Perekonomian Indonesia pada kuartal II-2020 dilaporkan minus 5,23 persen.

Kemudian pada 1 September presiden Joko Widodo mengumumkan jika Indonesia terus mengalami minus, maka akan memasuki masa resesi.

Baca Juga: Hanya Keluar Saat Situasi Sedang Genting dan Perang Nuklir, 'Pesawat Kiamat' Amerika Ini Mendadak Muncul Tepat Ketika Donald Trump Dinyatakan Positif Covid-19, Mengapa?

Penurunan kondisi ekonomi Indonesia ini bukanlah hal baru pasalnya sebelumnya pada tahun 1998.

Menurut Coconuts.co, pada tahun itu, perekonomian Indonesia dinyatakan amburadul.

Akan tetapi meski pada tahun itu meski  Indonesia mengalami keputusasaan finansial, ternyata Indonesia semat diprediksi jadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Indonesia bahkan sempat disebut-sebut sebagai China berikutnya, dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat.

 Baca Juga: Alami Hipertrofi Otot? Berikut Penyebab Utamanya, Jangan Sampai Salah

China sendiri tumbuh dari negara berkembang menjadi salah satu kekuatan dunia saat ini, bahkan bersaing dengan Amerika.

Pada Maret 2020, PricewaterhouseCooper (PWC) The World, firma layanan profesional dunia, dalam 30 tahun memproyeksikan enam dari tujuh ekonomi terbesar dunia, dari negara berkembang akan melampaui Amerika Serikat.

Pada tahun 2050, sejumlah negara berkembang akan naik dan negara maju akan turun.

AS (turun dari peringkat ke-2 ke ke-3), Jepang (turun dari ke-4 ke 8) dan Jerman (turun dari posisi ke-5 menjadi ke-9). 

Bahkan ekonomi yang relatif lebih kecil seperti Vietnam, Filipina, dan Nigeria akan melihat lompatan besar dalam peringkat masing-masing selama tiga dekade mendatang, menurut laporan tersebut.

Sedangkan Indonesia diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terkuat keempat di dunia pada tahun 2050. 

Hal itu dijelaskan dalam laporan PwC, berjudul 'The Long View - How Will the Global Economic Order Change by 2050'.

Baca Juga: Meski Masalah Laut China Selatan Terus Membara, Nyatanya Persoalan Ini Menduduki Kursi Belakang di PBB, Jokowi Justru Soroti Hal Ini

Menguraikan bagaimana ekonomi Indonesia akan tumbuh berdasarkan pendekatan pemodelan yang ketat, dengan fokus pada pendorong pertumbuhan fundamental seperti demografi dan produktivitas.

Negara-negara diberi peringkat berdasarkan produk domestik bruto (PDB) mereka pada paritas daya beli (PPP).

Menyesuaikan perbedaan tingkat harga di berbagai negara dan memberikan ukuran yang lebih baik dari volume barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian.

Menurut laporan tersebut, proyeksi kenaikan Indonesia dari posisinya saat ini sebagai ekonomi terbesar kedelapan di dunia menjadi terbesar keempat, di belakang hanya China, India dan Amerika Serikat, mewakili tren ke arah ekonomi berkembang yang mendominasi abad ke-21. 

Membandingkan kelompok ekonomi maju (G7) dengan kelompok ekonomi pasar berkembang (E7), laporan tersebut memproyeksikan bahwa pada tahun 2050, enam dari tujuh ekonomi terbesar di dunia akan menjadi negara-negara E7. 

PwC mengatakan pasar negara berkembang akan menjadi "mesin pertumbuhan ekonomi global", dengan ekonomi E7 diharapkan dapat meningkatkan bagian mereka dari PDB dunia dari sekitar 35% menjadi hampir 50%. 

Meskipun ekonomi Indonesia bisa menjadi yang terbesar keempat di dunia pada tahun 2050, kesenjangan antara ekonomi terbesar ketiga dan keempat mungkin signifikan. 

Baca Juga: Padahal Musuh Bebuyutan China, Kabar Donald Trump dinyatakan Positif Covid-19 Ternyata Menjadi Kabar Buruk Bagi China Bisa Diprediksi Bakal Alami Hal Ini

Proyeksi ekonomi terbesar ketiga, Amerika Serikat, diharapkan 325% lebih besar dari ekonomi Indonesia pada tahun 2050. 

PwC juga memperkirakan populasi yang menua di Tiongkok dan kenaikan biaya tenaga kerja akan menyebabkan perusahaan multinasional global.

Mengalihkan beberapa pekerjaan mereka dari Tiongkok ke negara lain, termasuk Indonesia.

Laporan tersebut mengasumsikan bahwa Indonesia akan memiliki tingkat kemajuan teknologi yang lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara G7 dalam jangka pendek.

Akan tetapi akan mempercepat pengejarannya dalam jangka panjang karena memperkuat kerangka kelembagaannya. 

Namun agar Indonesia dapat mewujudkan potensi pertumbuhan mereka, PwC mendesak pemerintah untuk melaksanakan reformasi struktural.

"untuk meningkatkan stabilitas makroekonomi, mendiversifikasi (ekonomi) dari ketergantungan yang tidak semestinya pada sumber daya alam, dan mengembangkan lembaga politik dan hukum yang lebih efektif," katanya.

Sayangnya prediksi itu terhambat sejak Covid-19, sistem perekonomian dunia nyaris semuanya mengalami penurunan, bahkan Indonesia bukannya semakin alami peningkatan ekonomi justru mengalami penurunan ekonomi pada masa pendemi ini.