Walau Punya Senjata Nuklir, Ternyata Amerika Tak Gentar dengan China, Jenderal AS Ini Bocorkan Rencana Penangkal Serangan Nuklir Rusia dan China

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com - Sampai saat ini, negara-negara besar di dunia berlomba-lomba untuk membuat sistem persenjataan mereka maju dari negara lain.

Pesertautama dalam perlombaan ini masihlah AS, China, dan Rusia.

Departemen Pertahanan AS atau Pentagon bahkan telah menjadikan pengembangan senjata nuklir China sebagai perhatian khusus.

Penambahan jumlah hulu ledak nuklir China untuk pertama kalinya dibahas secara khusus dalam laporan tahunan Pentagon yang rilis awal bulan September ini.

Baca Juga: Dikenal Sangat Rahasia dan Tertutup, Korea Utara Malah Pamerkan Negaranya Melalui Chanel di Youtube, Tetapi Isinya Sulit Dipercaya

Berbeda dengan AS yang berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi konflik, Rusia dan China memiliki kebijakan yang berbeda.

Rusia mengizinkan penggunaan senjata nuklir hanya jika terjadi agresi nuklir berskala besar.

Sementara China baru akan menggunakan senjata nuklir jika menerima serangan nuklir.

Jenderal Timothy Ray, kepala Komando Serangan Global Angkatan Udara AS, dalam wawancaranya dengan Air Force Times membeberkan sejumlah rencana AS untuk menghadapi perang nuklir yang bisa saja terjadi.

Baca Juga: Perkasa di Laut China Selatan, Ternyata China Bisa Tak Berdaya Melawan India Jika Sampai Hati Gunakan Empat Senjata yang Paling Ditakuti China Ini

Ray menilai bahwa China dan Rusia adalah musuh paling potensial jika perang nuklir terjadi. Kedua negara tersebut juga bisa menyebabkan kehancuran terparah bagi AS.

Untuk menghadapi ancaman tersebut, Ray mengatakan bahwa AS telah menjalankan program pengembangan senjata nuklir senilai $1,5 triliun.

Program ini sudah dimulai sejak era pemerintahan Presiden Barack Obama dan masih terus dilanjutkan oleh Donald Trump saat ini.

Trump bahkan mampu meraup lebih banyak dana untuk pengembangan nuklir untuk armada laut.

Trump juga menurunkan ambang batas penggunaannya.

Perbandingan anggaran nuklir AS, Rusia, dan China

Walaupun mengganggap Rusia dan China sebagai lawan yang berbahaya, nyatanya anggaran nuklir kedua negara tersebut masih jauh di bawah AS.

Baca Juga: Indonesia Memang Kalah Telak Jika Melawan Militer China, Namun dengan Taktik Ini Diprediksi Indonesia Sanggup Ungguli Negeri Tirai Bambu

Dikuitp dari Sputnik News, Pentagon memperkirakan bahwa Rusia telah menghabiskan dana $28 miliar untuk pengembangan senjata nuklir, hanya sekitar 2% dari anggaran program AS.

Anggaran tersebut digunakan Rusia dalam beberapa tahun terakhir untuk pengembangan sistem rudal hipersonik baru yang hampir selesai.

Sementara China, dikabarkan menyiapkan $10,4 miliar untuk pengembangan senjata nuklir pada tahun 2019.

Jumlah itu hanya sekitar 30% dari anggaran yang dikeluarkan AS untuk nuklir di tahun 2019.

Angka tersebut merupakan perkiraan dari International Campaign to Abolish Nuclear Weapons.

Jumlah sebenarnya masih belum diketahui dengan pasti.

Membangun armada tempur nuklir baru

Dalam wawancara yang dirilis Air Force Times tanggal 13 September 2020 lalu, Jenderal Ray juga mengatakan bahwa Angkatan Udara AS telah menyiapkan sejumlah armada tempur bersejata nuklir terbaru.

Baca Juga: Niatnya Bikin Musuh Gemetar dengan Kekuatan Militernya, Tapi China Malah Diejek karena Comot Adegan Hollywood, Ini Buktinya

Pertama, ada B-21 Raider, pesawat bomber siluman yang kini dikembangkan oleh Northrop Grumman dan diharapkan bisa mulai bertugas pada tahun 2025.

B-21 Raider akan menjadi tandem bagi B-2 Spirit, Rockwell B-1 Lancer, dan Boeing B-52 Stratofortress yang sudah berusia cukup tua.

Pekan lalu, Pentagon menyodorkan kontrak ke Northrop Grumman senilai $13,3 miliar untuk pembuatan rudal balistik antarbenua generasi terbaru, atau disebut Ground Based Strategic Deterrent (GBSD).

GBSD akan menjadi pengganti dari Minuteman III yang telah digunakan selama sekitar 50 tahun hingga sekarang.

GBSD diperkirakan akan siap pada 2027, dan bisa menggantikan seluruh unit Minuteman III pada tahun 2036.

Ray menjelaskan bahwa penembak rudal antarbenua ini akan menggunakan bahan bakar komposit dan memiliki jangkauan setidaknya 15.000 km.

Baca Juga: Mau Turunkan Berat Badan dengan Cepat, Coba Saja Lakukan Diet Telur Rebus Selama Dua Minggu. Bagaimana Caranya? Ini Dia!

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Jenderal AS beberkan rencana Pentagon hadapi perang nuklir dengan Rusia & China"

Artikel Terkait