Find Us On Social Media :

Virus Corona Ternyata Bisa ‘Kabur’ dari Tubuh Setelah 14 Hari, Ini Resep Rahasianya!

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 22 September 2020 | 16:00 WIB

(ilustrasi) Pasien Covid-19

Intisari-Online.com – Sudah enam bulan wabah pandemi virus corona juga melanda tanah air kita.

Namun, hingga kini belum nampak ada tanda-tanda lenyap dari bumi pertiwi.

Malahan kasus angka positif semakin banyak jumlahnya.

Ikatan Dokter Indonesia, pernah memberikan kabar soal virus corona atau Covid-19 ini.

Baca Juga: Sementara Lebih dari 150 Negara Bergabung dengan Rencana Pengembangan Vaksin Covid-19 Global, AS dan China Justru Absen, Mengapa?

Ternyata virus penyebab Covid-19 itu bisa mati dengan sendirinya di tubuh manusia yang terpapar.

Demikian disampaikan anggota Dewan IDI Abidinsyah Siregar yang mengungkapkan bahwa Virus corona yang menular ke tubuh individu berpotensi bisa mati dengan sendirinya.

Hal ini bisa terjadi jika sudah melalui 14 hari masa inkubasi virus yang menyebabkan Covid-19 itu.

Akan tetapi, sistem kekebalan imun individu yang telah tertular Virus Corona dipertaruhkan selama masa inkubasi 14 hari.

Baca Juga: Jangan Sampai Tertukar dengan Gejala Virus Corona, Kenali Jenis Batuk pada Anak agar Penanganannya Lebih Efektif

Abindinsyah menjelaskan proses yang terjadi saat tubuh terinfeksi virus corona.

Hal paling penting, perilaku virus adalah mempertahankan kehidupan tergantung inangnya.

"Ada yang berinang di nyamuk, ada yang di burung, sekarang virus corona kan semestinya berinang di hewan yang sebelumnya menjadi inang, " ujar Abidinsyah dalam diskusi bertajuk "Ikhtiar Melawan Corona" yang digelar secara online pada Sabtu (18/4/2020).

Dalam kondisi saat ini, virus corona ingin bertahan hidup di tubuh manusia.

Kemudian, kata dia, yang disasar adalah paru-paru manusia.

"Setelah menginfeksi, dengan cepat virus corona menyerang paru-paru sehingga ruang dalam paru-paru dikuasai. Hal ini menyebabkan individu gagal napas," ucap Abidinsyah.

Proses ini terjadi sedemikian rupa.

Selain itu, saat sudah menginfeksi, terjadi pertarungan antigen dengan antibodi di dalam tubuh.

"Pertarungan itu akan terjadi seperti lomba sprint. Virus akan bertahan selama 14 hari. Kalau lewat, virus sudah kehabisan kemampuan bertahan, lalu mati sendiri," ucap Abindinsyah.

Baca Juga: Jangan Anggap Enteng! Ternyata Covid-19 Menyebar Lebih Mudah dari yang Dikira, Termasuk Melalui Media Berikut Ini

Setelah itu, dia menyebutkan bahwa tubuh individu akan memunculkan kemampuan antibodi.

"Akan tetapi perlu diingat bahwa selama 14 hari inkubasi tadi sistem imun tubuh dipertaruhkan," kata Abindinsyah.

Dia pun mengingatkan bahwa saat ini belum ada obat dan vaksin untuk menyembuhkan atau mencegah Covid-19.

Satu-satunya cara yang bisa dilakukan masyarakat adalah menyingkirkan sumber penularan dengan orang-orang yang berpotensi tertular.

"Itu terpaksa kita lakukan dan hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang," kata dia.

Hingga saat ini, penyebaran virus corona sudah terjadi di semua provinsi yang ada di Tanah Air.

DKI Jakarta masih menjadi episentrum penularan dengan kasus Covid-19 terbanyak, yaitu 2.815 pasien.

Adapun, saat ini totalnya ada 5.923 kasus Covid-19 sejak diumumkan untuk kali pertama ada penularan virus corona di Indonesia pada 2 Maret 2020.

Dari jumlah tersebut, 607 pasien dinyatakan sembuh dan 520 pasien meninggal dunia.

Baca Juga: Sedang Berjibaku dengan 57 Ribu Kasus dan Seribu Kematian Akibat Covid-19, Tenaga Medis Negara Ini Malah Pilih Tinggalkan Rumah Sakit Selama Seminggu, Pemicunya Bisa Jadi Pelajaran Bagi Indonesia

Bisa Sembuh Sendiri

Jangan panik jika Anda atau orang sekitar Anda terpapar virus corona atau Covid-19.

Sebenarnya, penderita Covid-19 atau virus corona bisa sembuh dengan sendirinya.

Berdasarkan data dari laman worldometers.info/coronavirus, hingga pada Sabtu (18/4/2020) ada 2.269.630 kasus atau orang positif terpapar Covid-19 di dunia, termasuk di Indonesia.

Sementara angka kematian mencapai 155.205

Namun, dari total kasus positif itu, terdapat 582.195 orang yang sudah dinyatakan sembuh.

Hal ini membuktikan kalau penderita Covid-19 bisa sembuh baik dengan sendirinya maupun dengan bantuan tim medis.

Sementara itu, menurut WHO ( World Health Organization ) atau Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 80% pasien Covid-19 bisa sembuh tanpa penanganan medis khusus.

Biasanya pasien yang bisa sembuh dengan sendirinya merupakan pasien positif yang tak menunjukkan gejala.

Namun, jika Anda mengalami gejala seeperti demam, batuk dan sulit bernapas sebaiknya secepat mungkin mencari bantuan dari tim medis.

Baca Juga: Coba Campuran Kunyit dan Madu, Rasakan Manfaatnya dari Tingkatkan Imunitas Tubuh demi Cegah Covid-19 Hingga Cegah Kanker

IDI: Pasien Covid-19 Bisa Sembuh 2 Pekan

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia atau PB IDI Daeng M Faqih mengatakan, penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh Virus Corona dapat sembuh dalam 2 pekan.

Hal itu dimungkinkan sepanjang pengidap penyakit tersebut dapat menjaga imunitas tubuhnya dengan baik.

"Karena virus itu dalam jangka waktu tertentu dia akan mati. Dua minggu," kata Daeng M Faqih kepada Kompas.com, Kamis (26/3/2020).

"Makanya, dia disuruh 2 minggu (self isolation). Karena semua virus itu self limiting disease. Dua minggu clear dia," ujar dia.

Menurut Daeng M Faqih, salah satu penyebab banyaknya kasus orang meninggal dunia akibat virus tersebut lantaran imunitas pengidap penyakit tersebut rendah.

Sementara, bagi mereka yang sejak awal sehat dan memiliki imunitas yang bagus, virus itu akan hilang dalam jangka waktu tertentu.

"Kalau yang sehat, imunitas bagus, bergejala ringan, yang penting dia diawasi supaya tidak menularkan dan menjaga imunitasnya," ujarnya.

Lantas bagaimana cara meningkatkan imunitas?

Baca Juga: Wajib Pakai Masker untuk Cegah Penularan Covid-19, Tapi Perlukah Memakai Masker Saat Mengendarai Mobil Sendirian?

Istirahat yang cukup dinilai menjadi kunci utama kesembuhan pasien Covid-19.

Di samping itu, pemberian obat dan vitamin, serta asupan makanan bergizi untuk menjaga imunitasnya.

"Sebenarnya, apa yang dilakukan selama ini itu sudah, cuma yang tidak tertib itu kan masyarakat yang tidak tahu," ucap Daeng M Faqih.

Menurut Daeng M Faqih, salah satu faktor cepatnya penyebaran Virus Corona di masyarakat adalah ketidaktahuan masyarakat bahwa dirinya telah positif terjangkit.

Hal itu disebabkan karena kondisi fisik mereka yang cukup baik dan tidak menunjukkan gejala sakit.

Sehingga, mereka merasa dalam kondisi tubuh yang sehat.

"Dia merasa tidak sakit kan, dia jalan kemana-mana, lalu dia menularkan. Makanya, dia harus ada yang mengawasi supaya tidak menularkan kemana-mana," kata dia.

Kebijakan physical distancing yang kini terus digencarkan pemerintah, sebenarnya cukup efektif untuk memutus penyebaran virus tersebut.

Namun, dengan catatan masyarakat dapat mematuhi kebijakan tersebut sebaik mungkin.

Seperti, misalnya, menjaga jarak dan meminimalisir pertemuan orang dalam jumlah yang besar. "Jadi yang paling efektif itu ayo kita tinggal di rumah dulu," kata dia.(kompas tv/kompas.com)

Baca Juga: 'Ajaibnya' Ekonomi Timor Leste, Termasuk Negara Paling Miskin, Tapi Dipastikan akan Keluar dari Pendemi Covid-19 dengan Kerusakan Paling Ringan Dibanding Negara Tetangganya