Penulis
Intisari-Online.com - Belum lama sejak Kim Jong-un mengeksekusi lima pejabat yang mengkritik kebijakan ekonominya, Korea Utara kini kembali gempar.
Pejabat Korea Utara pun dibuat ketar-ketir menghadapi kemarahan Sang Diktator, Kim Jong-un.
Kali ini penyebabnya karena ditemukan kertas bergambar Kim Jong-un yang dijual sebagai kertas bekas atau rongsokan.
Melansir Express.co.uk (19/9/2020), Korea Utara telah memerintahkan kampanye 'pendidikan ideologis' nasional setelah gambar Kim Jong-un ditemukan digunakan sebagai kertas bekas.
Selain itu, pihak berwenang juga memerintahkan penyelidikan dan menyebutkan akan menghukum pejabat yang bertanggung jawab.
Departemen Propaganda dan Agitasi Partai Sentral menemukan bahwa kertas dan buklet dengan wajah Kim Jong-un di atasnya diperlakukan sebagai kertas bekas.
Kemudian mengumumkan penyelidikan dan segera menyelenggarakan program pelatihan ideologis untuk memperbaiki situasi.
Buklet dengan wajah Kim Jong-un di atasnya dikenal sebagai 'Publikasi No. 1'.
Kini otoritas pusat telah berjanji untuk melacak para pejabat lokal yang mengizinkan buku-buku yang dihormati diperlakukan sedemikian rupa, dan meminta pertanggungjawaban mereka atas kurangnya rasa hormat tersebut.
Seorang pejabat Korea Utara berbicara tanpa menyebut nama kepada Radio Free Asia, ia mengatakan: “Di bawah pengawasan Departemen Propaganda dan Agitasi Partai Sentral, inspeksi ideologis sedang dilakukan pada komite partai di setiap provinsi, kota, dan kabupaten.
“Tujuan dari inspeksi ini adalah untuk lebih memperkuat pendidikan ideologis para pejabat pemerintah daerah dan warga melalui proses mengecam dan mengkritisi efektivitas proyek pendidikan ideologi instansi pemerintah daerah," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa pemeriksaan itu terjadi karena buku dan surat kabar berisi potret pemimpin Korea Utara dibiarkan dirusak.
“Pemeriksaan itu semua karena orang-orang mengizinkan buku dan surat kabar yang memuat potret No. 1, atau karya seni Kim Il-sung, Kim Jong-il, dan Kim Jong-un dirusak," katanya.
"Pihak berwenang memerintahkan hukuman ketat atas tindakan tersebut karena mereka bertentangan dengan partai dan membahayakan otoritasnya dan para pemimpinnya," bebernya.
Menurutnya, perintah nasional untuk secara menyeluruh mengelola publikasi No. 1 dan untuk mendidik serta mengontrol orang-orang sehingga mereka tidak menjualnya sebagai kertas bekas ditujukan kepada pejabat, pekerja, dan anggota Liga Pemuda Kimilsungist Kimjongilis.
“Pihak berwenang akan memeriksa secara menyeluruh setiap komite partai provinsi tentang bagaimana publikasi No. 1 didistribusikan ke organisasi tingkat yang lebih rendah, imbuhnya.
Selain itu, sumber mengungkapkan bahwa kini para pejabat tengah gugup karena kondisi tersebut.
"Para pejabat gugup karena pihak berwenang menyebutkan menghukum pejabat yang bertanggung jawab atas publikasi yang rusak," katanya.
Sumber itu menjelaskan bahwa para pejabat di Hamgyong Utara 'berusaha keras' untuk memperbaiki masalah menjelang pemeriksaan Komite Sentral.
“Komite partai regional melakukan sebuah proyek untuk memeriksa terlebih dahulu publikasi No. 1 dan mengambil tindakan pencegahan terhadap setiap masalah yang mereka temukan dalam persiapan untuk inspeksi Komite Pusat," katanya.
Sementara inspeksi belum dilakukan, para pengurus partai setempat bergerak cepat memperbaiki masalah demi menghindari hukuman.
“Kami belum melakukan inspeksi di daerah ini, tapi karena akan segera datang, para pengurus partai setempat bingung.
"Mereka bergerak cepat untuk memperbaiki masalah yang ditemukan secepat mungkin karena itu adalah satu-satunya cara untuk menghindari hukuman," katanya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari