Find Us On Social Media :

Amerika Serikat Sebar Puluhan Rudal Mematikan di Benua Asia, Rusia Klaim Langkah Itu Membahayakan Nuklir Mereka, 'Mundur atau Perang Nuklir Akan Pecah'

By Mentari DP, Sabtu, 19 September 2020 | 15:05 WIB

Ilustrasi peluncuran rudal balistik.

Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) diklaim sebagai negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia.

Hal tersebut berdasarkan jumlah pasukan, jumlah armada militer, hingga teknologi yang dimiliki.

Dan yang paling mengerikan adalah AS memiliki 7.200 rudal yang kekuatannya sangat besar.

Menariknya, di antara ribuan hulu ledak nuklir itu, puluhan lainnya berada di benua Asia.

Baca Juga: Meski Hanya Negara Kecil, Taiwan Menolak Tunduk pada China, Siap Beli Puluhan Senjata Canggih dari AS yang Dijamin Bikin China Ketar-ketir

Hal inilah yang dikhawatirkan Rusia.

Sebagai negara dengan kekuatan militer terkuat kedua di dunia, Rusia menganggap hadirnya puluhan rudal AS di benua Asia bisa membahayakan mereka.

Dilansir dari Russian News Agency, tass.com, pada Sabtu (19/9/2020), Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengungkapkan penyebaran rudal AS di Asia untuk membahayakan penangkal nuklir Rusia.

Baca Juga: Sering Beri Ancaman Perang ke Musuh, Terowongan Bawah Tanah Rahasia Kim Jong-Un Terungkap, Lihat Betapa Mengerikannya Isinya

"Amerika Serikat mungkin harus dengan hati-hati."

"Mereka harus mempertimbangkan semua konsekuensi dari langkah yang mereka ambil."

"Jangan sampai ini menjadi ketegangan lebih lanjut dan perlombaan senjata," kata Anatoly Antonov.

Selanjutnya Antonov menjelaskan penyebaran rudal itu akan mengganggu keseimbangan militer-politik di kawasan dan stabilitas strategis global.

Serta secara langsung akan mempengaruhi kepentingan keamanan nasional Rusia.

Sebab kawasan ini terletak dekat perbatasan Rusia, fasilitas angkatan laut, dan pangkalan Armada Pasifik di mana pasukan strategis kapal selam berpangkalan.

"Pengerahan sistem baru AS di sana akan membahayakan penangkal nuklir kami," kata Antonov.

Antonov menegaskan bahwa Rusia sama sekali tidak tertarik untuk meningkatkan ketegangan baik di kawasan Asia-Pasifik atau di mana pun di dunia.

 

Baca Juga: Dipercaya Jadi Keturunan Langsung dari Dewa, Kim Jong-Un Dianggap Terlalu Sempurna untuk Buang Air, Bahkan Kotorannya Mengandung Informasi Mengenai Dirinya

Atau melakukan perlombaan senjata yang merusak secara ekonomi.

"Sehingga kami berharap Amerika Serikat dan sekutu regionalnya juga berpikiran yang sama."

"Tapi jika dirasa hal itu mulai membahayakan, maka kami akan mengambil tindakan," jelas Antonov.

Terakhir, Antonov mengingatkan bahwa Amerika Serikat dan Rusia sudah melakukan perjanjian INF Rusia-AS pada Agustus 2019.

Di mana keduanya berjanji untuk menjaga stabilitas dan keamanan global.

Tapi perjanjian itu akan sulit dilakukan jika AS terus peningkatan jumlah senjata rudal mereka.

Baca Juga: Militernya Sangat Kuat dan Punya Hak yang Diakui Dunia, Indonesia Diklaim Bisa Jadi Pemimpin Negara-negara Asia Tenggara untuk Lawan China