Penulis
Intisari-Online.com - Berbagai hal tentang negara pimpinan Kim Jong-un, Korea Utara, membuat orang-orang tak habis pikir.
Seperti kebijakan yang baru-baru ini terungkap telah diperintahkan oleh rezim Kim Jong-un, yaitu terkait materi pendidikan untuk anak prasekolah di Korea Utara.
Melansir Express.co.uk (18/9/2020), Rezim Korea Utara telah memerintahkan semua anak prasekolah di negara itu harus menghabiskan 90 menit sehari untuk diajari 'kehebatan' diktator Kim Jong-un.
Berita itu diungkapkan oleh Daily NK, sebuah publikasi berbasis Korea Selatan dengan sumber di Utara.
Sebelumnya, anak-anak pra-sekolah Korea Utara hanya menghabiskan waktu 30 menit sehari untuk diajari tentang Kim Jong-un.
Instruksi pemerintah yang baru itu berjudul 'pendidikan kebesaran', dirilis pada 25 Agustus.
Disebut jika kebijakan itu dirancang untuk 'menumbuhkan kesetiaan dan kepercayaan terhadap kepemimpinan Korea Utara'.
Saudara perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong -lah yang dikatakan telah memberikan instruksi tersebut.
Baca Juga: Coba Mandi Pakai Air Hangat Rebusan Batang Serai, Rasakan Sensasi Tak Terduga pada Tubuh, Mau Coba?
Kim Yo-jong telah mendapatkan kekuasaan dan sekarang menjadi wakil de facto Kim Jong-un menurut intelijen Korea Selatan.
Dia telah memimpin tanggapan Korea Utara terhadap pandemi virus korona global, dikutip dari Express.co.uk.
Menurut Daily NK, anak-anak yang diajari Kim Jong-un adalah seorang anak yang sangat cerdas yang berusia lima tahun 'naik kapal pesiar, melakukan latihan target, dan suka membaca'.
Diktator Kim Jong-un sendiri mengambil alih sebagai pemimpin Korea Utara pada tahun 2011 setelah kematian ayahnya Kim Jong-il.
Korea Utara telah diperintah sebagai kediktatoran komunis sejak dibentuk pada tahun 1948.
Kim Il-sung, kakek Kim Jong-un, mendirikan negara dan bertindak sebagai pemimpin pertamanya.
Setelah perang dunia kedua, Korea dibagi menjadi zona utara, diduduki oleh Uni Soviet, dan zona selatan yang dikuasai oleh Amerika Serikat.
Ini kemudian membentuk komunis Korea Utara dan kapitalis Korea Selatan, masing-masing setelah pembicaraan unifikasi gagal.
Antara 1950 dan 1953 hampir lima juta orang tewas setelah Korea Utara menyerbu tetangganya di selatan.
Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis melakukan intervensi di sisi Korea Selatan, sementara China mendukung utara.
Perang berakhir dengan jalan buntu, dan secara teknis kedua Korea tetap berperang hingga hari ini.
Sebelum kebijakan tentang pendidikan Kim Jong-un untuk anak prasekolah ini, diktator Korea Utara juga menjadi perbincangan karena eksekusinya pada 30 Juli terhadaplima pegawai Kementerian Ekonomi Korea Utara.
Disebut bahwa lima pegawai itu disebut telah mengkritik Kim Jong-un di sebuah pesta makan malam.
Keluarga mereka juga ditahan dan dikirim ke Kamp 15 gulag dekat Yodak, sebuah fasilias yangterkenal dibangun untuk menampung para tersangka musuh rezim.
Menurut laporan, di kamp tersebut telah terjadi penyiksaan, kerja paksa, hingga pelecehan.
Di bawah pemerintahan Kim Jong-un, saat ini Korea Utara saat sedang berjuang melawan pandemi virus korona yang sedang berlangsung, meski belum ada kasus positif yang resmi dilaporkan negera pertama ini.
Namun, Kim Jong-un sempat mengakui virus itu "bisa saja memasuki" Korea Utara pada Juli lalu, karena seorang pembelot yang berhasil kembali menyeberangi perbatasan.
Saat itu, Kota Kaesong diisolasi selama tiga minggu, pasalnya pembelot itu disebut menunjukkan gejala seperti virus corona meskipun diagnosisnya tidak pernah dikonfirmasi.
Meski tidak ada kasus Covid-19 yang resmi dilaporkan, dampak ekonomi tetap dialami Korea Utara.
Selain diakibatkan Covid-19, kondisi perekonomian Korea Utara juga memburuk karena serbuan bencana topan dan banjir, setelah sebelumnya negara pimpinan Kim Jong-un telah menderita kelaparan dampak dari sanksi PBB.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari