Find Us On Social Media :

Kengerian Bom Luncur Tiongkok 'Sky Thunder 500,' Mirip Senjata Militer AS yang Lebih Tua dan Superioritasnya Mampu Bikin Taiwan Tak Berdaya

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 17 September 2020 | 12:37 WIB

Sky Thunder 500

Satu Tianlei 500, di sisi lain, dapat menyebarkan ratusan bom di lapangan terbang, merusak fasilitas pangkalan, menghancurkan pesawat yang terbuka, dan merusak landasan pacu.

Lebih buruk lagi, bom yang tidak meledak menjadi setara dengan ranjau, menunggu dengan sabar untuk menghancurkan jet tempur baru senilai $ 70 juta yang meluncur ke landasan.

Seorang komandan pangkalan udara harus memperbaiki kerusakan dan menemukan semua bom sebelum aman untuk menerbangkan pesawat lagi.

Konsep di balik Tianlei 500 bukanlah hal baru.

Baca Juga: Padahal Berhasil Temukan Vaksin Covid-19, Tetapi China Justru Ogah Memberikan Vaksin Tersebut pada Rakyatnya Sendiri, Ternyata Ini Alasannya

Selama Perang Dingin, Royal Air Force berencana untuk menerbangkan jet tempur Tornado yang dilengkapi dengan sistem dispenser submunisi JP233 di atas lapangan udara Pakta Warsawa pada masa perang.

Ini dipraktikkan selama Perang Teluk Persia 1991, dan meskipun efektif, RAF menderita banyak korban saat senjata itu mengekspos jet ke tembakan darat musuh.

Solusi yang jelas adalah mengirimkan amunisi dari kejauhan dengan glide bomb, dan menggunakan GPS untuk mengirimkan submunisi tepat pada sasaran.

Hasilnya adalah Joint Stand-Off Weapon (JSOW) AGM-154A Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS, yang mulai beroperasi pada tahun 1998.

Baca Juga: Sempat Dikritik Habis-habisan Oleh Penduduk Indonesia Gegara Datangkan Tenaga Kerja China, Terungkap Alasan Luhut Pilih Tenaga Kerja China Ketimbang Indonesia