Advertorial
Intisari-online.com -Berita tentang rencana dibelinya TikTok oleh perusahaan-perusahaan AS cukup menghebohkan internet beberapa waktu yang lalu.
Ini membuat ramai karena TikTok adalah aplikasi garapan China dan sebelumnya dituduh oleh AS bahwa TikTok digunakan China untuk membajak semua data penggunanya.
Cara Trump ini terbilang licik, karena setelah menuduh TikTok tiba-tiba ia tawarkan untuk membeli aplikasi tersebut.
Namun, China tidak semudah itu takluk pada cara Trump yang seperti preman.
Baca Juga: Makin Garang Hadapi China, AS Berencana Jual 7 Sistem Senjata Utama pada Taiwan untuk Tekan Tiongkok
Melansir South China Morning Post, ByteDance, perusahaan perintis TikTok, tidak akan menjual TikTok kepada AS.
Hal ini mengecewakan tapi tentunya menarik.
Apa kiranya penyebab ByteDance urung menjual TikTok?
'Mobil bisa dibeli, tapi tidak dengan mesinnya'
Baca Juga: Coba Tambahkan Bahan Dapur Ini Agar Telur Rebus Mudah Dikupas Kulitnya dan Terlihat Mulus
Rupanya, ByteDance memberikan syarat yang cukup sulit untuk penjualan TikTok.
ByteDance tidak akan menjual atau memberikan algoritma TikTok dalam perjanjian penjualan apapun.
Mereka sebutkan AS bisa membeli TikTok, tapi tanpa algoritmanya.
"Perusahaan tidak akan menyerahkan kode atau algoritma apapun ke pembeli dari AS.
"Namun tim teknologi TikTok di AS dapat mengembangkan algoritma baru," ujar seorang sumber dari perusahaan ByteDance yang tidak ingin disebutkan namanya.
ByteDance juga telah memberitahu pihak berwenang AS dan para calon pembeli mengenai keputusan itu.
Jika Trump menolak kondisi itu, maka tidak akan mungkin TikTok dijual.
Serta, karena larangan penggunaan TikTok terhadap pengguna AS masih berlanjut, maka ByteDance mengambil langkah berani kehilangan sebagian besar penggunanya.
Administrasi Trump telah memberikan jangka waktu bagi ByteDance sampai 15 September kemarin untuk penjualan TikTok ke AS.
Jika tidak, TikTok akan selamanya dilarang di AS.
Sumber tersebut juga mengatakan kondisi "tanpa algoritma" menjadi poin penting dalam diskusi penjualan atau restrukturisasi TikTok.
Kondisi tersebut mengikuti aturan ekspor pemerintah China yang baru.
Dua minggu lalu, pemerintah China memperbarui daftar kontrol ekspor teknologi mereka.
Mereka sebutkan diharuskan ada izin resmi bagi teknologi seperti algoritma TikTok untuk dikirim begitu saja ke negara lain.
ByteDance mengatakan mereka akan mengikuti aturan dari negara mereka.
Beijing mendukung larangan penjualan algoritma TikTok.
Seorang sumber pemerintahan yang terlibat dalam mengatur ByteDance tapi tidak terlibat langsung dalam kontrol ekspor teknologi, mengatakan kepada Post awal bulan ini jika "ByteDance bisa menjual seluruh TikTok tapi bukan algoritmanya."
Jika algoritma TikTok tidak akan dijual, ini tentunya mempengaruhi calon pembeli seperti grup yang dipimpin oleh Microsoft untuk mempertimbangkan ulang pembelian tTikTok.
'Algoritmanya sama'
Seorang sumber yang tahu menahu tentang teknologi itu mengatakan ByteDance menggunakan sumber kode yang sama untuk TikTok di semua negara.
Baca Juga: Cara Mengetahui Siapa yang Unfollow Kita di Twitter Tanpa Aplikasi
Modifikasi hanya dilakukan di pasar masing-masing negara.
"Teorinya, tim AS dapat meniru algoritma itu, tapi itu memerlukan waktu bagi pengguna untuk beradaptasi dengan algoritma tiruan itu," ujar sumber tersebut.
"Dengan kompetisi antara aplikasi yang serupa semakin membara, akan sulit bersaing jika AS perlu waktu tambahan agar membuat algoritma tersebut bekerja dengan baik."
Trump mengatakan tidak akan ada tambahan waktu bagi pembicaraan penjualan TikTok.
Baca Juga: 10 Bagian Tubuh Pria yang Benar-benar Ingin Disentuh oleh Istrinya
"Entah kami akan menutup TikTok di negara ini untuk alasan keamanan, atau itu harus dijual ke negara kami," ujarnya Kamis lalu.
TikTok sendiri telah menuntut pemerintah AS atas desakan Trump tersebut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini