Find Us On Social Media :

Sepuluh Tahun Dibungkam, Catalonia Tidak Tahan Lagi Dan Inginkan Lepas Dari Lingkaran Setan Kerajaan Spanyol Sekarang Juga: 'Kalian Kaya Berkat Kami!', Ini Sejarahnya

By Maymunah Nasution, Minggu, 13 September 2020 | 10:28 WIB

Warga Catalan tuntun kemerdekaan Catalonia pada tahun 2015 di Stadion Camp Nou, Barcelona.

Intisari-online.com - Perpecahan antara Catalonia dan Spanyol hanyalah perkara bom waktu semata.

Mengutip The National Interest, ada banyak alasan mengapa Catalonia patut menjadi negara yang merdeka.

Pertama, wilayah dengan populasi 7.5 juta warga ini memiliki bahasa dan tradisi mereka sendiri yang berbeda dengan Spanyol yang lain.

Mereka memiliki sejarah panjang terkait pelepasan dari seluruh wilayah semenanjung yang lain.

Baca Juga: Punya 120 Istri dan Kebanyakan Berusia 20-an Tahun, Pria 61 Tahun Ini Mengaku Para Istrinya Tak Pernah Protes dan Hidup Rukun

Barcelona dibangun oleh Dinasti Carolingian tahun 801, saat mereka mendorong pasukan Moors ke selatan.

Barcelona kemudian bergabung dengan Kerajaan Aragon pada 1137.

Kerajaan Aragon kemudian bergabung dengan Castille membangun Spanyol pada 1479.

Catalonia mempertahankan otonominya hingga Perang Suksesi Spanyol, karena saat itu mereka mendukung pihak yang kalah.

Baca Juga: Sedang Pimpin Salat Magrib, Imam Masjid Tiba-tiba Dibacok Jemaahnya, Pelaku Sempat Ikut Salat Lalu Pulang untuk Mengambil Parang

Pemerintahan Catalonia kemudian secara singkat dipulihkan pada tahun 1930-an.

Namun, sejak saat itu nasionalisme Catalonia secara brutal ditekan oleh Fransisco Franco.

Ia bahkan sampai melarang penggunaan bahasa Catalan.

Namun rupanya bukan itu masalah utama yang dilontorkan oleh para pendukung kemerdekaan Catalonia.

Baca Juga: 'Apakah Anda Terburu-buru Melakukan Hukuman?' Pegulat Muda Navid Afkari Dieksekusi Iran, Padahal Belum Sempat Bertemu Keluarga

'Kami membuat Spanyol kaya raya'

Urusan pelarangan penggunaan bahasa dan penghapusan paham nasionalis jarang dituturkan oleh mereka yang mendukung merdekanya Catalonia.

Justru, mereka lebih menekankan mengenai keuangan Spanyol sebagian besar berasal dari Catalonia.

Dan hal tersebut memang benar adanya, tapi tidak dalam bentuk yang sudah aneh.

Baca Juga: Virus Corona Dalam Bentuk Terburuk: Jauh Dari Rumah, Para Pengungsi Ini Tak Berani Ke Dokter: 'Mereka Berpikir Saya Kena Covid-19 Karena Aku Orang Jahat'

Contohnya adalah Bavaria, yang jauh lebih kaya daripada negara bagian Jerman yang lain.

Sedangkan di AS, California dan New York membayar uang lebih banyak ke Washington DC dibandingkan uang yang mereka terima.

Keuangan Paris juga menutupi hampir sepertiga pengeluaran ekonomi Perancis.

Demikian juga provinsi Holland mensubsidi seluruh Belanda.

Baca Juga: Covid Hari Ini 13 September 2020: Kasus Virus Corona di Dunia Mencapai 28,9 Juta, Prancis dan India Catat Rekor Kasus Harian Tertinggi

Amerika, Jerman, Perancis dan Belanda menerima perbedaan itu, karena mereka merasa bagian dari satu kesatuan.

Namun warga Catalonia dan Spanyol tidak merasakan hubungan yang sama.

Hal itu datang biasanya setelah separatis Catalan menyebut warga Spaniard sebagai penduduk yang malas.

Itu merupakan stereotipe yang sayangnya berasal dari hal yang benar adanya.

Baca Juga: Setelah UEA, Kini Bahrain Damai dengan Israel, Iran: Memalukan

Spanyol selatan kenyataannya kurang berkembang secara ekonomi, serta secara sosial lebih kolot daripada Catalonia.

Catalonia lebih awal mengindustrialisasi wilayah mereka, memberikan mereka kelas menengah yang lebih luas.

Itu masih mendapat bagian lebih besar dari PDB-nya dari perdagangan daripada Spanyol bagian lain.

Namun perbedaan antara wilayah Spanyol juga tergolong tidak biasa.

Baca Juga: Tragis, Kisah Ota Benga yang Diculik dan Dipamerkan di Kebun Binatang New York dalam Kandang Simpanse, Petugas Menggantung Tempat Tidur Kerdil dan Memberinya Busur serta Anak Panah

Hal ini seperti yang terjadi di Italia, dengan kesenjangan ekonomi yang lebih besar antara Lombardy di utara Italia dan Calabria di selatan Italia.

Orang Catalan mungkin sedikit lebih liberal dan internasionalis daripada orang Andalusia dan Castillian.

Namun, AS justru jauh lebih terbagi.

Sementara itu, jika berbicara kepada warga Spanyol non-Catalan, respon umum adalah: 'apa yang membuat warga Catalan sangat spesial?'

Baca Juga: Bukan AS, Kapal Selam Terbesar di Dunia Ada di Tangan Negara Ini: Bobotnya Lebih dari 48.000 Ton hingga Digerakkan 2 Reaktor Nuklir

Catalan dianggap arogan dan mengedepankan status mereka, sehingga muncul kesenjangan dan kekurangan empati yang membuat sulit ditemukan solusi yang tepat.

Madrid yang 'Budeg'

Selama krisis ekonomi terakhir, Madrid, yang tunduk pada kerajaan Spanyol, yakinkan Pengadilan Konstitusi Spanyol untuk mengubah beberapa status otonomi Catalonia, termasuk yang sebutkan bahwa Catalonia adalah negara.

Mereka juga memaksa Catalonia hentikan pengeluaran untuk sistem keamanan sosial otonomi pribadi mereka.

Baca Juga: 3 Aplikasi Untuk Jawab Soal Matematika, Tinggal Foto Langsung Terjawab

Saat dukungan kemerdekaan merebak dan pemimpin Catalonia mengajukan petisi kepada Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy untuk berbicara, mereka tidak menerima respon apapun.

Rajoy menolak untuk bernegosiasi, Partai Rakyatnya percaya pada satu Spanyol.

Partai separatis yang muncul di politik Catalan tumbuh mendominasi polling, dan partai penguasai Catalonia berubah dari tuntutan otonomi lebih besar sampai meminta referendum kemerdekaan yang legal, yang ditolak oleh Rajoy.

Saat demonstrasi tahunan untuk Catalan tarik lebih dari 1 juta orang ke Barcelona, Rajoy masih tidak mau berbicara.

Baca Juga: Mudah Didapat Saat Memasak Nasi, Konsumsi Air Tajin yang Sudah Jarang Dilakukan Ternyata Miliki Banyak Manfaat untuk Tubuh, Ini Dia!

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini