Find Us On Social Media :

'Saya Muak pada Hubungan Antarmanusia,' di Jepang Ada Perusahaan untuk Bantu Orang-orang yang 'Bosan Hidup' Lalu Mengasingkan Diri, Bisa Lenyap Tanpa Jejak Puluhan Tahun!

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 9 September 2020 | 17:16 WIB

Ilustrasi

"Di Jepang, lebih mudah menguap begitu saja," kata Nakamori.

Privasi sangat dilindungi. Orang hilang dapat dengan bebas menarik uang dari ATM tanpa ditandai, dan keluarga tidak dapat mengakses video keamanan yang mungkin merekam gambar para pelarian yang mereka cintai.

"Polisi tidak akan campur tangan kecuali ada alasan lain, seperti kejahatan atau kecelakaan. Yang bisa dilakukan keluarga hanyalah membayar banyak untuk detektif swasta. Atau menunggu. Itu saja," ujar Nakamori.

'Saya terkejut'

Baca Juga: Dinilai Tak Bisa Tangani Pandemi Covid-19 hingga Sebut Fasilitas Medis di Indonesia Tidak Layak, WNI Dilarang Masuk ke 11 Negara Ini, 'Indonesia Sangat Berisiko'

Bagi orang-orang terkasih yang ditinggalkan, pengabaian (dan pencarian) bisa menjadi hal yang tak tertahankan.

"Saya terkejut," kata seorang perempuan yang tidak ingin disebutkan namanya. Putranya yang berusia 22 tahun hilang dan tidak pernah menghubunginya.

"Dia merasa gagal setelah dua kali berhenti dari pekerjaan. Dia pasti merasa sengsara dengan kegagalannya."

Perempuan itu pergi ke tempat tinggal anaknya, memeriksa tempat itu dan kemudian menunggu di mobilnya selama berhari-hari, berharap anaknya kembali.

Tapi putranya tak pernah muncul.

Dia mengatakan, polisi tidak membantu, dan hanya bisa terlibat jika itu adalah dugaan bunuh diri. Tetapi karena tidak ada catatan yang ditinggalkan, polisi tidak akan membantu.

"Saya mengerti bahwa mungkin saja ada penguntit. Informasi dapat disalahgunakan. Ini adalah hukum yang diperlukan, mungkin. Tapi penjahat dan penguntit disamakan dengan orang tua yang tidak bisa mencari anak mereka sendiri? Semuanya diperlakukan dengan cara yang sama karena perlindungan. Apa ini?" kata dia.

"Dengan undang-undang saat ini, tanpa uang, yang dapat saya lakukan hanyalah memeriksa jika sesosok mayat adalah putra saya. Itu satu-satunya yang bisa saya lakukan."

Baca Juga: Haus Darah Satu Tetes Setiap Hari dan Dapat Layani Tuannya dalam Berbagai Cara, Bagaimana Asal-usul Makhluk 'Mistis' Jenglot Ini? Asalnya dari Tubuh yang Tak Diterima Bumi?

Mereka yang menghilang

Bagi sebagian jouhatsu, perasaan sedih dan menyesal melekat, lama setelah mereka meninggalkan kehidupan lamanya.

"Saya selalu merasa telah melakukan kesalahan," kata Sugimoto, pengusaha yang meninggalkan istri dan anak-anaknya di kota kecil.

"Sudah setahun saya tidak melihat anak-anak saya. Saya memberi tahu mereka bahwa saya sedang dinas." Satu-satunya penyesalannya, katanya, adalah meninggalkan mereka.

Sugimoto saat ini tinggal di sebuah rumah di distrik pemukiman Tokyo.

Perusahaan 'pindahan malam' yang menaunginya dijalankan oleh perempuan bernama Saita, yang juga hanya menggunakan nama keluarganya untuk menjaga anonimitas.

Saita sendiri pun adalah seorang jouhatsu, yang menghilang 17 tahun lalu. Dia 'menghilang' akibat hubungan yang penuh kekerasan.

Baca Juga: Tengah Berjuang Lawan Stroke, Mat Solar Kini Diduga Kena Tipu Miliaran, Anak Tergugat Bongkar Fakta yang Berbeda

"Di satu sisi, saya masih orang hilang, sampai sekarang," kata dia.

"Saya punya berbagai jenis klien," kata Saita. "Ada orang yang lari dari kekerasan dalam rumah tangga yang serius, atau ego dan kepentingan pribadi. Saya tidak menilai. Saya tidak pernah mengatakan, 'Kasus Anda tidak cukup serius'. Setiap orang punya perjuangannya sendiri-sendiri. "

Perusahaan Saita membantu mengatasi kesulitan orang-orang seperti Sugimoto.

Namun meski berhasil menghilang, bukan berarti jejak kehidupan lamanya mudah dilupakan.

"Hanya anak pertama saya yang tahu yang sebenarnya. Dia berumur 13 tahun," kata Sugimoto.

"Kata-katanya yang tidak bisa saya lupakan adalah, 'Keputusan Ayah adalah hidup Ayah, dan saya tidak bisa mengubahnya'.

Kedengarannya lebih dewasa dari saya bukan?" kata Sugimoto.

Baca Juga: Sudah Dapat Subsidi Gaji? Kabar Baik untuk Karyawan! Pemerintah Putuskan untuk Akan Lanjutkan Program Subsidi Gaji Tahun Depan

Karya ini didasarkan pada video BBC Reel yang diproduksi oleh Andreas Hartman, diadaptasi oleh Bryan Lufkin. Anda bisa membaca versi asli artikel ini dengan judul The Companies that help people vanish di BBC Worklife.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Di Jepang Ada Perusahaan untuk Bantu Orang-orang yang 'Bosan Hidup' Lalu Mengasingkan Diri