Unik! Mobilnya Mogok di Tengah Hutan Belantara Purwakarta, 2 Keluarga Ini Tinggal di Gubuk Reot Selama 15 Tahun, Begini Cara Mereka Bertahan Hidup

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Ternyata masih ada kisah orang yang berakhir hidup di tengah belantara hutan di zaman modern ini. Simak selengkapnya.

Intisari-Online.com - Ternyata masih ada kisah orang yang berakhir hidup di tengah belantara hutan di zaman modern ini.

Orang yang memutuskan untuk tinggal di hutan tentunya memiliki alasan tersendiri.

Seperti kisah seorang pria bernama Marno bersama keluarganya berikut.

"Yang penting jangan panjang tangan."

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula, Belum Usai Pandemi Covid-19 yang Buat 27 Juta Orang Terinfeksi, Bos WHO Sebut Dunia Harus Siap untuk Pandemi Berikutnya

Begitu pesan Marno, lelaki paruh baya yang 15 tahun tinggal di gubuk kecil di lahan Perhutani, Bungursari, Purwakarta.

Marno tinggal di istana kecilnya bersama istri, adik, dan iparnya.

Ia dulunya bekerja sebagai kondektur bus dalam Kota Jakarta.

Suatu hari, kendaraan yang ia naiki mogok.

Baca Juga: Satu Lagi Manfaat Kunyit! Campurkan dengan Bahan Rahasia Ini, Bisa Bantu Hilangkan Berbagai Masalah Kulit, Begini Cara Membuatnya!

Marno pun memilih bermalam di area lahan yang kini ia tinggali.

Saat itu ada saung milik warga.

"Saya berkenalan, akhirnya tidur di sini," ujarnya.

Marno kemudian memilih tinggal di lahan tepian hutan itu.

Baca Juga: Covid Hari Ini 8 September 2020: Kasus di Tanah Air Tembus 200.000, Malaysia Larang WNI Masuk Negaranya, 'Wajar Saja, Malaysia Ingin Melindungi Rakyatnya'

Ia pun membawa pula istri dan adiknya tinggal di tempat tersebut, meski tinggal di rumah seadanya.

Rumahnya sebagian terdiri dari seng bekas, plastik, dan karung.

Meski begitu, Marno tak tinggal diam.

Ia berkebun singkong.

Baca Juga: Peristiwa Mengejutkan Terekam CCTV, Pria Ini Tenangkan Putri Kecilnya Lalu Serahkan ke Seorang Perempuan Sebelum Ditembak Mati di Depan Sang Anak

"Nanam sampeu (singkong)," ujar Marno saat ditanya anggota DPR RI Dedi Mulyadi.

Kepada Dedi, Marno menyebut hasil penjualan singkong tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Dapat Rp 20.000 buat beli beras," ujar dia.

Meski belasan tahun tinggal di rumah yang kurang layak, pria asal Subang itu mengaku ikhlas.

Baca Juga: Negaranya Saja Masih Miskin, dan Rakyatnya Kelaparan, Korea Utara Sesumbar Ingin Bersaing dengan Amerika dan Rusia untuk ke Luar Angkasa

Baginya, yang penting tak mencuri.

"Yang penting enggak panjang tangan," ujar Marno.

Sementara itu, Dedi Mulyadi memuji semangat dan keikhlasan Marno.

"Pesannya cuma satu, tidak mencuri," ujar Dedi dalam video yang diunggah pada akun Facebook miliknya.

Baca Juga: Ketika Intelijen Inggris BerhasilSadap Perintah dari Kim Jong-Un dan Agen-agen Rahasianya,Ada Nama Indonesia Disebut di Dalamnya!

Dedi yang sempat turut masuk ke rumah yang ditinggali Marno akan berupaya membantu.

"Nanti saya akan berkoordinasi dengan Perhutani."

"Nanti minimal rumahnya tidak seperti ini, dibuatkan rumah panggung," ungkapnya.

Baca Juga: Masih Terus Waspada dengan Pandemi Virus Corona, Faktanya 75 Persen Kematian Pasien Covid-19 adalah Orang dengan Penyakit Penyerta Demensia

(*)

Kontributor Karawang, Farida Farhan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Keluarga Tinggal di Gubuk Tengah Hutan, Kisahnya Berawal dari Mobil Mogok"

Artikel Terkait