Penulis
Intisari-Online.com - Korea Utara (Korut) dikenal sebagai negara yang sangat tertutup dari dunia luar.
Tidak banyak hal diketahui tentang negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un ini.
Namun seorang pembelot Korea Utara yang berhasil kabur menceritakan seperti apa Korea Utara dan bagaimana kepimpinannya Kim Jong Un sendiri.
Dilansir dari mirror.co.uk pada Senin (7/9/2020), namanpembelot Korea Utara itu adalahYeonmi Park.
Setelah berhasil kabur dari Korea Utara,Yeonmi Park menceritakan bagaimana masa kecilnya.
Di mana menurutnya anak-anak Korea Utara telah dihasut bahwa pemimpin tertinggi mereka (yaitu Kim Jong Un) adalah seorang dewa yangdapat membaca pikiran mereka.
"Anak-anak kecil menjadi mesin propaganda," ucapYeonmi Park.
Yeonmi Park dibesarkan di negara yang di mana konsep 'cinta' dan 'persahabatan' tidak ada.
Sebab, sistem pendidikannya di Korea Utara sangatlah ketat.
Perasaan pemujaan harus diarahkan pada pemimpin tertinggi saja.
Bahkan orangtuanya tidak pernah sekalipun memberitahunya bahwa mereka mencintai dirinya.
Wanita yang berusia 26 tahun itu menjelaskan bahwa Korea Utara tidak seperti kediktatoran lain seperti Iran atau Kuba.
“Di negara-negara itu, Anda memiliki semacam pemahaman bahwa walau Anda terisolasi, Anda tetap bisa melihat dunia."
“Tapi Korea Utara tidak. Di mana dunia luar benar-benar telah dihilangkan."
Park dan saudara perempuannya diajari bahwa Kim Jong Il, mantan pemimpin negara, dan putranya Kim Jong Un adalah dewa.
Guru menjelaskan kepada mereka bahwa keluarga Kim dapat membaca pikiran warga sehari-hari, mendorong mereka untuk berpikir baik tentang para pemimpin.
Para murid juga didorong untuk menemukan kesalahan pada teman sekelas mereka dan secara verbal menyerang mereka dalam 'sesi kritik'.
Tak sampai disitu, Park juga bercerita bagaimana keluarganya bertahan hidup di tengah kelaparan.
Dia mengaku dibesarkan dengan tahu cara memakan serangga.
Baik paman dan neneknya meninggal karena kekurangan gizi dan merupakan kejadian biasa untuk melihat mayat di jalan.
"Saya telah mengunjungi permukiman kumuh di Mumbai, saya telah mengunjungi permukiman kumuh di negara lain."
"Tetapi tidak ada yang seperti Korea Utara."
"Karena kelaparan di Korea Utara itu adalah kelaparan sistematis dibuat oleh negara yang memilih untuk membuat kita kelaparan," katanya.
Yeonmi Park adalah satu dari beberapa ratus pembelot Korea Utara yang melarikan diri ke Amerika Serikat, New York Post melaporkan.
Dia dan ibunya melarikan diri pada tahun 2007 ketika dia berusia 13 tahun, menyeberangi Sungai Yalu yang beku untuk pergi ke China.
Perjalanan mereka tidak berhenti sampai disitu.
Di sana, ibu Park diperkosa oleh pedagang manusia dan mereka berdua dijual kepada pria-pria China.
Lalu dengan bantuan misionaris Kristen, wanita itu melarikan diri ke Mongolia lalu ke Korea Selatan, sebelum Park pindah ke AS pada tahun 2014.
Sekarang Yeonmi Park bekerja sebagai juru kampanye hak asasi manusia.