Penulis
Intisari-Online.com - Belakangan Kim Jong-un diterpa rumor tentang kesehatannya yang memburuk.
Perbincangan mengenai siapa pengganti sang diktator pun menjadi salah satu yang menarik perhatian publik internasional.
Seperti diketahui, meski Korea Utara merupakan negara paling terutup di dunia, justru membuat negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu selalu membuat banyak orang penasaran.
Dalam perbincangan tentang pengganti Kim Jong-un, nama Kim Yo-jong, yang tak lain saudara perempuan Sang Diktator mendominasi belakangan ini.
Memang dipercaya bahwa bagaimana pun, pemimpin Korea Utara akan berasal dari keluarga Kim, yang merupakan keluarga pendiri negara pertapa itu.
Seperti yang disampaikan analis politik yang berbasis di New York dan spesialis urusan Asia, Sean King, dikutip dari ABC News (27/4/2020).
Ia mengatakan bahwa setiap pemimpin haruslah kerabat darah keluarga Kim.
Namun, sejauh ini masih banyak menjadi pertanyaan, siapakah yang akan menggantikan Kim Jong-un nantinya.
Baca Juga: Padahal F-35 Lebih Canggih dan Hebat, Tapi Israel Justru Lebih Suka F-15 Meski Lawas, Mengapa?
Pasalnya, beberapa saudara laki-laki Kim Jong-un yang seharusnya dapat mengisi posisi tersebut justru telah berguguran, baik meninggal maupun dianggap tidak layak.
Kakak laki-lakinya, Kim Jong-nam meninggal dalam peristiwa pembunuhan misterius pada tahun 2017, meski banyak diyakini itu adalah ulah Kim Jong-un.
Sementara saudara laki-laki lainnya, Kim Jong-chol, merupakan kandidat yang tidak disukai.
Kim Yo-jong memang merupakan kandidat yang kuat, muda, dan berpendidikan. Ia adalah salah satu orang kepercayaan terdekat Kim Jong-un.
Namun, ideologi Korea Utara menyatakan bahwa Korea Utara adalah negara revolusioner di mana Pemimpin Agung memainkan peran paternalistik bagi bangsa.
Kim Yo-jong yang seorang perempuan dipercaya akan menemui hambatan jika maju sebagai pengganti Kim Jong-un.
Selain itu, setelah namanya melesat naik sejak penampilannya mewakili Kim Jong-un, justru kini Kim Yo-jong dirumorkan menghilang.
Lalu, bagaimana dengan anak-anak Kim Jong-un?
Melansir Bussines Insider (22/4/2020), Kim Jong-un diyakini memiliki tiga anak dari pernikahannya dengan Ri Sol-ju.
Intelijen Korea Selatan telah mengkonfirmasi bahwa ada tiga anak , yang tertua adalah laki-laki, dan mereka lahir pada tahun 2010, 2013, dan 2017.
Namun, disebut jika tidak mungkin seorang anak berusia 10 tahun akan diangkat untuk memerintah negara.
Selain itu, kerahasiaan seputar anak-anak kemungkinan akan menimbulkan kesulitan dalam menyebut salah satu dari mereka sebagai ahli waris.
Satu-satunya informasi lain yang diketahui publik tentang anak-anak Kim tidak lain adalah dari Dennis Rodman, mantan bintang bola basket AS yang menjalin persahabatan kontroversial dengan Kim, dan yang telah mengunjungi Korea Utara beberapa kali.
Rodman mengatakan kepada media bahwa dia pernah menggendong anak kedua Kim, seorang bayi perempuan bernama Ju-ae.
Selama ini, kehamilan Ri telah menjadi subjek spekulasi internasional, umumnya karena dia terkadang menghilang dari mata publik selama berbulan-bulan.
Namun, misteriusnya keluarga Kim bukanlah hal baru.
Ayah Kim Jong-un, Kim Jong Il bahkan tidak pernah secara resmi mengonfirmasi bahwa dia memiliki seorang istri, tetapi dia diyakini telah menikah dengan Kim Yong Suk sekitar tahun 1994.
Juga mempertahankan beberapa hubungan di luar nikah lainnya, salah satunya menghasilkan Kim Jong Un.
Dengan kondisi yang demikian, ada salah satu skenario yang diyakini mungkin bagi masa depan kepemimpinan Korea Utara.
Hal itu disampaikan Dr Petrov, dosen senior di International College of Management Sydney, pakar Korea Utara.
Menurutnya, jika Kim Jong-un meninggal sebelum anak-anaknya cukup dewasa, maka kepemimpinan kolektif yang akan ditunjuk.
"Jika Kim Jong-un meninggal sebelum kedua anaknya cukup dewasa untuk menggantikannya, yang pasti kepemimpinan kolektif akan ditunjuk untuk memerintah negara sebelum penerus dinasti siap untuk mengambil alih," katanya.
Tak hanya itu, ia juga memperingatkan dalam skenario itu, "keseimbangan goyah" antara kelas politik yang berkuasa dan militer akan hilang.
"Salah satu faksi akan menang dan memimpin proses reformasi politik, yang telah terlambat sejak awal 1990-an. Reformasi akan menyebabkan runtuhnya rezim dan penyatuan kembali Korea," katanya.
Dr Petrov juga mengungkap pendapatnya tentang nasib perempuan yang banyak disebut lebih kejam dari Kim Jong-un, yaitu Kim Yo-jong.
Menurutnya, cepat atau lambat ia akan dicopot dari jabatannya jika memimpin Korea Utara.
"Cepat atau lambat dia akan dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh anggota laki-laki dari klan Kim atau oleh kepemimpinan kolektif yang mewakili Partai Pekerja Korea dan Tentara Rakyat Korea," katanya.
Dia mengatakan kemungkinan "setiap kemungkinan elit Korea Utara menolaknya".
Baca Juga: Begini Cara Mengirim Avatar Facebook ke WhatsApp, Bikin Grup WA Lebih Meriah!
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini