Di Wonogiri Diburu untuk 'Selfie', di Tanzania Anak Albino Diburu untuk Diambil Bagian Tubuhnya, Dijual Hingga Ribuan Dollar karena Dipercaya Beri Kekuatan Ini

Tatik Ariyani

Penulis

Sementara kembar albino Nadya dan Nadira kerap diajak selfie, kembar albino di Tanzania justru kerap terancam bahaya dan bahkan diambil bagian tubuhnya untuk dijual.

Intisari-Online.com -Kisah dua anak perempuan kembar albino di Wonogori yang viral di media sosial.

Dua bocah albino Wonogiri kelahiran Rangkasbitung Banten itu kerap dikira bule oleh warga ketika diajak jalan-jalan orangtuanya.

Bahkan, tak sedikit yang mengajak swafoto bersama keduanya.

Dua balita perempuan albino itu merupakan warga Dusun Gadungan, Desa Ngambanan, Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Pasangan suami istri Nunung Kristanto (43) dan Suratmi (36) tak menyangka mendapat momongan dua anak perempuan kembar albino yang sekarang viral di Wonogiri.

Baca Juga: Jual Daging Sapi dengan Harga Murah Meriah, Tak Disangka yang Dijual Pria Ini Adalah Daging Manusia, Caranya Bisa Dapat Barang Dagangan Sungguh Mengerikan!

Masing-masing bernama Nadya Nur Azzahra dan Nadira Nur Ainiyah.

Sementara kembar albinoNadya danNadira kerap diajak selfie, kembar albino diTanzania justru kerap terancam bahaya dan bahkan diambil bagian tubuhnya untuk dijual.

Albinisme adalah kelainan yang ditandai dengan tidak adanya pigmen pada kulit, rambut dan mata.

Tanzania memiliki salah satu tingkat albinisme tertinggi di dunia, dan orang-orang dengan albinisme menjadi sasaran serangan keji yang dimotivasi oleh takhayul.

Baca Juga: Keluarkan Uang Hingga Rp51 Miliar demi Beli Pakaian Dalam Wanita, Kim Jong Un Kumpulkan 2000 Perawan Termasuk Anak Sekolah untuk Layani Elite Korea Utara

Mereka dianggap hantu atau makhluk berhantu.

Melansir ABC News, albino Baraka dan Mwigulu di Tanzania harus tinggal dalam persembunyian karena mereka diburu atas tampilan mereka.

Mereka tidak terlahir bersaudara, tetapi takdir mereka sebagai anak-anak penderita albinisme di pedesaan Afrika telah menjadikan mereka seperti itu.

Mwigulu, sekarang sekitar 17 tahun, baru berusia 10 tahun dan tinggal di pedesaan ketika lengannya dipotong secara brutal.

“Suatu hari kami sepulang sekolah,” katanya melalui seorang penerjemah. “Kami melihat dua orang yang berjalan di depan kami. … Satu menutupi wajah saya. Dan yang lainnya mulai memotong (lengan) saya. Dia memotong pertama kali dan dia meleset… Dia memotong untuk kedua kalinya dan kali ini berhasil. Lalu dia meraih lenganku dan kabur dengan itu (potongannya)."

Baca Juga: Meski China Meresahkan Dunia, Tak Di Sangka China Pernah Nyaris Bantu Jadikan Militer Indonesia Ditakuti Amerika dan Sekutunya Melalui Proyek yang Digaungkan Presiden Soekarno Ini

Vicky Ntetema adalah direktur eksekutif Under the Same Sun, sebuah LSM Kanada yang didedikasikan untuk penderitaan orang-orang yang teraniaya ini.

Dia mengatakan serangan terhadap albino "dipicu oleh ketidaktahuan."

"Mereka mengira orang dengan albinisme bukanlah manusia," katanya pada "Nightline." “Kalau ada bencana, ada kekeringan, ada banjir, ada angin topan… mereka disalahkan.”

Bagian tubuh penderita albinisme diyakini memiliki kekuatan magis dan Ntetema mengatakan dukun lokal akan menjualnya seharga ribuan dolar.

"Para dukun itu seperti dewa," kata Ntetema. "Mereka memberi tahu klien mereka bahwa tulang dan organ lain dari penderita albinisme jika dicampur dengan ramuan ajaib ... akan membuat mereka sukses, akan membuat mereka memenangkan pemilihan, akan membuat bisnis mereka berkembang pesat, akan membantu bahkan dalam hubungan asmara mereka."

Baraka, sekarang sekitar 10 tahun, baru berusia 4 tahun ketika penyerang masuk ke rumahnya di tengah malam dan memotong tangannya.

Baca Juga: Sama-sama Punya Sikap Bengis Kepada Minoritas Muslim, China Ngebet Ingin Sosok 'Penuh Dosa' Ini Menangi Pemilu Myanmar, 'Barat' Setengah Hati untuk Menentang

Ibunya yang berusaha membela putranya juga terluka.

“Baraka sendiri berteriak,” kata Ntetema. “Sang ibu sendirian - untuk membela Baraka. Dia menderita beberapa cedera kepala yang serius."

Setelah dua setengah tahun dalam tahanan polisi, tiga pria dijatuhi hukuman 62 tahun gabungan atas partisipasi mereka dalam serangan Baraka.

Adapun Mwigulu, lebih dari empat tahun setelah dia diserang, enam pria masing-masing dijatuhi hukuman 20 tahun karena peran mereka dalam kejahatan itu.

Baca Juga: Departemen Pertahanan AS Secara Resmi Sebut Indonesia Bakal Jadi Pangkalan Militer China, Menlu Retno Beri Jawaban yang 'Mematahkan Hati'

Artikel Terkait