Selain itu, seperti banyak negara lainnya, hambatan untuk kebebasan ekonomi pun datang dari korupsi yang merajalela dan tidak efektifnya peradilan, sehingga melemahkan integritas pemerintah.
Di sisi lain, Komisi Antikorupsi independen tidak memiliki kewenangan untuk menangkap atau menuntut. Sebagian besar proses pengadaan publik masih buram.
Sejalan dengan kondisi Timor Leste yang demikian, rupanya semangat juang pemuda negara tersebut tak padam.
Salah satunya ditunjukkan oleh perjuangan seorang pemuda bernama Cornelio Dos Santos, yang menuliskan ceritanya di Devpolicy Blog.
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Telepon Jokowi, Ada Apa?
Melansir devpolicy.org, Cornelio Dos Santos lahir di Lepo Covalima, sebuah tempat yang membutuhkan perjalanan sehari yang panjang melintasi pegunungan di barat daya dari ibukota Timor, Dili.
Seperti banyak orang lain di Timor-Leste, ia mengungkapkan bahwa keluarganya merupakan keluarga besar.
"Keluarga saya besar dan ketika saya masih kecil kami kebanyakan tinggal di luar negeri. Ayah merawat kebunnya, ibu menjaga kami, anak-anak. Ada banyak dari kita - saya adalah yang tertua dari enam, empat perempuan dan dua laki-laki. Meskipun kami sangat miskin, kami punya waktu, dan satu sama lain. Saya memiliki banyak kenangan indah dari hari-hari itu," tulisnya.
Meski berasal dari keluarga sederhana, namun sebagai anak tertua, Cornelio diupayakan oleh keluarganya untuk mendapatkan pendidikan yang baik.