Terombang-ambing di Laut Mediterania, Kapal Penyelamat Berisi Jasad-jasad Imigran Ini Sampai Harus Memohon-mohon Agar Bisa Masuk Ke Eropa di Tengah Pandemi Covid-19

May N

Penulis

Intisari-online.com -Sebuah kapal penyelamat Louise Michel, kapal yang didanai oleh seniman jalanan Inggris Banksy untuk selamatkan para imigran, ditemukan terdampar dan terombang-ambing di Laut Mediterania.

Kapal tersebut disebutkan meminta bantuan pada Sabtu kemarin dan memohon kepada pihak berwenang Eropa untuk biarkan mereka berlabuh.

Mengutip The Washington Post, selanjutnya kapal penjaga pantai Italia datang Sabtu siang dan membawa 49 penumpang yang paling rentan.

Serta, 1 jenasah pria yang telah meninggal, seperti dikutip oleh media Jerman Deutsche Presse-Agentur.

Baca Juga: Situasi Laut China Selatan Memanas, Jika Perang Dunia III Pecah Antara China dan Amerika di Laut China Selata, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?

Pemerintah Italia mengatakan Louise Michel yang berbendera Jerman sebelumnya ada di perairan Maltese, tapi ada campur tangan dari Malta.

Selanjutnya, kapal lain yaitu Sea Watch 4 kemudian merespon permintaan bantuan Louise Michel dan membawa sisa penumpang.

Kamis lalu, Louise Michel berangkat untuk membantu lebih dari 80 orang yang terdampar di perahu karet.

Selanjutnya, kapal itu bertemu dengan kapal yang berlayar dari Afrika Utara ke Eropa dengan 130 orang di kapal dan beberapa jenasah orang yang telah meninggal selama perjalanan.

Baca Juga: Setelah Program Servis 1 Jam, Xiaomi Indonesia Janjikan Servis Hape 5 Hari atau Diganti Baru

Dengan ukuran dimensi kapal panjang hanya 101 kaki dan 10 ABK, Louise Michel segera penuh sesak oleh para imigran dan tidak dapat dikemudikan dengan baik.

Mengutip cuitan resmi akun kapal tersebut, Louise Michel "tidak bisa bergerak, tidak bisa bermanuver dengan lincah karena dek sudah terlalu penuh orang dan sekoci darurat diikatkan di sisi sampingnya."

Namun keadaan terburuk bagi kapal tersebut belum berakhir.

Masih mengutip cuitan yang sama, mereka sebutkan "Kondisi terburuk adalah karena Eropa mengabaikan panggilan darurat kami untuk bantuan tanggap darurat. Pihak berwenang yang bertanggung jawab tidak responsif," tulis cuitan kapal tersebut Sabtu kemarin.

Baca Juga: Wujud Bayinya Terus Disembunyikan Ibunya dalam Kain Gendongannya, Warga Dibuat Syok dan Ketakutan Setelah Tahu Wujud Bayinya Seperti Ini, Penyebabnya Sungguh Miris

Louise Michel terdampar di laut sekitar 55 mil sebelah tenggara pulau Lampedusa.

Pulau Lampedusa adalah pulau di bawah negara Italia yang berdekatan dengan pantai Afrika Utara yang selama ini telah menjadi poin transit para imigran.

Berjam-jam kemudian setelah lakukan semua panggilan darurat, Twitter resmi mereka laporkan jika ada kapal penjaga pantai Italia yang membawa 49 penumpang dan 1 jasad.

Selanjutnya kapal milik LSM Jerman datang dan membawa penumpang lainnya.

Baca Juga: Ngakunya Tak Pernah Berhubungan Intim Sebelumnya, Pria Ini Baru Ketahuan Positif HIV setelah Berkali-kali Donorkan Darah, Ini yang Selanjutnya Terjadi

Sea Watch 4 telah membawa 200 imigran sebelumnya yang mereka selamatkan di laut dan sedang mencari pelabuhan untuk melabuhkan mereka.

Meninggal di Laut

Ribuan orang telah meninggal dunia melakukan perjalanan berbahaya dari Timur Tengah dan Afrika melewati Laut Mediterania untuk mencapai pantai Eropa.

Imigran, pengungsi dan pencari suaka bisa habiskan ribuan dolar untuk satu kursi di kapal pengangkut imigran yang berangkat dari tempat mereka berasal.

Baca Juga: Pernah Gemparkan Dunia, Pria Ini Bikin Pengakuan Mengejutkan Pernah Diculik Alien, Awalnya Dikira Halu Tetapi Akhinya Banyak yang Hampir Percaya Karena Bukti Ini

Penyelundup kemudian meninggalkan mereka di laut saat kapal mengalami kebocoran atau bahan bakarnya habis.

Tahun ini setidaknya ada 500 orang meninggal di Laut Mediterania, meskipun banyak pihak sebutkan angkanya bisa lebih tinggi.

Sedangkan tahun lalu, lebih dari 100 ribu orang mencoba menyeberang Laut tersebut dan setidaknya ada 1.283 orang meninggal, seperti dicatat oleh Organisasi Migrasi Internasional (IOM).

Beberapa bulan ini Eropa dan operasi penyelamat LSM telah secara besar-besaran menahan penyelamatan para migran karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Bebaskan Orang-orang Melakukan Apa Saja pada Tubuhnya Selama 6 Jam, Eksperimen Seniman Cantik Ini Tunjukkan Sisi Buas Manusia

Beberapa imigran dan pengungsi yang telah berhasil sampai Italia dan Yunani, pintu masuk ke Eropa, telah teruji positif Covid-19.

Meski begitu, advokat para imigran telah menuduh beberapa negara Eropa menggunakan virus Corona sebagai cara menolak migrasi, seperti mencegah kapal penyelamat LSM dari berlabuh.

Namun orang-orang yang putus asa tetap saja masuk.

17 Agustus kemarin setidaknya ada 45 orang, termasuk 5 anak kecil meninggal saat kapal mereka terbalik di pantai Libya, tempat kapal imigran sering berangkat.

Baca Juga: Bayi Kembar Ini Kejutkan Satu Ruangan dan Bikin Dokter Menjerit Usai Lahir, Sang Ibu yang Penasaran pun Kaget Melihat Bayinya seperti Ini!

Merespon hal tersebut, IOM dan agensi imigrasi mengisukan pernyataan yang sebutkan "kebutuhan mendesak dalam memperkuat kapasitas penyelamatan untuk merespon mereka yang putus asa."

Sementara itu agensi internasional memuja-muja kapal milik LSM dalam "memerankan peran penting menyelamatkan nyawa orang-orang di laut di tengah pengurangan usaha oleh negara-negara Eropa" dan meminta pemerintah tidak menahan atau memberi sanksi dalam pekerjaan mereka.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait