Find Us On Social Media :

24 Tahun Dalam Genggaman Indonesia, 250 Ribu Nyawa Rakyatnya Terenggut, 21 Tahun Setelah Merdeka Timor Leste Masih Saja 'Jalan di Tempat'

By Khaerunisa, Minggu, 30 Agustus 2020 | 15:30 WIB

Ribuan warga Kota Dili antre dalam pelaksanaan penentuan pendapat di Timor Timur, 30 Agustus 1999.

Baca Juga: Ketika Keegoisan Negara-negara Superkaya 'Membunuh' Mimpi Besar nan Mulia WHO Soal Vaksin Covid-19, Negara Miskin akan Semakin Merana

Hasil jajak pendapat

Dilansir Harian Kompas, Minggu (5/9/1999), akhirnya PBB mengumumkan hasil penentuan pendapat (jajak pendapat).

Sekjen PBB Kofi Annan di New York mengumumkannya pada Sabtu (4/9) pukul 08.00 WIB.

Hasilnya dari sekitar 450.000 pemilih, 78,5 persen (344.580) warga Timor Timur memilih untuk menolak otonomi, dan sekitar 21 persen (94.388) memilih otonomi, sedangkan 7.985 suara (1,8 persen) dinyatakan tidak sah.

Menurut Kofi Annan, hasil itu menunjukkan bahwa penduduk Timtim menginginkan kemerdekaan.

Baca Juga: Ketika Keegoisan Negara-negara Superkaya 'Membunuh' Mimpi Besar nan Mulia WHO Soal Vaksin Covid-19, Negara Miskin akan Semakin Merana

Pada saat bersamaan, pengumuman itu juga dibacakan Ketua Unamet Ian Martin, di Dili, yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, Portugal, dan Tetum.

Dalam pidatonya Annan meminta semua pihak menghentikan segala tindakan kekerasan yang selama 24 tahun mengakibatkan penderitaan di Timtim.

Meski secara keseluruhan suasana di Timtim mencekam, di beberapa tempat, sebagian kecil penduduk sempat melontarkan kegembiraannya dengan berlarian ke jalan dan bersorak sorai. Mereka saling berpelukan dan bertangisan.

Selain itu, meski saat itu artinya Timor Timur lepas dari Indonesia, namun mereka masih melalui proses yang panjang hingga diakui dunia dan mengubah namanya menjadi Timor Leste.

Lalu bagaimana keadaan Timor Leste (Timor Timur) sekarang?