Penulis
Intisari-online.com -Berita mengejutkan datang dari AS mengenai pemilu mereka November mendatang.
Mengutip CNN, Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) telah menginfokan kepada Komite Intelijen Pemilihan DPR dan Senat bahwa mereka tidak akan lagi memberi pengarahan singkat mengenai isu keamanan pemilu.
Alih-alih, ODNI akan sediakan pembaruan tertulis ke panel kongres.
Hal tersebut disebutkan oleh pejabat administrasi, yang tambahkan bahwa agensi lain mendukung keamanan pemilihan November mendatang, termasuk Departemen Pengadilan, Departemen Pertahanan dan Departemen Keamanan Nasional.
Mereka berniat untuk lanjutkan pengarahan singkat terhadap Kongres.
Namun tetap saja, pengumuman singkat itu adalah perubahan yang mempengaruhi transparansi dan pengarahan umum tentang ancaman pemilu oleh komunitas intelijen.
Pengumuman ini juga datang setelah pejabat unggulan intel pemilu mengirimkan pernyataan sebelumnya bulan ini, yang katakan China, Rusia dan Iran mencoba mengeruhkan suasana pemilu AS tahun 2020.
Hal itu adalah peringatan yang justru menjadi senjata bagi Demokrat di Gedung Capitol untuk merongrong Donald Trump.
Pihak partai Demokrat selalu mendesak rilis publik mengenai informasi lebih lanjut terkait pemilu AS.
Sementara Presiden Donald Trump mengatakan Sabtu lalu jika Direktur Intel Nasional John Ratcliffe "sudah lelah" dengan bocornya informasi "sehingga, dia ingin melakukannya dengan cara yang berbeda."
"Direktur Ratcliffe membawa informasi ke komite, dan informasinya bocor," ujarnya dalam sebuah acara di Texas.
"Sehingga ia akan lakukan dengan cara berbeda karena ada yang membocorkan informasi di komite.
"Pembocor lakukan banyak hal buruk, mungkin tidak patut dibicarakan, tapi kita lihat itu lain kali," ujar Trump.
Merespon tuduhan Trump tentang adanya informasi yang bocor, Ketua Komite Intelijen Adam Schiff membuat tweet tentang itu.
"Seperti biasa, Presiden Trump berbohong dan melebih-lebihkan.
"Trump memecat anggota ODNI yang ditugaskan untuk pengarahan Kongres terkait usaha Rusia membantu kampanyenya.
"Sekarang ia malah mengakhiri pengarahan sekalian semua.
"Trump tidak ingin warga AS tahu upaya Rusia membantu ia dipilih kembali."
Celaan mengerikan tentang tanggung jawab hukum
Pengumuman ketiadaan pengarahan tersebut dikabarkan disampaikan kepada Ketua DPR Nancy Pelosi dalam bentuk surat dan dikirimkan Jumat.
Namun seorang sumber dalam mengatakan jika Pelosi baru menerima surat itu Sabtu sore setelah jam 5 sore lewat email.
Sementara Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer juga baru menerima suratnya pada Sabtu.
Komite Intelijen menerima pemberitahuan verbal mengenai perubahan itu Jumat kemarin.
Namun mereka tidak menerima surat dari ODNI sampai Sabtu sore pukul 5.
Bahkan, Komite Intelijen Senat menerimanya pada pukul 5:10 sore.
Atas tindakan ODNI, pemimpin partai Demokrat Sabtu kemarin mencela mereka.
Demokrat mencela ODNI yang sudah tidak menyediakan pengarahan mendalam kepada anggota Kongres, termasuk DPR dan Komite Intelijen Senat mengenai keamanan pemilu.
"Ini tindakan abdikasi mengejutkan terkait tanggung jawab ODNI untuk tetap membuat Kongres selalu mendapat informasi.
"Ini juga sebuah pengkhianatan hak publik untuk tahu bagaimana kekuatan luar negeri mencoba mengganggu demokrasi kita sendiri.
"Badan intel ini merupakan milik warga AS, bukan agensi dengan kepentingan mereka sendiri.
"Warga AS memiliki hak dan kebutuhan bahwa negara lain, Rusia, sedang mencoba membantu putuskan siapa presiden kita besok," ujar Pelosi dan Schiff dalam pernyataan mereka.
"ODNI sebelumnya meminta kesempatan untuk memberi pengarahan komite intelijen dan seluruh anggota DPR pada pertengahan September dan kini dibatalkan bahkan tidak akan lagi lakukan pengarahan.
"Ini memalukan, datang beberapa minggu saja sebelum pemilu, tunjukkan bahwa Administrasi Trump terlibat dalam upaya politik untuk menahan informasi pemilu dari Kongres dan warga AS justru pada saat transparansi dan akuntabilitas lebih besar diperlukan," tambah mereka.
Sabtu kemarin Schumer juga menyebut keputusan untuk tidak sediakan pengarahan mengenai pemilu merupakan "penurunan standar dari tugas Komunitas Intelijen".
Ia juga sebut Ratcliffe "sudah memperjelas tugasnya adalah melindungi Trump dari demokrasi, bukan demokrasi dari Trump."
"Intelijen kami telah mengatakan demokrasi kita diserang oleh Rusia. Trump dengan mudah menggunakan John Ratcliffe untuk sembunyikan kenyataan itu dari warga AS, bahwa ia mendapat bantuan lagi dari Kremlin," seperti pernyataan seorang anggota partai Demokrat New York.
Sedangkan tim kampanye Joe Biden mengutuk tindakan Trump yang mereka anggap sembunyikan fakta penting itu, dan meminta transparansi harus dilakukan.
Pihak ODNI sendiri mengatakan mereka sudah frustrasi dengan kebocoran informasi pemilu AS.
"Tiap kali ada pemilu, kami kenali bahwa bagaimana Komunitas Intel AS sebutkan mengenai hal ini, kami akan senantiasa dikritik di ekosistem politik AS.
"Yang perlu digaris bawahi adalah ini tunjukkan kondisi saat ini yang paling akurat dan ancaman pemilu yang nyata yang dipaparkan ke publik saat ini," ujar ODNI.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini