Rupanya, Selat Malaka memang sangat penting bagi Beijing.
Beijing gambarkan akses ke Selat Malaka adalah "urusan hidup dan mati" untuk ekonomi mereka.
Lalu, tujuan ketiga dari strategi persekutuan tiga negara itu adalah menantang upaya Turki yang mengklaim memperluas Zona Ekonomi Eksklusif mereka di hampir seluruh wilayah timur Laut Mediterania.
Turki telah terapkan kesepakatan dengan PBB di Tripoli November tahun kemarin.
PBB masih berada di Libya sejak Libya dilanda perang saudara.
Ketegangan juga meningkat setelah Turki dan China sepakat memberi dukungan kepada pemerintah Libya, serta upaya diplomatik Presiden Erdogan dalam menangani hukuman massal China terhadap Muslim Uighur.
Muslim Uighur sendiri memang kelompok etnis muslim yang masih sedarah dengan Turki, sehingga pendekatan oleh Erdogan lebih diterima oleh China daripada pendekatan oleh Trump.
Baca Juga: Abaikan Perjanjian 2002, China Terus Provokasi Laut China Selatan dengan Luncurkan 4 Rudal Balistik