Penulis
Intisari-online.com -Telah resmi bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengundurkan diri karena masalah kesehatan.
Ia akhiri masa tenornya sebagai perdana menteri yang paling lama menjabat.
Ia telah lama menderita sakit kronis dan sejak pertengahan Juli kesehatannya terus-terusan menurun.
Ia juga telah kehilangan banyak energi dan kekuatannya.
Dalam konferensi pers yang disiarkan oleh stasiun berita NHK, Abe mengatakan: "aku telah berjuang melawan penyakitku dan aku harus mendapat pengobatan.
"Kesehatan yang menurun tidak baik karena bisa sebabkan pengambilan keputusan politik yang salah.
"Aku seharusnya lanjut untuk memberi hasil yang bermanfaat."
Ia juga akan melanjutkan mendukung penggantian dirinya, tapi saat ditanya siapa yang akan menggantikannya, ia menolak berkomentar.
Baca Juga: 20 Manfaat Daun Salam yang Luar Biasa, Termasuk Putihkan Gigi
Penyakit yang ia derita adalah kolitis ulceratif yang telah lama ia derita.
Sebelum dikabarkan mengunjungi rumah sakit 2 kali dalam seminggu, ada kabar bahwa Abe muntah darah di kantornya.
Banyak juga pertanyaan mengenai betapa sedikit ia muncul di publik yang mengarah ke kritik cara penanganan virus Corona di Jepang.
Diplomasi Shinzo Abe
Selama masa jabatannya yang sangat lama, pencapaian diplomasi Abe juga terbilang tercampur.
Mengutip CNN International, ia menumbuhkan hubungan kuat dengan Washington, sekutu tradisional Tokyo.
Ia juga berusaha membangun hubungan personal yang baik dengan Presiden AS Donald Trump.
Tercatat ia pernah pergi ke New York untuk bertemu Donald Trump saat Barack Obama masih menjabat di kantornya.
Dalam pertemuan tidak resmi tersebut, Trump pertama kali bertemu dengan salah satu pemimpin dunia.
Abe sebutkan aliansi AS dan Jepang dan ia ingin membangun kepercayaan dengan Presiden baru.
Abe mendukung penuh kebijakan Trump terkait Korea Utara, yang rupanya cocok dengan tendensi Abe sendiri.
Satu keuntungan yang didapat dari menumbuhkan hubungan yang baik dengan Trump adalah Jepang berhasil selamat menghindari perang dagang dengan AS.
Baca Juga: Tebal dan Gurihnya Telur Dadar Padang Bikin Penasaran? Ternyata Begini Trik Membuatnya, Yuk Coba!
Namun saat hubungan Washington dengan Pyongyang menjadi diplomasi, dengan Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In memegang pertemuan bersejarah dengan Kim Jong-Un, Abe ditinggal begitu saja dan tidak diajak dalam pertemuan itu.
Hal itu sebabkan Abe harus bertemu sendiri dengan Kim Jong-Un.
Posisi Jepang selamanya tidak pernah aman di semenanjung Korea dan China, yang merupakan hasil dari sisa-sisa Perang Dunia II.
Saat itu, tentara Imperial Jepang menyerbu semua negara tetangga mereka dan lakukan kejahatan perang serta perebutan kekuasaan.
Itulah sebabnya hubungan Jepang dengan negara Asia Timur lain telah rusak secara permanen dan mereka dicurigai terus-terusan di China dan kedua Korea.
Disebutkan juga, Shinzo Abe memiliki hasrat untuk menulis ulang konstitusi negara pasca perang pasifik, yang bisa membuat Tokyo membangun militer Jepang lebih besar lagi dan terlibat dengan operasi seberang lautan.
Hal itu ditentang keras oleh banyak pihak di Asia Timur dan juga para tokoh pemerintahan Jepang.
Dalam masa jabatannya yang kedua, Abe mengunjungi Kuil Yasukuni yang kontroversial, yang selama ini dianggap China dan Korea sebagai simbol militer imperial Jepang masa lalu.
Kunjungannya itu sebabkan kritik keras mengalir dari negara-negara tetangganya.
Sementara selama masa jabatannya, sengketa mengenai kedaulatan pulau-pulau di Laut China Timur, yang bernama kepulauan Senkaku di Jepang dan Diaoyus di China telah memanas.
Walaupun Abe juga pernah melakukan telepon dengan Xi Jinping pada 2018, sebuah langkah yang menjembatani hubungan kedua negara.
Namun, ikatan dengan sekutu tradisional telah menjadi kurang sehat.
Baca Juga: Manfaat Spektakuler Biji Ketumbar dan Begini Cara Mengonsumsinya
Tahun lalu terjadi ketegangan diplomatik antara Jepang dan Korea Selatan.
Ketegangan tersebut melibatkan perang dagang dan perjanjian intel militer, dan juga merupakan warisan dari Perang Dunia II.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini