Find Us On Social Media :

Jenazahnya Sudah Didoakan dan Liang Lahadnya Sudah Digali, Harnanik yang Diumumkan Meninggal Ternyata Masih Hidup

By Tatik Ariyani, Rabu, 26 Agustus 2020 | 14:31 WIB

 

Intisari-Online.com - Setelah mendapatkan kabar kematian Harnanik (53) dari rumah sakit, kabar tersebut pun segera diumumkan sebuah mushala di Desa Bendowulung, Kecamatan Sanan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Mendengar kabar kematian, para pelayat berbondong mendatangi rumah duka.

Sebagian warga lainnya pergi ke tempat pemakaman umum untuk menggali liang lahad.

Namun, segala persiapan pengurusan jenazah itu tak dilanjutkan karena pasien yang meninggal bukan Harnanik.

Baca Juga: WHO Ketar-ketir, Virus Ebola Salah Satu Paling Mematikan di Dunia Kembali dan Menyebar, Sudah Ada 100 Kasus Lebih dalam 3 Bulan dan 43 Kematian

Rumah sakit keliru mengidentifikasi identitas pasien yang meninggal.

Anak Harnanik, Nanung Hermawan mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Senin (24/8/2020).

Awalnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo Blitar memberi tahu bahwa ibunya meninggal.

Harnanik dirawat karena menderita stroke ringan sejak 10 hari lalu. Saat perawatan, Harnanik mengeluh sesak napas.

Baca Juga: Tak Pernah Sekalipun Tertangkap Kamera, Inilah Agen-agen Rahasia yang Terkenal Jarang Gagal Jalankan Misinya, 'Gagal Misi Artinya Mati'

Hal itu membuat tim medis memperlakukan Harnanik sebagai pasien khusus dengan prosedur Covid-19. Ia dirawat di ruang isolasi.

"Kalau ada sesak napas katanya (rumah sakit) mengarah ke Covid-19," kata Nanung saat dihubungi, Selasa (25/8/2020).

Keluarga pun tak memiliki akses membesuk dan menjaga Harnanik yang dirawat di ruang isolasi. Kebutuhan harian seperti pakaian Harnanik, hanya bisa dititipkan di pos jaga keamanan rumah sakit.

Pada Senin (24/8/2020) pagi, keluarga mendapat kabar kondisi kesehatan Harnanik menurun drastis. Rumah sakit lalu mengabarkan Harnanik meninggal akibat serangan jantung.

"Senin sekitar jam 10 pagi," kata Nanung.

Mendapatkan kabar itu, keluarga menyiapkan keperluan pengurusan jenazah. Lazimnya kehidupan di desa, para kerabat dan tetangga berbagi tugas.

Beberapa warga mengumumkan kematian Harnanik di mushala. Warga lain menggali liang lahad untuk peristirahatan terakhir jenazah.

"Di rumah semua sudah siap-siap," ujarnya.

Baca Juga: Jangan Terkejut! Pada 2030 Nanti Akan Ada 5 Pasukan Tentara Berikut Ini yang Tak Mampu Dikalahkan, Jadi Angkatan Darat Terbaik di Dunia

Ternyata bukan jenazah Harnanik

Nanung mengatakan, bapaknya menjemput jenazah sang ibu. Seluruh dokumen pemulangan telah diteken bapaknya.

Bapaknya juga telah menggelar doa di hadapan jenazah.

"Semua (berkas rumah sakit) sudah ditandatangani, juga sudah melakukan doa-doa untuk jenazah," ujar Nanung.

Setelah membaca doa, bapaknya yang penasaran lalu membuka kain penutup jenazah. Nanung menyebutkan, bapaknya kaget karena jenazah itu bukan ibunya, Harnanik.

"Terus lihat ke ruang isolasi, ternyata ibu saya masih ada di situ," kata Nanung.

Nanung menambahkan, ibunya masih dirawat. Namun, ibunya telah dipindahkan dari ruang isolasi karena dinyatakan negatif Covid-19.

Meski begitu, keluarga belum menerima surat keterangan negatif Covid-19 tiu. Padahal, surat keterangan itu sangat penting.

"Nanti sewaktu-waktu (ibu) saya bawa pulang, ada yang nanya bagaimana. Zaman sekarang masalah begini, kan rawan," kata Nanung.

Baca Juga: Tak Puas Bombardir Jalur Gaza, Militer Israel Juga Hancurkan Puluhan Rumah Warga Palestina di Tepi Barat, 'Kami Bangun Rumah Pakai Air Mata Lalu Diserang Tanpa Belas Kasih'

Rumah sakit mengaku salah

RSUD Mardi Waluyo telah menginvestigasi kasus tersebut. Secara terus terang, pihak rumah sakit mengakui kesalahannya.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Mardi Waluyo dr Herya Putra mengatakan, evaluasi dan pembinaan internal telah dilakukan agar kejadian serupa tak terulang.

"Kepada keluarga kita sudah sampaikan permohonan maaf," ujar Herya.

Herya menceritakan kronologi peristiwa itu. Awalnya, Harnanik (H) bersama dua pasien lainnya dirawat di ruang isolasi.

Di ruangan itu, pasien H dan pasien S sama-sama berstatus suspek Covid-19 dengan kondisi kesehatan menurun.

"Swab tanggal 17 (Agustus), hasilnya belum kami terima," kata Herya.

Pada Minggu (23/8/2020), kondisi kesehatan pasien S menurun drastis. Perawat yang bertugas menukar posisi ranjang pasien S dengan ranjang pasien H yang mempunyai sudut pandang kamera pengawas yang lebih bagus.

Penggunaan kamera pengawas dilakukan untuk membantu pemantauan perkembangan pasien. Ini karena kondisi dan keterbatasan akses pada ruang isolasi.

"Akses ruang isolasi kan terbatas. Perawat juga harus pakai APD level tiga," kata dia.

Namun, pemindahan posisi ranjang itu tak dicatat dalam rekam medis pasien. Imbasnya, saat pergeseran petugas jaga, perawat tak menyadari pemindahan itu.

Pada Senin, kondisi pasien S memburuk dan meninggal. Petugas jaga yang baru mengira pasien yang meninggal itu merupakan H.

"Kesalahan kami waktu dipindahkan tempat itu tidak tercatat di rekam medisnya," jelas Herya.

Saat pasien S meninggal, gelang identitas yang biasa dipakai sudah terlepas dan tak berada di tempatnya.

Sehingga, perawat mengidentifikasi identitas pasien berdasarkan susunan ranjang.

"Saat itu juga tidak sempat cek ke bed (tempat tidur) sebelahnya karena keterbatasan akses ruang isolasi," lanjut Herya.

Baca Juga: Bikin Gelagapan, 3 Petualang Ini Harus Kabur Setelah Kulit Ular Ganas Sepanjang 3 Meter Mengagetkan Mereka, Tanda Ular Tumbuh Lebih Besar

Diketahui keluarga

Semua baru diketahui setelah pihak rumah sakit mengabarkan kematian Harnanik kepada keluarganya.

Keluarga yang datang ke rumah sakit melihat ternyata jenazah yang meninggal bukan Harnanik.

Keluarga mendapati Harnanik berada di ranjang yang berada di seberang ranjang jenazah pasien S.

"Berseberangan utara dan selatan," ujar Herya.

Saat ini, kata Herya, Harnanik masih dirawat di rumah sakit itu.

Berbeda dengan keterangan keluarga, Herya menyebutkan, Harnanik masih berada di ruang isolasi.

"Kami berusaha semaksimal mungkin. Kondisinya memang tidak begitu baik sejak masuk di ruang isolasi." jelasnya.

Baca Juga: Bayi Ini Dulu Ditemukan di Bawah Jembatan, Sekarang Jadi Anak Bupati, Begini Kondisinya Kini yang Makin Sehat dan Ceria

Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diumumkan Meninggal, Liang Lahad Sudah Digali, Harnanik Ternyata Masih Hidup"