Warganet Gregetan Tonton Bu Tejo yang Mulutnya Lihai Bergosip di Film 'Tilik', Jangan Kaget! Ternyata Meski Dianggap Kebiasaan Buruk, Bergosip Punya Berbagai Manfaat Ini

Khaerunisa

Penulis

Gregetan dengan Bu Tejo yang hobi bergosip?Ternyata, meski umumnya dianggap sebagai kebiasaan buruk, menurut penelitian bergosip punya manfaat loh!

Intisari-Online.com - Nama Bu Tejo mendadak menjadi perbincangan warganet.

Ia merupakan salah satu tokoh utama di film pendek tahun 2018 berjudul 'Tilik' yang baru-baru ini ditayangkan di platform Youtube.

Bercerita tentang sekelompok ibu-ibu yang tengah dalam perjalanan menjenguk (dalam bahasa jawa: tilik), dengan naik truk, film ini menyajikan bagaimana para ibu-ibu bergosip di sepanjang perjalanan.

Bukan tanpa alasan Bu Tejo yang paling diperbincangkan bahkan hingga sempat menjadi trending di media sosial Twitter.

Baca Juga: Mengapa Kita Sangat Tertarik dengan Gosip Artis yang Sebetulnya Tak Ada Hubungannya dengan Hidup Kita?

Pasalnya, tokoh Bu Tejo ditampilkan sebagai sosok yang paling 'lihai' bergosip.

Saking lihainya, warganet sampai dibuat benar-benar 'gregetan' dengan tokoh yang satu ini.

Berbicara mengenai bergosip, tahukah Anda? Meski umumnya dianggap sebagai kebiasaan buruk, ternyata bergosip punya berbagai manfaat loh!

Riset menemukan rata-rata manusia dalam sehari menghabiskan 52 menit untuk membicarakan seseorang yang tidak ada di dekatnya.

Baca Juga: Cara Mudah Hindari Tertipu Beli Barang di Platform Digital Ala Lazada

Terlepas dari asumsi gosip hanyalah sekadar omong kosong, penelitian juga menemukan tak selamanya gosip bersifat negatif.

Bahkan, periset mengklaim bergosip juga bermanfaat karena dapat menguatkan ikatan sosial dengan orang lain.

Riset telah diterbitkan dalam the journal Social Psychological and Personality Science dan dilakukan oleh peneliti dari University of California.

"Kami menemukan sebagian besar gosip adalah netral," kata Megan Robbins, pemimpin riset dan psikolog di University of California.

Baca Juga: Misterius, Kapan Ri Sol-Ju Menikah dengan Diktator Korut Kim Jong Un?

Dalam riset ini, peneliti menganalisis rekaman percakapan dari orang-orang yang telah setuju untuk memakai alat perekam portabel selama 2-5 hari.

File suara diberi kode valensi (positif, negatif atau netral), subjek (kenalan dan selebritas) dan topik (informasi sosial, penampilan fisik dan prestasi).

Setiap peserta juga diminta mengisi kuesioner kepribadian.

Dari hasil analisis data terungkap, secara keseluruhan topik percakapan dalam gosip cenderung netral.

Baca Juga: Pantas Saja Amerika Benci Setengah Mati dengan China sampai Kantor Konsulatnya Ditutup, Ternyata AS Mencium Kelicikan China Gunakan Kantor Konsulat Mencuri Hal Ini dari AS

Periset juga menemukan wanita lebih banyak bergosip daripada pria.

Namun, dalam para wanita lebih banyak berbagi informasi positif tentang orang yang mereka bicarakan saat bergosip.

Dr Elena Martinescu, peneliti postdoctoral di King's College London yang telah mempelajari gosip di tempat kerja menemukan, gosip dapat bermanfaat.

Bahkan, kata dia, manfaat tetap ada jika pun percakapan dalam gosip itu bersifat negatif.

"Mengumpulkan informasi tentang orang lain membantu kita memahami mereka dengan lebih baik," kata dia.

Baca Juga: Malu dengan Kelakuan Negerinya Sendiri, Orang Australia Ini Bongkar Borok Australia di Timor Leste, Kelicikan Australia Menjadikan Bumi Lorosae Sebagai Sapi Perah Adalah Nyata

Menurut Martinescu, secara umum gosip membantu kita mempelajari apa yang diharapkan untuk menjadi anggota kelompok yang baik.

Selain itu juga apa yang mungkin terjadi jika kita melanggar norma sosial.

Gosip juga merupakan bentuk ikatan sosial, karena hal itu dapat membantu kita menemukan orang lain yang akan berbagi pendapat, dan dapat menawarkan dukungan sosial.

"Berbicara tentang konflik yang Anda miliki dengan seorang rekan - Anda dapat menemukan sekutu dalam mitra percakapan Anda," tambah dia.

Baca Juga: Seorang Pengemudi Mobil sampai Hati Tipu Kakek Penjual Rujak Ini Pakai Uang Palsu, yang Terjadi Selanjutnya Tak Disangka-sangka

Martinescu juga mengatakan, gosip juga dapat memfasilitasi debat yang sehat dan pertukaran pendapat.

Selain itu, gosip juga memengaruhi apa yang dipikirkan mitra percakapan kita tentang orang orang yang kita gosipkan.

Ini adalah hal yang bersifat membantu.

Baca Juga: Manfaat Kesehatan Ajaib dari Ketumbar, Jerawat Hingga Ginjal Sehat

“Dengan membagikan informasi negatif tentang seseorang, kami dapat membantu mitra percakapan kami memutuskan bagaimana berinteraksi dengan target gosip kami,” ucap dia.

Martinescu juga menyebut ada beberapa hal buruk yang ditimbulkan karena bergosip.

Misalnya, ketika topik gosip itu hanyalah kebohongan hanya untuk menyemarakkan pembicaraan dalam gosip tersebut, atau sengaja menyakiti orang yang menjadi targetnya.

Apa pun itu, Martinescu mengatakan bergosip telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Waspada Ketika Anak Tak Bisa Lepas dari Gadget! Ini Sederet Tanda-tanda Anak Sudah Kecanduan Pornografi

Bahkah, cenderung tak mungkin seseorang menjalani hari tanpa pernah mengalami atau terlibat dalam gosip.

Martinescu mengatakan, hal terpenting adalah memperhatikan bagaimana kita bergosip dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi orang lain.

Hal tersebut khususnya terkait target yang dijadikan topik dalam bergosip.

Baca Juga: 10 Bagian Tergeli Wanita yang Sangat Suka Disentuh untuk Kenikmatan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tak Selamanya Negatif, Gosip Juga Bermanfaat, Percaya?

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait