Sampai Xi Jinping Geram Tak Usai-usai Karena Dituding Rezim Ekonominya Ketinggalan Zaman: Enak Saja, Marxisme Adalah Fondasi Penting di Tiongkok

May N

Penulis

Masih pegang paham Marxisme dan dibully karena dianggap ketinggalan zaman, Xi Jinping berikan tanggapan menohok

Intisari-online.com -China adalah satu negara yang terapkan ekonomi politik ala Marxis.

Bahkan Presidennya, Xi Jinping dengan percaya diri menyebut Marxisme akan terus beradaptasi dengan lingkungan domestik dan internasional yang selalu berubah.

Ia juga sebut Marxisme harus tetap menjadi landasan bagi bangsa China untuk membangun masa depannya.

“Landasan ekonomi politik China hanya bisa menjadi ekonomi politik Marxis, dan tidak didasarkan pada teori ekonomi lainnya,” katanya dalam artikel yang diterbitkan pada hari Sabtu di majalah teori politik Qiushi.

Baca Juga: Ingin Tukar Uang Pecahan Rp75.000 Edisi Khusus HUT ke-75 RI? Setiap 1 KTP Hanya Bisa Dapat 1 Lembar, Begini Caranya

Xi, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China dan ketua Komisi Militer Pusat, mengatakan model ekonomi negara adalah pilar dari sistem sosialis dengan karakteristik China yang tidak hanya memandu pembangunan ekonomi tetapi juga memperkuat posisi penguasa partai.

Dia bilang setelah 30 tahun reformasi dan keterbukaan dan perubahan tatanan global, mengarahkan ekonomi ke masa depan akan menjadi ujian besar bagi partai tersebut.

Xi menepis anggapan bahwa ekonomi politik Marxisme yang dianut China sudah ketinggalan zaman, dengan mengatakan hal itu memungkinkan pasar memainkan peran yang menentukan dalam alokasi sumber daya tetapi juga meningkatkan peran pemerintah.

China disebutnya harus mendukung dan mengembangkan ekonomi milik publiknya, sambil mendukung jenis kepemilikan lainnya.

Baca Juga: Dianggap Bisa Bikin Awet, Nyatanya Hal Buruk Ini yang Terjadi Jika Menyimpan Bawang Merah dan Bawang Putih di Kulkas

“Posisi dominan kepemilikan publik tidak dapat digoyahkan, dan peran utama ekonomi milik negara tidak dapat digoyahkan,” tegas Xi.

Sementara itu, salah satu bidang utama konflik antara China dan AS adalah perang dagang yang telah berlangsung sejak Juli 2018.

Negosiator dari kedua negara diharapkan bertemu pada Sabtu untuk meninjau kesepakatan perdagangan fase satu yang disepakati antara Beijing dan Washington pada Januari dalam upaya meredakan ketegangan, tetapi pembicaraan ditunda tanpa penjelasan dari kedua belah pihak.

Michael Every, kepala riset pasar keuangan Asia-Pasifik di Rabobank, mengatakan kesepakatan itu mungkin dalam bahaya karena alasan politik, ketika Presiden AS Donald Trump berkampanye untuk pemilihan ulang.

Baca Juga: Kemerdekaan Indonesia Diraih Saat Perang Dunia II Hampir Berakhir, Donald Trump Malah Sebut 'Flu Spanyol 1917' yang Hentikan Perang, Kok Bisa?

"Trump menyinggung bahwa China sekarang mencatat rekor pesanan produk agri AS [komitmen yang dibuat dalam kesepakatan Januari]," katanya.

“China akan ikut bermain karena tidak tahu siapa yang akan memenangkan pemilu AS. Tapi kami tetap berpandangan bahwa kesepakatan ini akan runtuh di beberapa titik dan mungkin saat itu paling bijaksana secara politis untuk Trump," jelasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul "Dituding ketinggalan zaman, Xi Jinping: Marxisme adalah fondasi pertumbuhan China"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait