Find Us On Social Media :

Cavien Satia, Belajar Geologi di Amerika untuk Masa Depan Negeri

By Trisna Wulandari, Senin, 17 Agustus 2020 | 13:15 WIB

Cavien Satia, anak Papua yang tengah menjalani program magister hidrogeologi di Illinois Stata University, Amerika Serikat.

Tidak lama, polisi datang menanyai kenapa mereka di sana. Dari keterangan polisi, mereka ditelepon perempuan kulit putih yang merasa tidak aman karena ada dua black men yang berputar-putar di parking lot.

Dari situ, Cavien dan Gema menjelaskan keberadaannya sebagai mahasiswa di sana. Alhasil, polisi pun minta maaf sudah datang dan undur diri.

Perlakukan rasis ini sebelumnya sudah pernah ia rasakan saat kecil di rumah lamanya di Tangerang, saat teman-temannya dilarang main layangan dengan Cavien karena warna kulitnya berbeda. 

 

 

Pembedaan sempat terasa bagi Cavien di kelas awal perkuliahan.

Ia menuturkan, di kelas kimia pada awal semester, seisi kelas diminta untuk duduk berempat semeja.

Yang ia sadari, rekan sekelasnya rupanya banyak yang menjauhi people of color (PoC) ; kulit gelap maupun Chinese.

We ended up being paired. Sempet sedih juga,” tuturnya.

Menjadi minoritas di Amerika, bagi Cavien punya dua sisi. Sisi lainnya, ia jadi lebih terlihat, dalam artian positif.

Teman-temannya yang senang dengan black culture seringkali mengiranya black man, biasa mendekatinya dengan menyapa “whatsup” saat nongkrong. Tidak masalah baginya. Kalau ada yang bertanya, baru ia jelaskan.

“Teman-teman kulit putih yang dekat biasanya yang sudah educated dengan perbedaan,” tutur Cavien. 

Baca Juga: Kisah Inspiratif Katherine Johnson, Sosok Pintar 'Manusia Komputer' NASA yang Melawan Isu Feminisme Kulit Hitam di Tempat Kerja, Meninggal Dunia di Usia 101 Tahun