Erdogan menyatakan, Yunani menunjukkan pendekatan yang "tidak sopan", dan mendesak Athena untuk menghormati hak-hak Turki.
"Jalan menuju solusi di Mediterania Timur adalah melalui dialog dan negosiasi," ujarnya.
"Jika kita bertindak dengan akal sehat dan nalar, kita dapat menemukan win-win solution yang memenuhi kepentingan semua orang."
"Kita tidak mengejar petualangan yang tidak perlu atau mencari ketegangan," ujar dia.
Yunani dan Turki adalah sekutu di NATO, tetapi hubungan mereka telah lama penuh ketegangan.
Perselisihan berkisar dari batas-batas landas kontinen lepas pantai dan wilayah udara hingga Pulau Siprus yang terbagi secara etnis.
Pada 1996, mereka hampir berperang memperebutkan kepemilikan pulau tak berpenghuni di Laut Aegea.
Prancis, yang telah menyerukan sanksi Uni Eropa terhadap Turki atas pekerjaan penjelajahannya itu, langsung mengadakan latihan militer dengan Yunani di lepas Pulau Kreta pada Kamis (13/8/2020).
Latihan militer Yunani-Prancis pada Kamis di lepas pantai Kreta adalah manifestasi pertama dari komitmen Presiden Emmanuel Macron untuk memperkuat kehadiran Prancis di Mediterania Timur.
(S.S. Kurniawan)
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Peringatan ke Yunani, Erdogan: Jika menyerang kapal Turki, Anda akan membayar mahal")