Find Us On Social Media :

Lupakan China, Musuh Abadi AS Rupanya Negara Timur Tengah yang Kembangkan Nuklir Ini: Bahkan Jika Bukan Trump Presidennya, Masih Bisa Selalu Tegang

By Maymunah Nasution, Kamis, 13 Agustus 2020 | 15:42 WIB

Ilustrasi - Peluncuran rudal Iran

Banyak warga Teheran merasa baik Demokrat maupun Republik tidak mampu melakukan negosiasi seperti yang diharapkan Iran.

Kesepakatan yang dilakukan oleh Mantan Presiden Barack Obama telah mengecewakan Iran cukup dalam, dan itu membuat pejabat Iran akan terapkan kewaspadaan tinggi dan pengecekan latar belakang dalam mengadapi Presiden AS yang pro-diplomasi.

Dengan kata lain, justru menghadapi Iran setelah pemerintahan Trump akan lebih sulit daripada menghadapi Iran sebelum pemerintahan Trump, bahkan walau Teheran sudah menerima pengurangan tekanan ekonomi AS.

Dalam pidato paling barunya pada 31 Juli lalu, Perdana Menteri Ayatollah Ali Khamenei mengulangi ucapannya yang menolak negosiasi dengan AS.

Baca Juga: Obat Penurun Panas Rumahan yang Bisa Dicoba, Termasuk Teh Jahe

"Negosiasi berarti mengabaikan kekuatan regional kita, industri nuklir dan kekuatan militer, jika kita lakukan itu semua, akan ada sanksi," ujarnya.

Penjelasan Khamenei menyangkup alasan kunci strategis di balik alasannya menolak diskusi dengan AS.

Dalam bahasanya, bahkan walaupun Teheran patuh dengan permintaan Washington, AS tetap akan melunjak dan menuntut hal baru.

Khamenei tidak secara langsung sebutkan Biden atau partai Demokrat AS, tapi orang-orang di sekitarnya yang lebih berani berbicara sebutkan nama-nama itu.

Baca Juga: Setelah 800 Tank Membentuk Gerombolan Massa Baju Besi dari 3 Divisi Infanteri yang 'Mencabut' Banyak Nyawa, Lihatlah Bagaimana Israel Kembangkan Senjata Rudal Ganas untuk Membunuh Tank!