Find Us On Social Media :

Sampai Hati Memelas Ingin Hidup di Bawah Negeri Bekas Penjajahnya, Terungkap Fakta Bobroknya Rezim Lebanon dan Mirisnya Kehidupan Rakyat di Beirut, Lebanon

By Afif Khoirul M, Rabu, 12 Agustus 2020 | 15:54 WIB

Ilustrasi kekacauan di Beirut Lebanon.

Konfrontasi besar-besaran terjadi, peluru karet dan gas air mata, kerumunan massa terlihat di mana-mana.

Rakyat Beirut menyuarakan kemarahan mereka pada rezim yang korup, ketidakmampuan penguasa politik mengantisipasi ledakan 2.750 ton amonium nitrat.

Orang-orang penting seperti Perdana Menteri Hassan Diab, seorang Muslim Sunni yang didukung Hizbullah mengundurkan diri.

Kabinetnya memilih menjadi juru kunci sampai pemerintahan baru terbentuk, negara itu diambang kehancuran total, dan jurang kebangkrutan juga menanti.

Lebanon membutuhkan setidaknya 4 miliar poundsterling, untuk memperbaiki kerusakan di kota Beirut tersebut.

Negara itu kini hanya bisa memelas pada bekas penjajahnya, Prancis, yang berusaha memastikan kekosongan politik di Beirut dan menjauhkan dari campur tangan Iran, Arab Saudi, Israel, dan Suriah.

Baca Juga: Kondisi Lebanon Makin Kacau, Catat Rekor Jumlah Kasus Covid-19 Harian Tertinggi Usai Tragedi Ledakan Dahsyat di Beirut