Find Us On Social Media :

AS Kian Semangat Mendesak Perpanjang Embargo Senjata Nuklir Iran, PBB Justru Sebut Washington Tidak Punya Kesempatan Perpanjang Embargo Itu Lagi, 'AS Akan Kalah'

By Maymunah Nasution, Selasa, 11 Agustus 2020 | 19:03 WIB

Nuklir Iran

AS Kian Semangat Mendesak Perpanjang Embargo Senjata Nuklir Iran, PBB Justru Sebut Washington Tidak Punya Kesempatan Perpanjang Embargo Itu Lagi, 'AS Akan Kalah'

Intisari-online.com - Mengutip Reuters, Dewan Keamanan PBB (DK PBB) siapkan voting minggu ini terkait proposal yang diajukan Amerika Serikat (AS) untuk perpanjang embargo senjata Iran.

Tindakan ini dianggap beberapa diplomat dilakukan untuk menggagalkan kemajuan senjata Iran dan menaruh masa depan perjanjian nuklir antara Teheran dan negara adidaya dunia dalam risiko sangat tinggi.

Usaha di menit-menit terakhir oleh Inggris, Perancis dan Jerman untuk menengahi kompromi dengan Rusia dan China dalam perpanjangan embargo senjata sepertinya tidak sukses.

Rusia dan China, sekutu Iran, telah lama menolak usulan AS.

Baca Juga: Dengan Kondisi Sudah Bobrok, Kapal Rongsokan Ini Justru Digunakan Filipina Untuk Melawan Militer Sekuat China di Laut China Selatan, Ternyata Ada Kisah di Baliknya

Diplomat AS di PBB mengatakan tanpa ingin namanya disebut, sebutkan jika memperpanjang embargo senjata Iran dalam bentuk apapun masih kurang dasar-dasar yang penting.

Itu juga akan mengubur upaya untuk melestarikan perjanjian nuklir, sembari tambahkan tidak akan ada kesempatan teks AS akan diadopsi.

Duta Besar AS untuk PBB Kelly Craft mengatakan Rusia dan China ingin mendapatkan keuntungan dari berakhirnya embargo senjata tersebut.

"Rusia dan China menunggu untuk bisa menjual senjata ke Iran," paparnya.

Baca Juga: Dikenal Suka Koleksi Wanita Cantik di Korea Utara, Kim Jong-Un Murka Ungkap Pejabatnya Banyak yang Jadi Mucikari, yang Ketahuan Langsung Dieksekusi Mati

Embargo itu disebutkan akan hangus Oktober mendatang di bawah perjanjian antara Iran, Rusia, China, Jerman, Inggris, Perancis dan AS yang mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

AS mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir sebagai ganti diangkatnya sanksi perdagangan minyak yang rugikan AS.

Meskipun administrasi Donald Trump keluar dari kesepakatan itu pada 2018 lalu, Washington telah mengancam untuk menggunakan ketentuan dalam syarat tertentu untuk memancing semua sanksi dari PBB ke Iran jika Dewan Keamanan tidak memperpanjang embargo senjata Iran.

Sanksi baru, yang disebut juga sebagai pukulan belakang, kemungkinan akan membunuh kesepakatan nuklir karena Iran akan kehilangan insentif besar untuk membatasi aktivitas nuklir mereka.

Baca Juga: Covid Hari Ini 11 Agustus 2020: Ada 128.776 Kasus di Tanah Air, serta Vaksin Corona Siap Diuji Klinis pada Sejumlah Orang di Indonesia

Iran sebelumnya telah melanggar bagian dari perjanjian nuklir dalam merespon penarikan AS dari pakta dan tindakan Washington yang memberi sanksi mereka dengan berat.

"Tujuan administrasi Trump adalah untuk menghancurkan perjanjian nuklir Iran," ujar diplomat Eropa, yang namanya tidak ingin disebutkan.

Perwakilan Khusus AS untuk Iran, Brian Hook menyinggung AS yang ingin memberlakukan kembali semua sanksi PBB ketika dia berkata minggu lalu: "kami perlu memulihkan standar Dewan Keamanan PBB yang tidak memiliki pengayaan."

Pengambilan kembali sanksi PBB akan mengharuskan Iran untuk menangguhkan semua aktivitas yang terkait dengan pengayaan dan pemrosesan ulang, termasuk penelitian dan pengembangan, dan melarang impor apa pun yang dapat berkontribusi pada aktivitas tersebut atau untuk pengembangan sistem pengiriman senjata nuklir.

Baca Juga: Wajahnya Cantik Paripurna, Gadis Ini Nekat Nikahi Pria Miskin Berparas Buruk Rupa Hingga Dicibir Tetangga, Setahun Menikah Rumah Tangganya Berakhir Mengenaskan

Itu akan memberlakukan kembali embargo senjata, melarang Iran mengembangkan rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir dan memberlakukan kembali sanksi yang ditargetkan pada puluhan individu dan entitas.

Negara juga akan didesak untuk memeriksa pengiriman ke dan dari Iran dan diizinkan untuk menyita kargo yang dilarang.

AS memiliki kesempatan nol

Richard Gowan, direktur PBB untuk badan advokasi pencegahan konflik bernama International Crisis Group, mengatakan tidak ada kemunkinan upaya AS untuk memperpanjang embargo senjata akan disetujui.

Baca Juga: Wujudnya Digambarkan Mirip Piramida di Mesir, Bangunan Kuno Misterius Berusia 8.000 Tahun ini Dijaga Ketat Oleh Militer China, Saksi Mata Ungkap Melihat Hal Ini di Bangunan Kuno Itu

Dewan yang telah beroperasi secara virtual itu telah melakukan voting, 15 anggota akan memiliki waktu 24 jam untuk serahkan keputusan mereka dan hasilnya akan diumumkan pada pertemuan publik.

Namun para diplomat mengatakan hanya ada sedikit dukungan untuk proposal AS saat ini.

Rancangan resolusi membutuhkan setidaknya sembilan suara untuk bisa memaksa Rusia dan China menggunakan hak veto mereka.

Namun beberapa diplomat mempertanyakan apakah Washington masih bisa mempertahankan sembilan suara tersebut.

"Semua orang di PBB paham jika resolusi ini hanyalah pembuka tirai untuk pertarungan yang jauh lebih besar atas kesepakatan nuklir Iran," ujar Gowan.

Baca Juga: Obat Biduran Alami yang Harus Dimakan, Termasuk Vitamin-vitamin Ini

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini