Find Us On Social Media :

Senjata Abadi yang Tak Pernah Mati: Mengapa Mortir Berusia 800 Tahun Terus-terusan Eksis di Peperangan?

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 10 Agustus 2020 | 13:29 WIB

Mortir

Pada akhir abad ke-15, mortir berukuran lebih kecil muncul dengan gerbong senjata seperti gerobak dan roda kayu seperti meriam.

Mengubah ketinggian barel dapat memakan waktu lama jika dilakukan dengan balok kayu dan irisan yang ditempatkan di bawah tong mortir.

Itu adalah proposisi yang jauh lebih cerdas, terutama dengan mortar yang lebih besar, untuk melemparkan atau mengelasnya dengan trunnion, lugs silinder di setiap sisi laras yang dapat digunakan untuk mengatur dan mengubah ketinggian laras.

Sekitar tahun 1470, ini adalah teknik dasar pembuatan mortir yang khas.

Baca Juga: Punya Kemampuan Tak Main-main, Ini 5 Fakta Pasukan Khusus Raider Kostrad, Pasukan Pemburu Kelompok Separatis Egianus Kogoya di Papua

Inovasi dalam Ukuran dan Bidikan

Mortir besar mulai beroperasi pada akhir abad ke-15.

Salah satu yang terbesar memiliki lubang sebesar 35 inci.

Knights Hospitallers of the Order of St. John yang selalu inovatif membalas tiga meriam perunggu berdiameter 25 inci yang dibawa Turki untuk mengepung pulau Rhodes pada tahun 1480 dengan mortir perunggu 25 inci yang cocok di dalam tembok kota yang menjatuhkan 100 Tembakan batu.

Baca Juga: Terus Digadang-gadang akan Jadi Raksasa Ekonomi Dunia, Indonesia Justru Jadi Negara yang Paling Sedikit Diberitakan di Dunia, Mengapa?