Waspadalah! Makanan Terfavorit Orang Indonesia ini Ternyata Menjadi Penyebab Kanker Nasofaring, Penyakit Ganas Terbanyak Peringkat Keempat

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Penyebab kanker sangat banyak. Mulai dari faktor keturunan, lingkungan yang kotor, polusi yang buruk, asap rokok, dan makanan berpengawet.

Intisari-Online.com - Pada Mei 2019, salah satu ustaz kondang yang juga pemuka agama yaitu Ustaz Arifin Ilham meninggal dunia karena kanker nasofaring.

Sebelumnya sang anak juga mengabarkan kondisi ayahnya kritis, namun tak lama salah satu istri Ustaz Arifin memberitahukan jika kondisi suaminya kembali stabil, hingga sang pendakwah akhirnya meninggal dunia.

Di Indonesia kanker nasofaring merupakan penyakit yang menempati peringkat ke empat terbanyak dari seluruh penyakit ganas lainya.

Perbandingan terjangkitnya kanker nasofaring di Indonesia yaitu 4,7 kasus per 100.000 penduduk.

Baca Juga: Kisah Pilu Sarah Fares, Paramedis yang Meninggal dalam Ledakan Beirut, Hendak Menikah Tahun Depan hingga Keluarganya Adakan Pesat Pernikahan untuk Melepas Kepergiannya

Seperti dikutip dari kompas.com, Di RSCM tercatat rata-rata 100 kasus baru karsinoma nasofaring per tahun, di RS kanker Dharmais 70 kasus baru per tahun, dan di RS Hasan Sadikin Bandung 60 kasus baru per tahun.

”Angka kasus pada pria 2,18 kali lebih tinggi daripada perempuan,” jelas dokter spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) dari Rumah Sakit kanker Dharmais, Budianto Komari.

IKAN ASIN PICU KANKER NASOFARING

Penyebab kanker sangat banyak.

Baca Juga: Hanya Tinggal Disuarakan AS yang Terang-terangan Pilih Kasih, Nasib Konflik Israel-Palestina Kini Nyaris Tak Lagi Dipikirkan Dunia, Masih Mungkinkah Perdamaian Tercipta?

Mulai dari faktor keturunan, lingkungan yang kotor, polusi yang buruk, asap rokok, dan makanan dan minuman berpengawet.

Nah, mungkin sedikit yang tahu, penelitian ikan asin sebagai makanan pemicu kanker sudah diteliti sejak lama.

Dikutip situs NCBI, bahkan pada tahun 60 dan 70-an sempat diadakan penelitian kaitan konsumsi ikan asin pada kejadian kanker nasofaring atau kanker tenggorokan.

Sebabnya, dalam masyarakat yang kasus penderita kanker nasofaring tinggi, ditemukan fakta bahwa mereka hobi makan asin setiap hari.

Baca Juga: Anak Denada Menderita Leukimia, Tanpa Sadar Makanan yang Sering Dikonsumsi Ini Jadi Penyebabnya, Ibu Hamil Juga Harus Hati-hati!

Dan risiko ini menjadi berlipat bila kebiasaan makan ikan asin ini dimulai sejak kecil.

Mulai usia anak mendapatkan MPASI sampai usia 10 tahun, dibandingkan dengan seseorang yang mengonsumsinya di usia 45 tahun ke atas.

Setelah itu, berbagai penelitian pun berkembang di beberapa negara dan semakin menguatkan, ikan asin memperbesar peluang terjadinya kanker tenggorokan atau kanker nasofaring.

Baca Juga: Covid Hari Ini 9 Agustus 2020, Lansia Ini Jahit Ratusan Masker, Topang Ekonomi Keluarga dan Bantu Sesama: Pemuda Harus Malu Kalau Kalah Sama Kaum Tua

Apa hubungan makanan favorit orang Indonesia di berbagai kalangan ini pada kanker tenggorokan?

Adalah zat bernama nitrosamine yang menjadi biang keladi.

Nitrosamin (nitrosamine) adalah senyawa karsogenik (penyebab kanker) yang terdapat pada makanan yang diawetkan oleh nitrit.

Nitrit sering digunakan untuk mengawetkan daging, ikan dan keju agar bakteri pembusuk tidak dapat berkembangbiak.

Baca Juga: Dibangun dengan Biaya 5 Kali Anggaran Militer Indonesia, Inilah B-29 Superfortress Bockscar, Penentu Akhir Perang Dunia II yang Dikutuk Dunia

Zat ini terdapat pada ikan asin yang telah diawetkan lewat proses penggaraman dan penyinaran sinar matahari dalam waktu lama.

Bila zat ini masuk ke dalam lambung, Ditambah dengan adanya kandungan garam yang sangat tinggi, dikhawatirkan hal ini akan memicu pertumbuhan sel abnormal di bagian tenggorokan yang akhirnya bisa berubah menjadi kanker.

Selain itu, kandungan nitrosamine ini ternyata juga akan membuat kita lebih rentan terpapar virus Epstein-barr (EBV) yang merupakan pemicu utama dari kanker tenggorokan.

Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) menyebut kandungan nitrosamine sebagai salah satu zat yang bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker.

Baca Juga: Terkuak, Bukan Laut China Selatan, Inilah 'Kepentingan Inti' China di Asia Pasifik, Tak Segan-segan Lepaskan 'Tembakan Kedua' Jika Sampai Amerika Serikat Gegabah

Biasanya kandungan nitrosamine banyak pada ikan asin, daging asap, kornet, dan makanan lainnya.

Hanya saja, tidak semua jenis ikan asin punya kandungan nitrosamine.

Semuanya tergantung seberapa banyak ikan itu diberi garam, berapa lama disinari, juga tempat penyimpanan ikan tersebut.

Sayangnya, konsumen tak pernah tahu dengan proses pengolahan itu.

Untuk itu, batasi konsumsi ikan asin dalam menu harian kita.

Daripada mengonsumsi ikan asin, kenapa tidak mengonsumsi ikan segar atau ikan laut segar yang jauh lebih sehat.

Baca Juga: Masuk Daftar Pasukan Khusus Paling Mematikan di Dunia Bersama Navy Seal dan SAS, Kopassus Disegani karena Aksi 3 Menitnya yang Legendaris Ini

Selain berisiko tinggi menyebabkan kanker tenggorokan, kandungan nutrisi ikan asin juga sudah terkikis habis oleh proses pengawetan, serta kandungan garamnya yang sangat tinggi.

Asal tahu saja, makanan dengan kandungan garam tinggi berisiko menyebabkan berbagai penyakit dan gangguan kesehatan seperti jatung, stroke, hipertensi, dan lain-lain.

Artikel ini pernah tayang di Nakita.grid.id dengan judul "Makanan Terfavorit Orang Indonesia ini Ternyata Menjadi Penyebab Kanker Nasofaring yang Merenggut Nyawa Ustaz Arifin Ilham"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait